Menikah?

2.2K 316 21
                                    

Menikah?

"MENIKAH?!?!"

Demi kucing kembarnya yang belum mandi satu bulan, jika ini semua mimpi tolong bangunkan Salvio dengan segera. Salvio masih tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Orang di depannya ini mengatakan bahwa mereka akan menikah.

Apa tidak ada lelucon yang lebih lucu lagi dari ini?

"Iya. Kita berdua sebentar lagi akan ke altar," jawab orang di depan Salvio—yang tadi mengenalkan dirinya sebagai  Saga, Sagara Ivander lengkapnya.

Tangan Saga mencoba meraih tangan Salvio namun dengan cepat Salvio menghindar. Ruangan yang ditempati mereka berdua sudah sepi sekitar lima menit yang lalu karena Saga ingin berbicara dengan Salvio hanya berdua.

Saga menaikkan sebelah alisnya. Dirinya hanya diam saat mendapat penolakan dari Salvio.

Ya siapa coba yang tidak menolak jika tiba-tiba dia diajak menikah oleh orang asing yang baru saja ditemui?

"Gue.gak.mau.nikah." Salvio menekankan setiap kata yang dia ucapkan.

"Gue gak nanya pendapat lo. Gue cuma ngasih tau biar nanti lo gak bingung pas kita udah di altar." Saga berucap datar.

Salvio yang mendengarnya mendelik. "Gue tetep gak mau. Gue sama lo aja gak kenal gimana bisa lo tiba-tiba jadiin gue pengantin lo? Kalau mau ngeprank coba cari orang lain aja jangan gue. Gue pokoknya gak mau nikah sama lo. Titik!"

Salvio langsung berjalan ke arah pintu. Dirinya sudah tidak kuat dengan bualan aneh yang dilontarkan Saga. Namun sebelum tangannya sempat meraih handle pintu, Saga sudah lebih dulu meraih tangan Salvio, membuat badan Salvio tersentak dan berbalik menghadap Saga. Jarak keduanya cukup dekat hingga kini Salvio dapat mencium bau parfum Saga. Salvio yang memang orangnya suka dengan wewangian tak menampik bahwa harum parfum Saga sangatlah enak di hidungnya.

"Ayo nikah sama gue, Salvio." Dan bisikan Saga membawa kesadaran Salvio kembali.

Salvio dengan cepat mendorong tubuh Saga menjauh. "Gak mau. Gue gak mau Saga. Lo itu bebal atau gimana sih? Gue gak mau nikah. Demi Tuhan gue ke sini tadi cuman nemenin temen gue ketemu temen kencannya gak lebih. Tolong jangan libatin gue ke dalam skenario lo yang aneh ini. Hidup gue udah susah tolong jangan dibuat makin susah dong.." Salvio mulai frustrasi.

"Oke kalau lo gak mau." Mata Salvio langsung saja berbinar saat mendengar ucapan Saga.

Saga menyeringai saat melihat wajah sumringah Salvio. "Temen lo tadi namanya Hamas kan? Oke karena lo gak mau nikah sama gue, gue akan laporin temen lo itu ke polisi."

Binar mata Salvio meredup. "Po–polisi?" Saga mengangguk. "Iya. Gue akan laporin temen lo ke polisi dengan tuduhan penculikan."

"HAH?? PENCULIKAN?? APA HUBUNGANNYA GUE GAK MAU NIKAH SAMA PENCULIKAN?!?!"

Saga bersedekap. "Temen lo pergi sama Jazel kan? Untuk informasi aja, Jazel itu calon pengantin gue hari ini. Dan temen lo si Hamas itu bawa kabur pengantin gue gitu aja. Apa itu namanya kalau bukan penculikan?"

Salvio yang mendengarnya mulai panik. Jadi Jazel yang seharusnya nikah sama Saga? Terus dia kabur dengan cara minta ketemuan sama Hamas?

