#chapter 35

2.5K 168 7
                                    


In Home

"Makan dulu lo anjing, cepet ah elah." Ucap Chika yang mulai kesal, karena sedari tadi Ara menolak makanan yang ia berikan.

"Ck, lo kasar ah. Gua ga suka, nangis nih." Jawab Ara, lalu membelakangi Chika, Chika pun tersenyum melihat kelakuan Ara. Ia menaruh makanan tersebut di atas nakas, lalu memeluk Ara dari belakang.

"Sorry babe, terlalu kasar ya? Kasaran ini atau kasaran di ranjang, hm?" Ujar Chika didekat Ara, yang membuat Ara merinding. Ia berusaha menjauh dari pelukan Chika namun nihil, kekuatan nya kalah dengan Chika.

"Ah Chika mah mulai, diem kek. Lepasin guaaa! Chikaaa!!" Ara merengek kepada Chika, untuk melepaskan pelukan nya yang erat itu.

"Gua gamau lepas pelukan ini, sebelum lo habisin makan lo itu."

"Ih, ngeselin banget sih jadi orang."

"Mau di lepas ga?"

"Iya iya! Udah cepet suapin."

.
.
.
.
.

"Udah habis ini, lepasin gua. Cepet Chika!! Gua mau ke kamar mandi, kebelet gua." Ucap Ara setelah menelan suapan terakhir makanan yang di berikan oleh Chika.

Chika pun melepaskan pelukan eratnya.

"Hehe, makasih."

"Kalau udah, cepetan balik. Gua mau ngomong sama lo." Ucap Chika.

"Iya Yessica Tamara." Jawab Ara yang disusuli dengan senyuman manis khas miliknya.

"Pake ka."

"Iya kaka Yessica Tamara, puas?"

"Ya, udah sana lo."

"Ngusir njing."

"Ara."

"Iya, maaf."

.
.
.
.
.
.

Lover.

"Ara."

"Hm? Apa?"

"Lo kemana njing? Gua tungguin dari tadi."

"Keluar sebentar, ada apa sih emangnya?"

"Siapa yang ngizinin lo keluar? Pulang sekarang."

"Ck, ka Chika mah. Ada urusan guanya."

"Pulang, Ara."

"Nanti ka."

"Ara."

"Otw."

Panggilan Telah Berakhir.

Tok...

Tok...

Tok...

Ceklek' suara knop pintu terbuka.

Saat pertama kali Ara membuka pintu, yang ia lihat adalah Chika. Chika menunggu di sofa ruang tamu, sembari mengerjakan sesuatu di laptopnya. Saat ia masuk, Chika langsung menutup laptopnya, dan menatap tajam kearahnya.

Ara menghampiri Chika, dan duduk di depannya. Menunduk sambil memainkan jari jarinya, "Maaf." Ucapnya.

"Kemana lo? Katanya mau ke kamar mandi, kenapa nyasar ke luar? Udah dapet izin lo?" Ucap Chika dengan nada yang datar namun mematikan.

"Apaan sih ka, gausah posesif jadi orang. Lagi gua juga bukan siapa siapa lo, jadi lo ga usah ngatur ngatur gua seenak jidat lo dong-"

Plak...

Satu tamparan mendarat di pipi Ara.

"Awshh! Gila ya lo?! Enak banget tangan lo nampar nampar gua! Kasar lo." Ucap Ara sembari memegangi pipinya yang memerah, tanpa basa basi lagi, ia langsung meninggalkan Chika di ruang tamu, sambil menahan tangisnya.

Ara Pov

"Ah! Njing sakit banget tolol. Gila gilaan tuh cewe nampar nampar pipi gua ini." Gumam ku saat aku mengompres bekas tamparan Chika, aku mengompres sambil menahan tangisan ku, agar tidak lepas.

Aku tidak biasanya menangis akibat kekerasan fisik, tapi tak tahu mengapa, tamparan Chika ini dapat membuat ku merasakan sakit yang lebih dari biasanya.

"Anjing, ga kuat bangsat!" Ucap ku, lalu melempar kain kompresan itu ke kaca yang ada pas di hadapan ku. Aku pun tak kuasa menahan tangisan itu, akhirnya terlepas.

"Ara." Panggil Chika, yang baru saja masuk ke dalam kamar ku. "Ngapain lo? Hiks, sakit bangsat! Jahat lo, hiks. Anjing, sialan lo, bangsat. Salah apa gua sama lo?! Hiks, sakit... Hiks, gua ga suka lo! Lo kasar, beraninya main tangan! Gua ga suka! Pergi lo!!"

"Ara, hey. Maafin kaka ya? Kaka ga sengaja sayang. Cup cup." Ia langsung memeluk ku dengan erat, aku pun memberontak.

"Lepasin, ka!! Gua ga suka lo yang sekarang, lo kasar!! Lepasin gua!!"

"Calm down, babe. I'm sorry, kaka kelepasan sayang... Maafin kaka ya? Jangan gini dong, maaf ya? Cup cup, sayang. Don't cry baby."










__________________________

___________________

____________

_________


To Be Continued.




Woy cuy, mau coba di lanjutin, xixixi.

My Silly Baby [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang