√4 x 2

6.3K 540 5
                                    



Nonton sambil nyemil itu suatu pekerjaan yang sangat nikmat untuk dilakukan. Itulah yang Clara lakukan sekarang. Awalnya Clara bangun karena lapar, namun begitu melihat kulkas yang isinya banyak sekali camilan manis-manis membuatnya lupa tujuan awal.

Berbagai macam chiki, es krim dan kue kering tertata rapi di meja. Mata Clara berbinar menatapnya, tanpa berbasa-basi lagi langsung menyantap satu persatu camilannya dengan lahap.

"Umm~ inwi enawk!" ucapnya dengan mulut penuh.

Tanpa sengaja mata Clara melirik televisi lebar di hadapannya.

"Nonton berita seru juga kali ya?"

Yah, meskipun dengan susah payah karena dia adalah Clara yang jarang nonton televisi, akhirnya anteng sendiri sambil makan.

Ngomong ngomong Clara heran dengan nama tokoh utamanya. Matcha Rosaline, seperti rasa matcha saja.

Eh tapi jika diingat lagi memang namanya matcha karena dia sangat maniak dengan makanan yang ada unsur matchanya. Entah itu dalam bentuk makanan ataupun minuman. Selain itu, dia juga menyukai warna hijau.

"Ck, ck, terinspirasi dari apa sih authornya sampai nyiptain tokoh semaniak kamu, Matcha?" gumamnya sambil memasukkan kripik satu per satu kedalam mulutnya.

Matanya tetap fokus pada televisi yang menampilkan acara berita pagi.

"Seorang model di kabarkan akan berhenti atau sering di sebut Hiatus dari agensinya. Model yang baru naik daun ini atau sering kita sebut Zen di ketahui memiliki skandal akan masa lalunya. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Clara terdiam menatap wajah tampan di televisi itu. Tiba-tiba dia jadi ingat sesuatu.

Ada satu sosok yang selama ini menunggu kabar tentang Matcha. Biasanya dalam novel itu sering di sebut second lead. Clara ingat, si second lead itu adalah seorang aktor.

Bukankah itu artinya ada kemungkinan pria itu mau membantunya?

"Aku harus keluar buat pastiin itu." Clara mengangguk-angguk.

"Memastikan apa?"

Clara menjerit kaget. Bungkus camilan yang di tangannya sampai terlempar saking terkejutnya.

Dia menoleh pada pria yang entah sejak kapan duduk di sampingnya. Seserius itu Clara melamun sampai tidak bisa menyadarinya?

"Sejak kapan kamu disini?" tanya Clara memungut sampah sampah bekas makanannya sambil bergerutu pelan.

Kean menyandarkan tubuhnya seraya melonggarkan dasi. Dia sudah masuk beberapa puluh menit yang lalu. Melihat gadis yang ia kurung selama ini anteng tentu menjadi tontonan yang asik.

Kapan lagi si Matcha se anteng ini?

"Entahlah, aku lelah." jawab Kean tak tentu.

Clara meliriknya sinis sebelum pada akhirnya tersenyum cerdik.

"Mau ku buatkan kopi?" tawarnya.

"Aku benci kopi,"

Clara terdiam, "Bagaimana kalau teh?"

"Teh rasanya pahit," jawab Kean lagi dengan malas.

Mata Clara nyaris keluar karena melototi pria yang sedang memejamkan mata. Padahal tanpa dia tahu, Kean dari tadi tidak bekerja apa-apa.

"Oh, susu! Akan ku buatkan susu hangat. Susu bagus buat menenangkan pikiran, lho."

Sebelum Kean kembali melayangkan penolakan, Clara lebih dulu ngacir ke belakang. Tak lupa hatinya berdumel akan sikap Kean yang menyebalkan.

JUST A DREAMWhere stories live. Discover now