Bab 4 Masih Butuh Waktu

113 25 15
                                    


Jangan lupa follow, vote, dan tinggalkan komentar untuk mendukung penulis!
Cerita dibuat orisinil oleh terasora.
⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

⚠️⚠️⚠️ Dilarang plagiat sebagian atau seluruh cerita! ⚠️⚠️⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 4 Masih Butuh Waktu

Setelah malam itu, di mana Hero jujur soal jati dirinya yang merupakan penyuka sesama jenis, Hero tak mendapati sahabat yang paling berarti dalam hidupnya ada. Sosok gadis ceria yang selalu menemani kehidupan Hero mulai menghilang. Jangankan untuk mengobrol secara langsung, untuk bertegur sapa dengan Lail melalui pesan daring saja tidak. Hero merasa frustasi dengan keadaannya. Ia tak menyangka jika akhirnya hidupnya begitu menderita karena kemarahan Lail padanya.

Seperti pagi ini, lagi-lagi Hero kecolongan Lail yang sudah pergi duluan ke kampus menggunakan ojek online. Hero nyaris menggeram kesal, ia sangat hafal dengan jadwal kuliah Lail, jelas sekali bahwa gadis itu sedang menjauhinya karena kesalahan yang sudah diperbuatnya.

'Ah kesalahan?' Hero tertawa mengejek pada dirinya sendiri. Ia bahkan tak tahu di mana letak kesalahannya? Ia hanya laki-laki yang menemukan kenyamanan dengan lelaki lain.

Tak ingin membuang waktunya hanya dengan berdiri saja di depan rumahnya, akhirnya Hero memasuki mobilnya. Ia melajukannya dan membawanya ke kampus tempatnya menuntut ilmu. Pakaiannya pagi ini begitu rapi, ia memakai kemeja biru muda dengan jas berwarna putih gading sebagai outer.

Dalam perjalanannya ke kampus, Hero mendapati panggilan masuk di ponselnya. Itu dari Zoey, laki-laki yang kali pertama dikenalnya di tempat praktik psikolognya. Ya, ia dan Zoey sama-sama orang dengan gangguan jiwa yang sedang bertahan.

Awalnya pertemuan mereka nampak biasa saja, mereka bahkan hanya saling berpapasan. Kemudian pertemuan kedua mereka di gym tempat Hero biasa melatih fisiknya. Pertemuan kedua pun tak ada percikan apapun meskipun keduanya sudah mulai saling mengobrol untuk kali pertama. Beberapa pertemuan itu juga akhirnya membuat Hero dan Zoey sadar bahwa ternyata mereka satu jurusan di kampus. Mereka sama-sama belajar Bisnis dan Manajemen.

Hubungan mereka mulai dekat saat Hero dan Zoey bertemu di bar and caffee khusus gay. Keduanya sama-sama datang untuk pertama kali ke tempat laknat itu. Keduanya diundang oleh teman gym yang mereka kenali dan mengadakan pesta ulang tahun di sana.

Kegilaan antara keduanya pun dimulai saat mereka melihat sekitarnya yang mulai menggila. Hero dan Zoey termenung di sudut ruangan dan akhirnya mencoba hal yang seharusnya tak mereka mulai. Mereka berciuman untuk pertama kalinya.

"Halo...." sapa Hero dengan nada lelahnya yang tak bisa ia sembunyikan pada Zoey.

Zoey di seberang telepon pun balas menyapa. "Halo, Hero. Kenapa? Kok suaranya kayak capek banget. Masalah Laila itu belum selesai ya?"

Zoey tahu apa yang ada di benaknya, Hero menjadi merasa bersalah. "Hm, dia masih mendiamiku. Aku nggak bisa seperti ini terus," keluh Hero akhirnya.

"Sabar, Her. Dia pasti shock. Lagian kan sudah kubilang sejak awal kalau masalah hubungan kita nggak perlu kamu kasih tahu ke teman kamu itu. Dia pasti nggak nyangka sama sekali kan?"

Mad Of You [Ekslusif on Wattpad]Where stories live. Discover now