12

241 30 13
                                    

"Lihat .... lihat ....  itu tin medhtanan".

"Woah auranya sangat luar biasa..... ini kali pertama aku melihat alpha muda yang memiliki aura sepertinya".

"Benar. Ini juga kali pertama bagiku. Bukan hanya itu, lihat betapa tampan dia, pasti banyak orang yang mengantri mendekatinya".

"Pft.... mustahil. Lihat saja wajah anjing penjaganya itu".

Beberapa senior yang sedang bergosip itupun segera menatap ke arah pria bertubuh sedikit lebih kecil yang selalu berjalan didekat tin.

"Dia?". Senior itu menunjuk can yang nampak sedang menatap dengan datar seorang wanita omega yang sedang mengajak tin bicara. "Oh?. Dia Pria .......alpha?. Atau beta?".

"Dia omega dan dia pelayan tin sejak sekolah menengah atas. Ku dengar dia tak pernah main main saat melakukan tugasnya. Jika urusanmu tak penting maka kau tak akan bisa bicara dengan tin".

"Pft....dia hanya pelayan kan?. Apa hak nya melarang?".

"Well ini yang unik. Tin tak pernah nampak risih dengan cara pelayannya menjauhkan semua orang darinya. Bahkan tul sendiri memperkenalkan pelayan itu sebagai adiknya!".

Para senior itu nampak terheran heran dengan informasi itu.

Jujur saja, dikampus mereka banyak alpha memiliki pelayan pribadi yang juga sekolah dengan mereka. Tapi tak pernah ada yang seperti ini.

"Well, team dan noah juga aneh kan?". Ucap senior mengingatkan temannya yang lain bahwa ada lagi pasangan tuan muda dan pelayan yang hubungannya aneh.

"Oh yang satu itu malah lebih aneh. Noah sebagai pelayan malah tak pernah melakukan tugasnya dan tanpa rasa takut mengklaim ke semua orang bahwa team adalah soulmatenya".

"Pft... ". Mereka tertawa ketika mengingat teman mereka yang satu itu.

Noah memang seperti manusia yang fungsi otaknya tak bekerja dengan baik.

Dia tak perduli apapun di dunia ini. Baginya yang terpenting adalah dia menjadi dirinya sendiri dan tak palsu.

"Oi panjang umur, .. lihat..., itu team dan noah!".

Semua pasang mata seketika menatap ke arah 2 pasang tuan muda dan pelayan itu.

"Can!".

Seorang pria alpha memeluk can dengan erat.

*deg!*

Dua pasang mata segera terbuka lebar seakan mengeluarkan laser saat melihat hal itu.

"P'team?". Can yang awalnya cukup terkejut dan bersiap menyerang pria itu mengurungkan niatnya saat menyadari pelakunya adalah mantan tuan mudanya.

"Can, bagaimana kabarmu hmn?. Lihat kau sekarang. Kau sudah semakin tampan. Aku merindukanmu". Ucap team sembari mencubit gemas pipi can.

"Apa apaan ini?". Yah tentu saja tin tak akan suka melihat can disentuh alpha lain.

"Hmn, tuan muda. Ini p'team. Dulu saya bekerja untuk beliau". Can memperkenalkan team pada tin.

"Oh.. yang kau bilang melakukan kekerasan padamu itu?". Ucap tin dengan suara angkuhnya.

*bug!*

"Ouch!". Tin meringis ketika kakinya ditendang oleh can.

"Kekerasan?". Team menatap can bingung.

"Oh itu.... tuan muda saya suka bercanda p'. Hehe.....". Can menelan ludahnya dengan gugup tak menyangka tin mengingat candaannya dulu.

Tapi sesungguhnya candaan can itu tak sepenuhnya bohong. Itu benar, namun situasinya saja yang berbeda.

Leave me here alone (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang