8

246 31 7
                                    


"Bagaimana kabarmu medhtanan?. Lama kita tak berjumpa na?".

"Seperti inilah...., menua namun tetap aktif".

"Hahaha..... semakin tua rasanya semakin kita tak bisa diam na?".

"Benar. Hahaha.....".

Nenek medhtanan bertegur sapa dengan salah satu teman lamanya diacara pernikahan salah satu keluarga kelas atas bernama suphakorn.

"Tapi tumben sekali kau datang ke acara seperti ini na?. Biasanya kau hanya menghadiri acara keluarga keluarga utama saja!". Sindir teman nenek medhtanan padanya. "Atau jangan jangan..... kau sedang mengincar seorang calon untuk kedua cucumu huh?".

"Pft.....". Nenek medhtanan hanya tertawa malas. "Anak jaman sekarang tak lagi seperti kita dulu yang menuruti saja pilihan orang tua kita. Generasi kini sungguh keras kepala!".

"Hmn!. Kau benar sekali!. Kau mau tau?. Cucuku bahkan seminggu lalu menangis memohon padaku untuk membantunya meminta restu kedua orang tuanya untuk melamar seorang omega disekolahnya!. Haiss.....".

"What?!. Bukannya cucumu masih sekolah menengah atas?".

"Yah begitulah!. Dia sangat menyukai omega itu hingga meminta ijin untuk memberikan omega itu kalung lambang keluarga kami!".

"Lalu?. Apa berhasil?. Omega itu menerimanya?". Nenek medhtanan cukup penasaran.

Teman nenek medhtanan menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sedih.

"Tunggu mengapa kau terlihat sedih?. Bukankah itu bagus?. Kau tentu tak ingin cucumu menikah dengan sembarang omega bukan?".

"Awalnya kami semua senang mengetahui bahwa cucuku ditolak. Tapi ketika melihat betapa hancur hatinya, kami sadar bahwa cucuku sangat mencintainya. Huft... pada akhirnya aku sadar bahwa yang terpenting bagiku kini bukan lagi status namun kebahagiaan anak dan cucuku".

Mendengar hal itu nenek medhtanan pun terdiam.

Dia tak percaya teman baiknya mengatakan hal serapuh itu.

Entah mengapa pikiran nenek medhtanan tiba tiba teringat pada sosok pelayan pribadi cucunya itu.

Omega berhati dingin yang nampaknya tak menganggap cinta adalah hal penting.

Sosok muda malang yang dia sadari menjalani hidupnya dengan cara yang keras.

"Nyonya.......". Bisik pelayan pribadi nenek mendhtanan memberinya kode bahwa seseorang yang dia ingin lihat telah tiba.

Tatapan nenek medhtanan seketika menatap ke beberapa sosok orang dari keluarga utama suphakorn yang baru saja tiba itu.

Seketia semua memberi mereka jalan.

Yang paling mencolok adalah tiga sosok yang berjalan paling depan.

Seorang alpha dominan pria yang telah menjadi kepala utama keluarga suphakorn, seorang alpha perempuan yang merupakan istri dari kepala keluarga suphakorn, dan seorang ......

"Aru kirakorn......". Gumam nenek medhtanan menatap omega pria yang berjalan disisi kanan sang kepala utama keluarga suphakorn.

Omega yang penampilannya selalu membuat semua orang yang menatapnya bingung itu adalah pelayan pribadi sang kepala keluarga suphakorn.

Mengapa semua orang bingung?.

Karena tak satupun darinya membuatnya terlihat seperti seorang pelayan. Bahkan tidak pakaiannya.

Apa yang dia kenakan dari kepala hingga ujung kakinya lebih mahal dari apa yang sang nyonya kenakan.

Dia berjalan tepat disebelah kanan sang tuan dimana tuannya selalu menempatkan tangannya dipinggangnya.

Leave me here alone (End)Where stories live. Discover now