44- Rajendra

15.9K 1.7K 74
                                    

Geo menarik kursi dan duduk disana. Ia tengah duduk di ruang makan bersama yang lain nya. Arion duduk di pangkuan Erland sang kakek. Navaila duduk di samping Geo, Fisara yang duduk di samping Keenan dan Keenan yang duduk tepat di hadapan Geo.

Navaila menyiapkan nasi serta lauk ke piring Geo. Geo mulai memakan makan malam nya dengan tenang mengabaikan tatapan tajam dari sosok yang ada di depan nya.

"Arion makan nya sama mama aja yuk, Opa nya mau makan. " ajak Navaila.

Arion menggeleng. Balita itu malah semakin menempel dengan Erland.

"Gapapa, biar nanti saya yang suapin Aksa. " ucap Erland memanggil nama depan sang cucu.

Erland mengelus pipi bulat balita yang memiliki wajah yang sama dengan putra bungsu nya itu.

"Sehabis ini mau ikut Opa? Kita ke halaman belakang mengunjungi Rei, mau? " Arion mengangguk semangat.

Rei adalah elang peliharaan milik Erland.

Makan malam dilewatkan dengan tenang. Navaila dan Fisara langsung membereskan piring kotor. Erland langsung menggendong sang cucu menuju halaman belakang dimana letak kandang Rei berada.

Keenan langsung naik ke lantai atas menuju kamar nya. Geo menyusul pria itu.

"Gue mau bicara sama lo. " ucap Geo menghentikan langkah Keenan.

Keenan berbalik. "Ada hal penting apa tuan muda Agraish ingin mengajak saya berbicara? "

Geo terkekeh sinis. "Penting. Sangat penting. Karena ini menyangkut kematian cewek yang sangat lo cinta itu atau mungkin cewe yang lo benci? "

Keenan mengepalkan tangan nya. "Jangan bahas disini. "

Geo tersenyum. "Kenapa? Takut? Mental lo kecil juga. Lo takut ketahuan sama Mami kalo lo pembunuh? "

"Jangan. Bahas. Disini. " tekan Keenan.

Geo menggeleng pelan. "Kayaknya ga bisa. Mulut gue gatel pengen ungkap kelakuan lo ke Mami. Biar dia tau kalo anak kesayangan nya, anak yang dia banggain udah bunuh seseorang. "

"Sialan! " umpat Keenan.

"Sstt... Jangan sering ngomong kasar. Kasian anak gue kalo denger. " balas Geo.

Padahal dirinya juga sering mengajarkan anak nya itu berbicara kasar.

"Oh ya? Anak haram lo itu? " ledek Keenan.

Geo mendekat. Ia menepuk-nepuk bahu lebar Keenan.

"Sebelum ngomong sebaiknya ngaca dulu. Lo juga anak haram. Anak haram dari hubungan yang haram pula." desis Geo.

"Anda tidak lupa status ibu kandung anda kan tuan Keenan Agraish? " lanjut Geo.

"Oh, atau perlu saya ingatkan? Ibu anda adalah seorang jalang simpanan sekaligus perusak rumah tangga orang lain. Tapi dengan tidak tahu dirinya, ibu anda berusaha menyingkirkan posisi ibu saya yang berstatus nyonya besar Agraish. Dan sekarang? Sekarang anda juga berencana menyingkirkan saya bukan? "

Wajah Keenan memucat. Darimana adik sialan nya ini tau?!.

"Saya tau apa rencana anda tuan Keenan. Lihat pertunjukan yang akan datang nanti.. " bisik Geo.

Geo langsung masuk ke dalam kamar nya meninggalkan Keenan sendiri disana.

"Heh? Pertunjukan? Seharusnya gue yang bilang kayak gitu. Karena apa? Rencana gue berubah. "

Keenan langsung masuk ke dalam kamar nya. Didalam kamar nya penuh dengan foto dua orang gadis cantik. Tidak, salah satu nya adalah seorang wanita yang sedang hamil.

Antagonist's Little Wife ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt