41 || Kekecewaan

49 3 2
                                    

Allo, pembaca setia Arkan dan Anara 👋☺️

Lama banget aku gak update lagi dan kirain aku gak akan ada yang baca cerita ini lagi, tapi ternyata masih ada juga yang baca.

Okey, aku bakal update lagi dengan terpenuhi atau enggaknya target aku.

Di sini aku mau nyelesain cerita yang udah aku buat, tanggung kalau gantung part nya udah banyak yang aku buat, hehehe.

Semoga kalian suka sama part kali ini, walaupun gak banyak.

Part berikutnya bakal aku banyakin lagi, karena ini baru permulaan setelah aku gak update lama.

_____

Kaki mungil dibalut sepatu sneaker shoes putih itu di injakan ke area lapangan. Namun, baru satu langkah, tubuhnya mematung mendengar perkataan dari pengeras suara.

"Arkan, aku mau hubungan kita di denger sama semua anak-anak di sekolah ini. Biar mereka tau, bahwa aku dan kamu saling mencintai," ujar Rere lantang.

Riuh suara anak-anak di sana menyuruh Arkan mengungkapkan hubungan mereka. Terlihat mereka mendukung ikatan keduanya.

"Ra, kamu gak papa?" Sebuah tangan menepuk pundak menyadarkan keterdiaman Anara.

"I'm okey." Anara menatap lurus ke arah Arkan tengah berdiri di sana dengan tangan digenggam oleh Rere.

Derel, lelaki yang menepuk pundak Anara menatapnya prihatin. Dia tahu, pasti hati Anara sedang diporakporandakan. Terlihat tatapan penuh kekecewaan dan kesedihan mendalam.

"Ikut gue. Omongan mereka gak bermutu buat di denger, Ra." Tangan kekar itu menggema jari-jari kecil Anara menarik paksa.

"Gue pengen denger seberapa jauh hubungan mereka." Anara menatap penuh permohonan ke arah Derel.

Bisa Derel lihat Anara sangat ingin, "Setelah itu ikut gue."

"Okey."

Keduanya mendekatin anak-anak yang masih berada di lapangan. Genggaman tangan Derel dia pererat saat semakin terus berjalan.

Derel bisa merasakan getaran tubuh Anara saat Rere mengumumkan bahwa dirinya dan Arkan telah memiliki hubungan.

"Dengan di saksikan oleh ratusan murid SMA Sagitarius. Di bawah langit cerah dengan awan biru menampilkan keindahannya. Mulai saat ini Reina Aliani Maheswari dan Arkan Narana Prasetya telah resmi berpacaran." Arkan mengucapkan dengan keras dan senyuman manis tak lepas dari bibirnya menatap Rere.

Terlihat bahagia dari raut wajah Rere dan saat itu pula riuh tepuk tangan serta selamat terdengar menggema di penjuru lapangan.

Anara yang berdiri tepat di belakang kedua insan muda yang baru saja mengumumkan perihal hubungan itu, diam mencerna kejadian   apa yang barusan dia dengar.

Suara itu, kata-katanya, tatapan tulus Arkan kepada Rere terekam jelas dan memutar di kepalanya.

Suaminya, orang paling dia sayang, paling di cintai, kekasih sehidup semati, kini telah menjadi milik orang lain juga.

Juga? Iya, bukan hanya miliknya lagi. Bahkan, mungkin sekarang posisi dia sudah tergantikan oleh gadis itu.

Air matanya tak bisa dia bendung lagi. Saat semua orang berbahagia atas kabar gembira ini. Anara menangis pilu meratapi kenyataan.

Derel ingin membawa Anara pergi, tetapi gadis itu menolak dengan terus berpijak di tempat.

"Ra, Arkan udah punya orang lain. Ayo, kita pergi aja dari sini," bujuk Derel penuh kelembutan.

"Sebentar, Rel," lirih Anara berjalan maju menghampiri Arkan yang  diam saja saat mendapat ucapan dari teman-temannya.

"Ra, lo mau ke mana?" Derel mengikuti langkah Anara di belakang.

Plak

Satu tamparan keras membuat Arkan terhuyung ke belakang. Kejadian itu tak luput dari pandangan anak-anak yang tercengang melihat tindakan Anara.

Arkan menerima perlakuan ini tak percaya. Tangan mungil biasa memberi sentuhan membuat nyaman berubah menjadi kesakitan.

"Apa maksudnya, Ar?" Sorot mata penuh kelembutan biasa dia lihat, kini berubah menjadi kemarahan.

"Gu–"

"Lo yang apa maksudnya. Tiba-tiba nampar Arkan!" hardik Rere memotong ucapan Arkan dengan menatap tajam ke arah Anara.

"Itu belum seberapa dengan apa yang gue rasain!" ketus Anara membalas tatapan Rere tak kalah tajam.

"Rasain apa sih, gak jelas banget jadi cewek!" balas Rere acuh meneliti bekas tamparan Anara.

"Merah banget, Ar." Elus Rere pada luka di wajah Arkan.

"Dia emang cewek jahat." Rere mendelik tajam penuh emosi.

"Jelasin, Ar." Anara tidak peduli dengan Rere. Dia hanya ingin mendapat penjelasan.

"Semua udah jelas. Kita berdua pacaran," sahut Rere dengan senyum mengembang.

"Bener, Ar?" Anara melirik sekilas Rere. Kemudian memandang penuh harapan bahwa itu semua tidak benar dengan isyarat gelengan kepala.

"Ih, gak percaya banget. Tanya aja sama ratusan anak-anak di sini. Mereka udah jadi saksi," timpal Rere tak suka ketika Anara mendesak kekasihnya.

Saat kata-kata itu keluar dari mulut suci Rere, Anara berlari dengan penuh kekecewaan dan tanda tanya besar di kepala murid SMA Sagitarius yang menyaksikan hal itu.

'Setelah apa yang gue korbanin buat keluarga lo dan ini balasnya? Semoga lo bahagia, Ar' Anara menatap penuh kesedihan dan kekecewaan mendalam ke arah Arkan, sebelum dirinya benar-benar pergi dari tempat itu.






ARKANARA {Sahabat Tapi Menikah} Where stories live. Discover now