43. Pesta Dansa

4.4K 675 37
                                    

Suara musik dansa mengalun di aula kastel Dunhill. Waktu telah menunjukkan pukul lima sore, pertanda pesta perayaan Putri Terpilih telah dimulai. Alex dan ibunya telah mengenakan pakaian terbaik mereka sebagai tuan rumah. Keduanya berdiri di dekat pintu utama, lalu menyapa para tamu yang mulai berdatangan memasuki kastel. Para undangan kebanyakan berasal dari para sahabat keluarga Basset turun-temurun, mitra bisnis, dan keluarga-keluarga elite lainnya yang tinggal di provinsi Racian.

Kondisi Ratu yang sering sakit-sakitan akhir-akhir ini membuatnya tak bisa hadir di perayaan pemilihan putri yang beliau buat sendiri. Dengan begitu, keluarga Foxton secara otomatis menjadi pemegang gelar tertinggi dalam daftar tamu. Alfred mengenakan setelan jas berwarna hitam dan ungu, sementara Sofia mengikuti dengan memakai gaun berwarna senada. Mengekor di belakang, Lucas dan Linden mengenakan setelah jas hitam yang sama. Tambahan bagi Linden, ia memasang syal ungu di leher.

Begitu pengawal mengumumkan kedatangan, keempat anggota keluarga Foxton memasuki ruangan. Kehadiran mereka tentu saja menyita perhatian para tamu, terutama Lucas. Setelah pemberitaan terakhir tentang kecerobohannya membeli lahan pangium, mereka tidak mendengar apa pun lagi dari si putra sulung Foxton.

Gosip yang beredar adalah Duke Alfred sangat marah hingga mencabut hak penerus keluarga dari Lucas, lalu memberikannya pada Linden, si putra kedua. Mereka yang tidak tinggal di kota Warwick tidak mengetahui usaha rawon milik Lucas. Maka dari itu, kedatangan mereka berempat senja ini di kastel Dunhill mengesankan bahwa tidak terjadi masalah internal apa pun dalam keluarga Foxton. Hal ini membuat para tamu berbisik-bisik membicarakan mereka.

"Siapa pemuda berambut perak di belakang Tuan Duke?"

"Tuan Duke Alfred memiliki dua putra, dan seorang di antaranya sangat tampan, bukan? Kalau tidak salah, namanya Linden?"

"Bukan! Tuan Muda Linden adalah yang berambut emas!"

"Kalau begitu, apakah yang berambut perak adalah putra Tuan Duke yang satunya lagi? Bukankah seharusnya ia gemuk dan memalukan?"

"Mungkinkah ia telah berubah, jadi lebih kurus dan tampan?!"

Lucas mendengar semua pembicaraan mengenai dirinya tersebut. Semua mata tertuju padanya. Selama ia gemuk dulu, telinganya terlatih untuk mendengar bisik-bisik sekitar. Selalu ada satu dua orang yang membicarakan orang lain di belakang. Dulu, Lucas selalu memikirkan semua perkataan buruk dari orang lain, sampai ia stres sendirian. Kini, ia sudah tidak begitu peduli.

"Aku juga gampang stres, Tuan. Tapi nenekku dulu pernah bilang, kalau kita tidak bisa mengontrol pikiran setiap orang. Mereka berhak berpikir macam-macam, dan kita pun berhak untuk tidak peduli. Jadi, jangan terlalu dipikirkan," ucap Fiona suatu hari, ketika Lucas mengeluhkan orang-orang yang menggosipkannya dulu. Berkat nasihat itu, ia jadi jauh lebih tenang sekarang.

Fiona, andai kamu ada di sini. Lucas memandang ke sekeliling. Ia berharap tiba-tiba gadis yang memenuhi benaknya itu muncul entah dari mana dan menghampirinya. Namun, Lucas sadar bahwa itu tak mungkin. Strata mereka berbeda. Tidak mungkin Fiona bisa hadir dalam pesta kaum elite seperti ini.

Sebagian orang berdansa dengan pasangan masing-masing. Sebagian lagi ada yang menikmati makanan dan minuman di tepian aula, sembari mengobrol atau berkenalan dengan lawan jenis.

Pesta perayaan Putri Terpilih memang sering dijadikan sebagai ajang mencari jodoh. Para lajang tidak akan melewatkan kesempatan ini, kecuali Lucas. Ia memilih untuk berada di tepian, menikmati segelas minuman seraya memandangi pasangan-pasangan yang berdansa.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat Linden mengajak dansa seorang putri bangsawan. Lucas tidak mengenalnya, dan ia rasa, Linden juga tidak. Meski begitu, jelas semua kaum hawa di sini mengetahui mereka berdua. Apalagi saat kedatangan keluarga Foxton diumumkan oleh si pengawal tadi.

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Where stories live. Discover now