58. Jamuan Teh

2.5K 443 14
                                    

Beberapa hari setelahnya, di distrik pemukiman elite kota Warwick. Renata sedang bersiap-siap untuk pesta jamuan teh yang ia adakan di kediamannya. Para gadis bangsawan di kota tersebut tentu saja antusias menyambut undangan dari sang Putri Terpilih.

Selama ini, Renata selalu berada di kota Hamich dan mengadakan kegiatan sosialnya di sana. Hanya yang tinggal di dekat kota tersebut yang dapat hadir. Sementara, sebagian besar keluarga bangsawan di provinsi Racian menempati townhouse masing-masing di kota Warwick selaku ibu kota provinsi.

Maka, dengan Renata tinggal dan mengadakan jamuan teh seperti sore hari ini tidak akan disia-siakan oleh para gadis bangsawan sebayanya.

Renata turun ke lobi lantai satu rumahnya dengan terbalut gaun ungu berhiaskan kelopak mawar putih di ujung roknya. Sesampainya di lobi, sekitar delapan ladies telah menunggunya dengan riasan yang cantik pada wajah masing-masing. Mereka memberikan salam penghormatan seraya melakukan curtsy. "Salam, Nona Basset."

"Salam. Terima kasih kalian semua telah hadir pada jamuan teh sore ini." Renata menyambut dengan senyum. "Duduklah. Akan kusiapkan teh untuk kalian."

Kemudian, Renata memanggil para pelayan untuk menyiapkan sajian teh dan camilan manis. Para gadis yang hadir langsung terkesima, melihat banyaknya kue-kue manis khas kota Hamich yang mereka jarang lihat sebelumnya, seperti kue bundar cokelat yang terbuat dari jahe dan kue warna-warni dengan krim lembut di tengahnya.

Sebelum menyantap camilan yang ada, para gadis memperkenalkan diri mereka satu per satu, terutama bagi mereka yang belum pernah bertemu dengan Renata sebelumnya. Begitu para ladies menyantap hidangan yang ada, semuanya tampak terkejut. 

"Camilan ini semuanya sungguh lezat, ya!" seru salah seorang lady. Yang lain pun ikut mengiyakan. "Benar sekali. Kota Hamich memang terkenal dengan kue-kue keringnya yang beraneka ragam!"

"Ah, kalian bisa saja memuji tempat kelahiranku." Renata membuka kipas tangan dan tertawa senang di baliknya. "Aku pikir, tadinya kue-kue ini tidak akan cocok di lidah warga kota Warwick, mengingat kuliner yang terkenal di sini saat ini bukanlah kue-kue kering semacam ini."

"Ah, jangan bandingkan dengan hal itu, Nona Basset. Memang benar, saat ini kuliner yang terkenal di Warwick adalah rawon milik Tuan Muda Lucas, tetapi kue dan makanan utama adalah dua kategori yang berbeda!" bela seorang lady.

"Benar, Nona. Andaikan Anda membuka gerai kue khas kota Hamich, pasti akan laku juga seperti restoran rawon Foxton! Saya pasti akan menjadi pelanggan tetap Anda!" bela yang lain, diikuti anggukan kepala oleh para tamu sisanya.

Renata tersenyum, lalu menggeleng lemah dan menunjukkan raut wajah murung yang disengaja. "Namun, aku tidak sepandai Tuan Lucas dalam menjalankan restoran. Aku bahkan tidak mengerti bagaimana caranya membuat usaha begitu laris manis seperti miliknya."

"Kalau soal itu, aku tahu apa saja yang dilakukan oleh Tuan Lucas pada usaha miliknya hingga dapat memikat pelanggan dari berbagai kalangan!" Seorang lady beranjak dari kursinya. Rambut merah mudanya diikat kepang dua kiri dan kanan, menampilkan wajah yang cantik dengan nuansa kepolosan seorang gadis.

Renata mengenalinya sebagai Nona Astri dari keluarga Joran. Ia adalah gadis yang terkenal sangat populer di kalangan para bangsawan, setara dengan Renata. Kelihaiannya dalam bersosialisasi patut diacungi jempol. Ia gadis pintar yang selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai apa yang terjadi di sekitar. Semua gadis selalu ingin mengundangnya ke acara jamuan teh mereka, karena Astri tidak pernah kehabisan topik pembicaraan. Astri Joran pandai berteman dalam semua kalangan masyarakat. 

Renata memang sengaja mengundang Astri Joran sore ini, demi mengorek informasi mengenai kota Warwick, terutama yang terjadi seputar Lucas Foxton. 

"Sungguh? Apa saja yang kau ketahui, Nona Joran?" tanya Renata. Ia menunjukkan antusias dalam pertanyaannya.