"Tapi Hamas kan gak tau apa-apa. Dia pasti gak tau kalau Jazel itu mau nikah hari ini. Jazel kan daftar di aplikasi kencan buta pasti Hamas mikirnya Jazel jomlo. Iya pasti gitu." Salvio mencoba mencari pembelaan untuk Hamas. Setidak bergunanya sahabatnya itu untuk hidupnya, Salvio tetap sayang sama sahabatnya itu.

Mana mungkin Salvio biarin gitu aja Hamas masuk penjara?

"Untuk yang itu biar nanti temen lo yang jelasin sendiri ke polisi. Oh iya lo pasti punya nomornya temen lo itu kan? Sini kasih ke gue."

Mata Salvio melotot horor. "Mau ngapain?!?!"

"Mau ngasih nomor temen lo ke polisi biar polisi yang hubungi temen lo," jawab Saga dengan langkah semakin mendekati Salvio. Salvio yang melihat Saga mendekatinya semakin kelimpungan. Dirinya mulai mengamankan ponselnya di belakang badannya.

"Gak. Gak boleh. Lo jangan macem-macem sama temen gue ya. Udah gue bilang temen gue gak tau apa-apa soal Jazel lo itu!"

"Ya udah kalau emang dia gak salah biarin dia nanti jelasin sendiri ke polisi." Saga mencoba mengambil ponsel Salvio. Salvio dengan sekuat tenaga mempertahankan ponselnya. Badannya kini sudah terpojok di dekat meja akuarium. Salvio sudah tak bisa lagi mengambil jarak karna kini badan Saga sudah menghimpitnya.

Saga menyeringai saat Salvio tak dapat lagi menghindar, sedangkan Salvio mulai mencari apa saja yang bisa dia gunakan untuk mempertahankan ponselnya, dan pandangan Salvio berhenti di akuarium yang tepat berada di samping kanannya.

Plung!

Tanpa pikir panjang Salvio melempar ponselnya ke dalam akuarium.

Saga kaget, Salvio lebih kaget. Salvio kaget dengan tindakan spontannya sedangkan Saga kaget karena tak menyangka bahwa Salvio akan mengorbankan ponselnya sendiri demi melindungi temannya.

Tangan Saga sudah terulur ke akuarium namun dengan cepat Salvio menggigit lengan Saga kencang.

"Akh shit!" Umpatan dari Saga terdengar nyaring di telinga Salvio. Salvio memanfaatkan kelengahan Saga untuk kabur setelah sebelumnya mengambil kembali ponselnya yang sudah tenggelam di dasar akuarium.

Salvio langsung saja berlari keluar. Mendorong satu orang penjaga yang mencoba menghalanginya. Penjaga itu terhuyung ke belakang karena tenaga yang digunakan Salvio tak main-main.

The power of kepepet.

Salvio tetap berlari menjauh tak tentu arah. Ingat jika Salvio itu buta dengan arah, maka bermodal tekad melarikan diri yang sangat kuat, Salvio kini hanya bisa mempercayai langkah kakinya untuk membawanya bebas dari tempat ini.

Di saat Salvio mencoba mencari jalan keluar, di dalam ruangan tadi Saga masih menatapi lengannya yang tadi digigit oleh Salvio. Satu orang penjaga mendekati Saga, menanyakan apakah keadaan tuannya itu baik-baik saja.

"Cari dia sampai dapat. Gue makin tertarik jadiin dia milik gue." Seringaian Saga kembali muncul.

Tanpa membantah, penjaga itu langsung saja berlari keluar, ikut membantu rekannya yang lain menangkap orang yang diinginkan oleh tuannya.

Saga lalu mengambil ponselnya. Dirinya mencoba menghubungi seseorang. Dering ketiga panggilannya diangkat, Saga langsung mengatakan apa yang dia inginkan tanpa menunggu sapaan dari seberang.

"Gue butuh bantuan lo."

《¤》

TROUBLE? TROUBLES?! [END]Where stories live. Discover now