37. Tentang Kai

3.2K 354 31
                                    




(Foto sudah dihapus)




LEO POV

Saya sudah punya hak untuk mendidik Kai. Ketika Jo memberi kesempatan berdampingan dengan Kai, artinya Jo memberi tanggung jawab atas pola pikir, sifat, dan perilaku Kai untuk di arahkan sesuai dengan lingkungan sekitar.

Kai sudah belasan tahun hidup di lingkungan 'aman' keluarga mr.Ji, sekarang dengan tanpa aba aba dia mencari jati diri tanpa keluarga.

Tidak bermaksud keluarga mr.Ji menelantarkan Kai. Ada faktor faktor yang memang semua terjadi dengan natural. Hingga pada keadaan Jo sedang berusaha mempercayakan Kai untuk saya ambil alih.

Hati saya seringkali sakit ketika melihat mata dan gerak gerak Kai. Seperti kosong.

Apa rasanya hidup seperti itu?

Tidak kenal Ibu kandung, Bapak kandung, yang Kai rasakan bukan kerinduan tapi hilang arah.

Diam dan cuek nya Kai atas dasar rasa legowo menerima keadaan diri. Saya tidak akan mengajarinya tentang ikhlas dan sabar. Hatinya sudah lapang dada bahkan lebih luas dari hati saya.

Saya lirik sekilas kai yang duduk diam di sebelah saya melihat jalanan depan.

"Sayangku"

"Hah?" Kai noleh ke saya

Hahahaaaha, wajah spontannya lucu. Dimata saya, dia sederhana dan manis.

"Apa an?" Dia ngulang pertanyaannya

"Cium..." saya ulur kan lengan kiri untuk Kai cium

"...." dia menuruti mau saya

"Ini" sekali lagi saya letakkan telapak tangan kiri saya didepan bibirnya agar Kai cium

"...."kai masih nurut

"One more" punggung tangan kiri saya

"...."dia sekilas lirik saya lalu cium telapak tangan kiri saya.

Anggap saja ini teknik dukun dari saya untuk menakhlukan Kai HAHAHHHAHA!!!.

"Ga mampir jajan?" Tanya saya selagi perjalanan ke hotel tinggal 2 kilometer,

"Gak, mau rebahan aku, capek ngantuk" kai beneran ngantuk.

Siap my baby bos!

Saya sudah mempunyai gambaran tentang sikap Kai. Anak remaja yang tidak ekspresif, menyembunyikan suka dukanya. Bukan karena dia kuat tapi hanya sedang ngerem untuk tidak terbawa arus perasaan nya sendiri.

Bahagianya tidak ingin dia perlihatkan, begitu pula sedihnya. Ketakutan dan khawatirnya menutupi keinginan untuk berekspresi.

Jo bilang ke saya tentang beberapa daily moment Kai. Pertemuan saya dengan Jo banyak membahas daily Kai. Dengan maksud bahwa saya tidak salah paham kenapa Kai punya fasilitas lebih istimewa dari Jo dan Joan, punya banyak aturan dari Keluarga mr. Ji.

Tentang Kai yang berada di satu lantai khusus untuk dirinya. Kai mempunyai beberapa kekurangan. Sudah termasuk ke gangguan secara mental dan fisik.

Itu menjadi alasan bahwa mr.Ji belum memperbolehkan Kai kuliah dan jauh dari keluarga. Tapi Kai tidak mengerti saat itu.

Kai tau akan kekurangannya tapi dia tidak ingin menjadikan itu penghalang aktivitas keseharian.

Aga pun juga lugas bercerita bahwa Kai masih sulit menghafal urutan Hari, Bulan bahkan mengingat tanggal tanggal tertentu. Dailynya bergantung dengan catatan catatan jangka pendek.

Dengan keadaan seperti itu, Kai menjadi over untuk bekerja, selalu menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan sesegera mungkin. Dia takut lewat hari. Kekurangannya menjadi sebuah petaka kapan saja.

Hingga keadaan fisiknya ikut rusak.

Kasih, Ku Tak Sempurna (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang