Bab 6: Overthinking

31 4 0
                                    


Pekan ulangan harian sudah selesai, tapi aku masih harus mempersiapkan diri untuk semifinal debate competition yang sudah semakin dekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pekan ulangan harian sudah selesai, tapi aku masih harus mempersiapkan diri untuk semifinal debate competition yang sudah semakin dekat. Rival yang aku dan Sean akan hadapi kali ini adalah siswa siswi SMA Bestari, yang juga kerap berkompetisi dengan SMA Citra Buana dalam bidang olahraga seperti futsal, basket dan voli.

Kata Sean, aku juga enggak boleh minder meskipun tahu kalau guru bahasa Inggris SMA Bestari adalah seorang native speaker. Tapi, hal itu bikin aku kepikiran sampai suka bengong saat jam pelajaran. Untungnya, ada Shena, Ghea sama Kak Sharon yang selalu menyemangati.

Mereka tahu kalau aku merasa kelelahan, sampai mengajak hangout ke toko buku, lalu jajan es hop hop dan crepes karena aku diberi uang saku lebih hari ini. Hehe.

Lalu, kami pun beranjak ke foodcourt dan memesan ramen. Kebetulan, lagi ada diskon khusus pelajar dengan gratis lemon tea.

"Senang banget deh, bisa nemu buku biografi Justin Bieber di mall ini. Akhirnya bisa beli juga, pas SMP dulu belum kesampaian soalnya ortu banyak keperluan."

Aku membuka buku tebal ditanganku dengan penuh semangat. Demi Justin Bieber penyanyi kesukaanku yang ganteng dan keren, aku rela membeli buku ini untuk mencari tahu banyak hal tentangnya.

"Wah, Justin nulis tentang Bali juga? Keren sih, berarti dia ingat sama fans yang di Indonesia ya." Shena ikut mengintip isi buku tersebut, sambil menggigit  potongan terakhir crepes-nya.

"Sayang banget Rin, pas Justin konser di Indonesia dulu kita belum kenal. Kalau udah, gue kasih tiketnya buat lo satu karena kakak gue tuh dulu kerja jadi tim promotor-nya." Ucapan Ghea membuat aku terkejut dan tak jadi menyesap minumanku.

Saking terkejutnya, aku juga hampir mengambil ramen milik Shena yang lebih pedas.

"Sumpah, Ghe?! Tapi, kalau dulu gue nonton pasti harus didampingi orang dewasa kan? Waktu itu, kakak gue juga mau nikah jadi ya bakal sulit sih dapat izin dari ortu."

"Kakak baru ingat, ada sepupu yang tinggal di LA dan dia juga fans nya Justin Bieber. Kalau nanti dia konser lagi, kakak bakal minta tolong beliin tiketnya buat kamu. Mau?"

Kak Sharon yang masih menambahkan tempura udang ke mangkuk ramennya pun, lantas memberikanku tawaran yang luar biasa.

Mataku membulat karena senang, namun aku tetap tidak ingin merepotkan Kak Sharon.

"Mau banget, Kak.. tapi seriusan boleh? Bukannya mahal, ya Kak?"

Kak Sharon tersenyum lebar dengan matanya yang berbinar.

"Boleh dong, aku enggak masalah kok. Kan, kamu temen aku. Sama kayak Sean, dia suka liburan bareng keluargaku juga."

"Kakak dekat banget sama Sean ya?"
tanyaku hati-hati, supaya enggak terkesan terlalu kepo.

Kak Sharon mengulum bibirnya seraya mengangguk. Dari tatapannya dia terlihat agak ragu dan gelisah.

" Sean adik kelasku waktu SD terus kita jadi dekat karena suka les bahasa Inggris bareng. Orangtua kita juga rekan bisnis, makanya akrab. Jadi, dia udah aku anggap kayak adikku sendiri."

BANANA CHIPSWhere stories live. Discover now