Astri berpikir sejenak, sebelum akhirnya menjawab, "Sebelum hari pembukaan kedai di distrik menengah, pelayanku melihat bahwa para prajurit keluarga Foxton menyebarkan selebaran kertas dari rumah ke rumah. Kertasnya bergambar lukisan Tuan Linden sedang makan sup kuah berwarna hitam, lalu ada gambar uang kertas dan sedikit keterangan mengenai jam berapa kedai akan dibuka."

"Oh! Aku juga tahu hal itu!" timpal lady lain. "Pelayan pribadiku sengaja mengambil selembar yang disebarkan pencanang di alun-alun. Lukisan Tuan Linden sangat tampan di selebaran tersebut! Aku menyimpannya satu di kamarku, hehe!"

Para hadirin lain tertawa kecil menanggapi pernyataan tersebut. Tuan Muda Linden memang sangat tampan, ya! Aku juga menyimpan satu selebaran mereka. Tadinya, kupikir Foxton akan mencetak selebaran bergambar Tuan Linden lagi saat pembukaan restoran mereka di distrik elite. Namun, rupanya aku salah. Mereka hanya menyebarkan surat undangan pada keluarga tertentu untuk datang saat itu."

"Ya, benar. Aku juga sedikit kecewa. Tapi, tak mengapa. Tuan Lucas juga sama tampannya dengan Tuan Linden sekarang. Dalam seminggu, aku bisa tiga kali mengunjungi restoran Foxton hanya untuk melihatnya bekerja dan menyapaku!"

Semua yang hadir tertawa dan saling berteriak gemas, mengidolakan kedua putra Foxton yang tampan dan masih lajang tersebut. Hanya dua orang yang tidak ikut menyuarakan pendapat. Renata hanya tersenyum menimpali, sementara seorang gadis lain bernama Fransiska Haggins hanya berwajah cemberut mendengarkan semua percakapan tersebut.

 "Ada apa, Nona Fransiska? Apakah Anda tidak turut mengagumi kedua putra Duke Foxton?" tanya Renata penasaran. 

Fransiska mengernyit, menunjukkan rasa tidak sukanya. Namun, ia hanya berkata, "Biasa saja, Nona Renata. Saya hanya tidak terlalu tertarik saja."

"Oh, pasti kau masih kesal atas insiden kemarin, ya, Fransiska?" celetuk Astri. Yang disinggung pun mendelik kesal pada putri Joran tersebut. "Jangan turut campur, Astri!"

Astri tertawa melihat teman dekatnya itu kesal. Semua yang hadir jadi ikut penasaran. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Kemudian, secara singkat, Astri Joran menceritakan tentang kejadian Fransiska yang menghina kualitas masakan di restoran hanya karena manajer yang menjabat di sana hanyalah seorang gadis desa. 

"Lalu, Fransiska diusir dari restoran tersebut oleh Tuan Lucas. Kebetulan sekali, aku baru datang saat peristiwa itu terjadi," terang Astri, menutup cerita. 

Para gadis jadi tampak berpikir. Mereka heran begitu mendengar tindakan Lucas Foxton. "Manajernya seorang gadis desa? Aku baru mengetahuinya sekarang. Kenapa Taun Lucas tidak mengangkat seorang bangsawan?"

"Benar, aku melihat gadis yang dimaksud sekali. Namanya Fiona Nayesa. Ia juga sering menyapa para pelanggan yang datang, sama seperti Tuan Lucas." 

"Lalu, apakah gadis yang bernama Fiona itu mampu menjalankan tugas manajerial sebuah usaha?"

"Kalau mendengar dari pembelaan Tuan Lucas, justru sebenarnya gadis bernama Fiona inilah yang memiliki ide masakan rawon dan juga bagaimana cara memasarkannya hingga terkenal seperti sekarang!"

"Sungguh? Hebat sekali! Padahal, ia hanya gadis desa yang tak berpendidikan!"

Renata yang sedari tadi diam, mendengarkan dengan sangat saksama. Tujuannya mengadakan jamuan teh sore ini telah tercapai. Ia butuh informasi mengenai Lucas Foxton dan Fiona Nayesa. Keputusannya mengobrol bersama para gadis bangsawan ini memanglah tepat. Hanya dengan sekali singgungan, para gadis akan membuka mulut begitu mudahnya dan bercerita panjang lebar, tanpa Renata perlu bersusah payah lagi.

Renata telah mendapatkan informasi yang ia inginkan. Kini, ia tinggal menyusun rencana bagaimana caranya agar Lucas Foxton dan Fiona Nayesa dapat dipisahkan.

***

Baca lebih cepat di Karyakarsa.com/ryby sampai TAMAT hanya Rp. 1000/bab! Tanpa download, tanpa apk, tanpa jeda iklan, dan babnya lebih cepat tayang!

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Kde žijí příběhy. Začni objevovat