Bagian 24

1.5K 228 3
                                    

Attention
-Jingga Senja-

○○○●●●○○○

Sebuah penghinaan bukanlah hal pertama yang Nayla dapatkan, seharusnya dia tidak merasa kaget akan hal itu. Iya, seharusnya.
Tetapi hari ini untuk pertama kalinya Nayla dibuat down karena hinaan tersebut. Rasanya seperti Nayla merasa malu hebat apalagi ketika Hani yang kelihatan sangat kecewa. Atau mungkin sekarang temannya yang lain pun merasakan hal yang sama, bahwa dirinya yang selama ini dikenal memiliki masa lalu sebagai seorang pembully ternyata memiliki penyakit yang mana sewaktu-waktu juga bisa menyakiti mereka.

Dulu, ketika orang-orang menghinanya, mengataka bahwa dirinya memiliki seorang ayah penjahat, Nayla merasa sangat takut namun ketakutan tersebut membuat Nayla menjadi berani untuk membalas hinaan mereka dengan sebuah pukulan. Nayla berubah menjadi bengis dan juga egois agar orang-orang takut kepadanya dan tidak lagi berani menyakitinya, meskipun tahu bahwa tindakannya adalah kesalahan tetapi Nayla tetap melakukannya agar dirinya tetap aman dan kembali menjadi korban perundungan seperti sebelum-sebelumnya.

Tetapi sekarang, setelah alam sadarnya telah sepenuhnya kembali, Nayla menyesal. Andai dia bisa memutar waktu, Nayla tidak akan pernah menyakiti siapapun termasuk Luna. Meski sakitnya pengkhianatan Nayla tidak akan menyakiti mantan sahabatnya itu dan akan membiarkan dirinya dikung-kung kebodohan. Karena sekarang kepercayaan orang-orang terdekatnyalah yang menjadi jaminan. Nayla tidak ada bedanya dengan mereka yang dulu telah menyakitinya.

"Lala tunggu sebentar! Lala jangan panik dan dengerin gue dulu!" Dan Nayla pun tidak tahu mengapa Bayu terus saja membuntutinya sembari memanggil namanya tanpa lelah.

"Apalagi yang harus gue denger?!" Gadia itu lantas membentak seraya berbalik dan menatap sengit sosok Bayu yang terlihat terengah-engah. Pemuda itu memejamkan matanya sejenak.

"Gue tau apa yang lo pikirin sekarang, tapi gue berharap lo gak salah paham sama gue." Nayla menarik sudut atas bibirnya. Saat ini Nayla ingin sekali rasanya berteriak dan menendang apapun yang ada dihadapannya, kepalanya terasa sangat panas padahal ini masih pagi.

"Emang lo tau apa yang gue pikirin?"

Bay menganggukan kepalanya begitu mantap. "Lo pasti berpikir gue kan yang udah buat video itu?" Tawa Nayla seketika berderai.

"Emang siapa lagi yang pantas dituduh selain lo dan Leo. Lo adalah temennya Leo, lo deket sama dia dan lo tau kalo gue ini sakit." Kembali, Bayu menggeleng, seolah menepis tuduhan Nayla padanya.

"Lo salah. Gue gak pernah buat video itu ataupun kasih tau Leo tentang penyakit lo-"

"Dan lo pikir gue percaya?" Bayu mendesis pelan. Rasanya begitu frustasi ketika melihat Nayla yang dipenuhi kebencian untuknya. "Kepercayaan gue hancur dari saat lo bilang kalo gue terlalu buruk buat lo. Gue tau gue kekanakan, yang menganggap cinta monyet sebagai keseriusan, tapi lo gak bisa nyepelein rasa sakit hati gue ketika lo sama seperti mereka yang menghina gue. Gue gak akan lupa, Bayu, gimana rendahnya lo natap gue waktu itu. Gue gak akan mempermasalahkan jika waktu itu lo pergi gitu aja, tapi yang gak bisa gue terima kenapa lo harus sama seperti mereka?" tutur Nayla menggebu-gebu, menunjuk kasar bahu Bayu yang lebih tinggi darinya.

"Gue tau gue salah dan gue menyesal karena udah nyakitin hati lo. Tapi demi Tuhan, Nayla, gue gak pernah bisa tidur dengan nyenyak setelah buat lo sakit hati. Dan sekarang, biarin gue nebus kesalahan gue. Gue gak pernah kasih tau siapapun tentang penyakit lo bahkan sama Leo sekalipun!" Nayla menatap tangan Bayu yang memegang bahunya. Ia terdiam, mencerna apa yang Bayu katakan penuh dengan kesungguhan. Namun sayangnya hal itu tak serta merta membuatnya luluh, hingga yang bisa Nayla lakukan adalah menepis tangan itu dari tubuhnya.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang