40 || Apa Lagi Ini?

42 3 0
                                    

Enjoy sama ceritanya 🌻

Enjoy sama ceritanya 🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rumah terlihat sepi tak berpenghuni membuat seseorang leluasa untuk memasuki kediaman Alexander.

Langkah lebarnya membawa dia ke salah satu papan menjulang tinggi berwarna putih di lantai dua. Tidak salam atau mengetuknya, dia langsung masuk begitu saja.

Beruntung, pemilik kamar tertidur. Pemandangan pertama menyapu mata adalah sosok gadis meringkuk di bawah selimut tebal karakter boy band Korea Selatan. Sesuai kesukaannya.

Usai menutup pintu. Orang berpakaian serba hitam dengan rambut acak-acakan itu mendekat ke arah ranjang.

Sampai di hadapannya, dia berjongkok mensejajarkan posisi dengan gadis tak lain adalah Anara.

Wajah cantik itu dipenuhi air mata setengah mengering. Bisa dipastikan, bahwa dia tertidur setelah lelah menangis.

Tangan kekar berurat itu diangkat. Kemudian bergerak menyingkirkan anak rambut menutup mata hazel, Anara.

Sempurna. Wajah ayu itu bisa di lihat jelas dengan jarak begitu dekat.

Rindu. Satu kata menggambarkan perasaan sosok misterius. Akhirnya, lama tak jumpa dan menahan gejolak hati dia bisa bertatap dengan Anara sedekat ini.

Pengecut. Mungkin kata itu pantas untuknya karena dia tidak mampu menemui Anara secara terang-terangan.

Dielus kepala Anara begitu lembut penuh kasih sayang, "Ra, capek banget pasti, ya? Sampe ketiduran abis nangis gini.

"Ra, kenapa kamu diem aja selama ini? Kenapa kamu selalu pake topeng, sih? Apa aku sebegitu gak penting di kehidupan kamu, sampe hal kaya gitu aja kamu gak kasih tau aku," lirihnya.

"Sesekali padahal gak papa loh, kamu terlihat rapuh. Jangan terus berusaha terlihat kuat saat sebenernya kamu itu lemah."

"Pasti di sini sakit banget." Orang misterius itu menunjukkan dada Anara, "Gak bisa bayangin seberapa banyak luka batin atau fisik kamu selama ini," lanjutnya.

"Cuma kenapa kamu begitu lihai nutupin itu semua dari orang-orang. Entah mereka begitu bodoh atau kamu terlalu pintar bermain peran."

Mata sosok itu terlihat berkaca-kaca saat mengatakan kata demi kata keluar dari mulutnya.

"Stop, Ra. Jangan mendem apapun lagi sendiri saat banyak orang disekitar kamu pasti bisa bantu kesusahan kamu. Jatohnya kita sama-sama bodoh." Orang misterius itu memandang dalam setiap inci wajah Anara.

Mata membengkak, rambut acak-acakan, pipi chubby semakin tirus, terlihat kerutan di dahi. Sungguh, sangat malang nasib Anara.

Anara tak terusik sedikitpun, padahal dia terus mengelus surai hitam miliknya. Namun, memang dasarnya lelah dan kebo.

ARKANARA {Sahabat Tapi Menikah} Where stories live. Discover now