3. Meeting

26 4 4
                                    

candy-nct dream- ^^

*translate*

ya*: hei      mian hae*: maaf       Wae*: kenapa            nee* : iya

Ahjussi*: paman    kamsahaminda*: terima kasih ( formal)      jeogiyo*: permisi

--o0o--

 HUJAN kembali menguyur kota Daegu yang ramai. membuat beberapa orang yang lewat memilih berhenti untuk berteduh, sedangkan sebagian nya lagi memilih untuk melanjutkan  perjalanan mereka dengan payung atau jas hujan yang mereka bawa.

 Hujan pun kian menderas, bersamaan dengan derap langkah kaki orang-orang yang menerobos derasnya air hujan yang membasahi hampir seluruh kota ini. Membuat khas bau aspal pun tercium.

 Teesss...

 Tessss...

 Aku menadahkan tangan ku ke langit membuat air hujan, jatuh menciumi tanganku yang sudah mulai basah. aku menghela napas.

 Sepertinya kali ini semesta sedang tidak berpihak padaku. Sudah karna harus telat karna ulah Reyga yang bangun kesiangan. Hingga akhirnya aku dan Reyga tidak jadi diantar papah karna tiba-tiba ada meeting mendadak, belum lagi harus dihukum menulis surat pernyataan maaf, harus piket sendiri karena teman partnerku sedang sakit, harus mengumpulkan buku seluruh teman sekelas sendirian, hingga telat naik bis dan harus menunggu bis selanjutnya. dan lagi, malah hujan yang datang.

 Aku mengaruk kepalaku yang rasanya tidak gatal sama sekali. Aku melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan. yang benar saja bis itu masih akan datang 20 menit lagi.

 hah.

 Aku sedikit merapikan kerudungnku yang berantakan. sebelum itu aku sempat mengejar bis pertama yang akan berangkat, hanya saja usaha itu gagal ku peroleh. aku lantas berjongkok didepan halte yang saat ini ku gunakan untuk berteduh. Sedikit menyesal mengapa juga tidak mau menuruti perintah ayah untuk membawa payung. Mau pesan taksi online pun uangku tidak cukup. aku kembali menghela napas.

Brukk...

 Aku sedikit terkejut ketika seseorang melempar sebuah jaket berwarna hitam bermerek celine dengan huruf "C" besar didepanya. 

Gilee... Jaketnya mahal amat. aku menoleh kearah orang yang melemparnya, penasaran. siapa pula yang melempar jaket mahal seperti ini... sekertaris OSIS yang ganteng itu ya? atau ketua osis yang katanya cakep badai itu. Sett..... Begitu aku membalikaan kepala. Ternyata dia adalah orang yang sama sekali tidak ingin aku lihat, siapa lagi kalau bukan orang yang membuatku telat pagi hari tadi. 

 eh, anak pintar satu ini. bukanya tadi dia tidak membawa jaket ya?

 "HEH RUBAH DEKIL, lu tuh punya telinga gak sih? Lu denger kan kemaren mamah bilang apa ke lo? Bawa jaketnya musim ujan, ntar lo yang sakit siapa coba yang disalahin? gua, Gua lagi, gua lagi. Ni anak suruh bawa jaket aja susahnya kayak minta diajak mampos emang."

 Reyga sudah mengomel panjang lebar saat ini. ya, tidak ada yang bisa menyaingi kecerewetanya ini, bahkan bunda dan mamah pun kalah saing. aku mengerucutkan bibirku sebal dengan perkatanya. memangnya kapan ia peduli? biasanya kalau aku sakit dia akan selalu menganggu ku hingga aku tidak bisa tidur.

"Gue kira lo tuh sekertaris OSIS yang gantengnya kayak leonardo dicaprio waktu muda... Eh ternyata, beruang habis hibernasi se-abad."

"Gak usah ngarep lu! " 

 Aku dan Reyga memang sering mengunakan bahasa Indonesia jika hanya bicara berdua atau dengan teman yang berasal dari Indonesia atau siapapun yang tanda kutip bisa bahasa Indonesia. aku semakin memanyunkan bibirku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

R(e)ygaWhere stories live. Discover now