Bagian 33

2K 280 7
                                    

Attention
-Jingga Senja-


○○○●●●○○○


"Padahal wali kelas Mbak udah kasih izin buat nyusul aja, lho, tapi kamunya malah maksa mau masuk."

Nayla menarik ransel kuningnya sebelum akhirnya menatap sang Mama yang masih dilanda khawatir ketika dirinya memaksa untuk tetap masuk ke sekolah. Nayla sudah cukup beristirahat terlebih hari ini adalah hari pertama ulangan yang mana Nayla tidak ingin ketinggalan, dia mau berjuang bersama teman-temannya juga diatas bangku sekolah yang sudah sangat Nayla rindukan. Meski Nayla tidak bisa menebak apa yang akan dirinya dapatkan hari ini disekolah setelah kejadian menyakitkan itu.

Tapi Nayla sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk bangkit dan mencoba untuk tak trauma, dia memiliki keluarga, sahabat dan juga dokter yang mendukungnya, jadi Nayla tidak merasa takut.

"Ma, hari ini cuman sebentar gak pulang sore kayak biasanya. Mama tenang aja, Lala kan sekelas sama Nana, jadi Mama gak perlu khawati. Oke?" Melihat binar penub harap dari bola mata sang putri, mana mungkin Kinara tega menghalanginya. Wanita bersanggul acak itu lantas membuang napasnya asal dan mengusap lembut puncak kepala putrinya.

"Kalo ada apa-apa kasih tau Mama, ya?" Nayla tertawa kecil dan mengangguk cepat.

"Oke!"

"Ah, satu lagi ... jangan lupa ucapin terima kasih Mama sama Bayu." Ucapan Kinara barusan sukses membuat Nayla memasang tampang bingung. "Bayu yang udah bantu kita, dia dapatin video ketika kamu jatuh dari anak yang jadi saksi tapi gak berani ungkapin. Bagaimanapun juga kita berhutang sama dia," lanjut sang Mama seolah mengetahui apa yang berada dalam pikiran Nayla.

Itu tandanya ada saksi lain selain Haykal?

Sebuah ketukan dipintu membuat kedua perempuan itu sama-sama menolehkan perhatian mereka, dan sosok Sagara yang sudah rapih dengan setelan kerjanya mendekat. "Temen-temennya Mbak Lala udah pada dateng didepan, Ayah kira mau berangkat bareng Ayah." Kening Nayla seketika berkerut. Teman-teman?

Senyuman manis dari wajah-wajah anak muda, terlihat begitu segar menyapa pandangan Kinara dan juga Sagara ketika mereka mengantar putri mereka ke depan. Menyadari bahwa anak mereka memiliki teman yang solid dan juga begitu perhatian, membuat Kinara maupun Sagara merasa amat berterima kasih kepada mereka. Usia mereka mungkin sedang dalam tahap labil-labilnya, tetapi mereka begitu berani melawan semua orang yang melukai Nayla.

"Lala!" Hani berseru sembari melambaikan tangannya tinggi-tinggi dari atas motornya bersama Haykal, begitupula dengan yang lainnya. Namun Nayla tetap merasakan kekosongan ketika menyadari bahwa sekarang, temannya hilang satu.

"Ayo, La!" Nares yang berdiri didepan Nayla mengulurkan tangannya membuat Nayla diam sejenak seraya menatapnya. Sedangkan disisi pemuda itu, Jo terlihat melemparkan senyuman kearahnya. "Tongkatnya titip ke Jo aja, kasian gak ada boncengan." Haykal tiba-tiba berceletuk dan sukses menarik tawa orang sekitarnya.

Kaki Nayla masih sebelum sepenuhnya pulih dan sementar harus berjalan dengan kruk. Gadis itu lantas menyerahkan tongkatnya kepada Jo yang langsung diterima dengan senang hati oleh lelaki itu.

"Kami berangkat dulu Tante, Om!" Kinara dan Sagara membalas lambaian tangan mereka seraya tertawa kecil, memberitahu pada mereka untuk berhati-hati.

Nayla memegang kedua sisi pinggang Nares dan menatap wajah pemuda itu dari spion. "Na?" Panggilanya.

"Apa?"

"Kalo ada Beby pasti lebih seru, 'kan?" Pertanyaan itu sukses membuat Nares terdiam.

Sesampainya diparkiran sekolah, ke empat murid itu berhasil menjadi pusat perhatian para siswa yang berkerumun didepan papan mading lantai pertama. Mereka refleks menyingkir seolah memberikan Nayla jalan, begitupula dengan yang lainnya.

Attention - Goodbye Winter✔ (TAMAT)Where stories live. Discover now