Bab 2

836 69 29
                                    

Setelah Thorn menyadari bahwa yang ia alami itu nyata dan bukan mimpi, Thorn tentu saja belum siap untuk menceritakannya, untungnya Gempa itu orangnya mudah peka, jadi Gempa memutuskan untuk tidak memaksa Thorn untuk bercerita.

Keesokan harinya~

"Solar?" Solar yang merasa namanya dipanggil pun menolehkan kepalanya yang tadinya pandangannya fokus ke layar handphone sekarang melirik Gempa yang tadi memanggilnya.

"Ada apa kak Gem?" Tanya Solar to the point.

"Uhm. . . Bisa kau panggil yang lain? Bilangan kalau sarapan sudah jadi" Jelas Gempa

"Hmm.  .  . Oke!" Jawab Solar lalu beranjak dari tempat duduknya dan naik ke lantai atas untuk membangunkan saudaranya yang lain.

Saat akan membuka pintu kamar sang adik, tiba-tiba ada suara pecahan kaca didalam kamar, yang tentunya membuat Solar yang ada di depan pintu kamar Thorn kaget.

"T-Thorn!?" Teriak Solar sambil memanggil nama adiknya yang terkenal sangatlah polos.

Tidak ada jawaban, saat ingin masuk ke kamar, kamarnya terkunci, dan hal itu membuat Solar beberapa kali menggebrak pintu kamar Thorn beberapa kali sambil memanggil nama Thorn.

Saat Solar bersedia untuk mendobrak pintu, tiba-tiba saja Gempa muncul sambil membawa centong sayur.

"Ada apa ini? Solar? Bukankah aku menyuruhmu untuk memanggil yang lain untuk sarapan?" Ucap Gempa heran dengan Solar yang ada di depan kamar Thorn, Gempa pergi memeriksa karna mendengar suara pecahan kaca dan Solar yang selalu menggebrak pintu kamar Thorn sambil berteriak memanggil sang penghuni kamar yang pintunya digebrak cukup kuat oleh Solar.

"Kak Gem! Thorn gak mau keluar dari kamar! Pintunya juga dikunci!" Ucap Solar sedikit panik karna adiknya yang tak kunjung keluar dari kamar.

"Astaga. . . Kau bahkan lupa kalau kita semua punya kunci cadangan untuk membuka kamar saudara kita yang lain" Ucap Gempa sambil menepuk pelan jidatnya karna sifat Solar yang sering lupa akan sesuatu bila sedang panik.

Solar yang baru ingat langsung ikut menepuk jidatnya namun lebih keras daripada Gempa.
"Astaga aku lupa!" Jujur Solar lalu merongo sakunya untuk mencari kunci cadangan untuk kamar Thorn.

"Nah dapat!" Solar yang menemukan kuncinya pun langsung membuka kamar milik Thorn, dan saat pintu benar benar terbuka. . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Serius amat ngebacanya :v
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka terkejut bukan main saat mendapati Thorn yang berlumuran darah hampir di setiap anggota tubuhnya. Dan pada saat itu juga. . .

"Thorn!!" Teriak Solar dan Gempa dengan kompak

Dan yah. . . Elemental yang lain juga ikut terkejut karna teriakan Solar dan Gempa yang menggelegar di setiap penjuru rumah elemental, bahkan Ice yang sedang bermimpi indah langsung dipaksa untuk senam jantung(Kamar Thorn dan Ice bersebelahan).

Baru saja Hali ingin meninggalkan sofa, tiba-tiba hal yang selama ini Hali takuti terjadi. . . Ia melihat Gempa menggendong tubuh Thorn yang seperti mulai melemah dengan luka disetiap anggota tubuhnya, Dan yang ditakuti oleh Hali adalah. . . Salah satu saudaranya terluka, karna itu membuat Hali seperti tidak berhak untuk menjadi kakak sulung dari saudara elemental.

"Kak Hali siapkan mobil!! Kita harus membawa Thorn sekarang!!" Teriak Solar sambil memperlihatkan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"B-baik!" Jawab Hali singkat dan langsung melesat ke garasi menggunakan kekuatan petirnya.

"Solar! Panggil saudaramu yang lain! Kita harus ke rumah sakit sekarang!" Perintah Gempa dengan nafas yang tidak karuan, sudah cukup baginya untuk menerima beban yang selalu saudaranya berikan kepadanya, tapi sekarang Gempa harus menerima beban yang sangat berat dari biasanya karna adik bungsunya yang terkenal polos tersebut sudah mulai melemah dan mukanya juga sudah nampak terlihat lebih pucat.

"Baik! Kakak bawa Thorn duluan! Biar aku dan lainnya yang akan menyusul!" Setelah mengucapkan hal itu, Solar langsung berlari mencari saudaranya yang lain.

"Ayo cepat! Mobilnya sudah siap!" Kata Hali sambil membukakan pintu mobil bagian belakang.

•Di • Rumah • Sakit •

"Kami sudah sampai! Dimana Thorn!?"panik Solar yang sudah berada di depan ruang ICU.

" Di dalam. . . . Hiks" Ucap Gempa sambil sesegukan akibat menangis.

". . . Tapi. . . Kenapa Thorn bisa terluka sampai harus masuk rumah sakit?" Tanya Taufan hati-hati karna tau bagaimana perasaan adik dan kakaknya saat ini.

"Jadi. . ." Gempa mencoba menstabilkan nafasnya yang sedang tak beraturan. Gempa menjelaskan kejadiannya dari A sampai Z tanpa ada perkataan yang dibuat-buat.

~Setelah selesai menjelaskan~

". . . Ada yang tau alasan Thorn bisa terluka parah seperti itu?" Tanya Blaze yang tak pernah berbicara sedari tadi. Semuanya menggelengkan kepala pertanda tidak ada yang tau. Tak lama kemudian, dokter keluar sambil membawa kertas hasil pemeriksaan.

"Dengan keluarga pasien Thorn?" Mendengar suara dokter, mereka semua langsung berdiri dari tempat duduk mereka.

"S-saya kakaknya! Bagaimana kondisi adik saya?" Ucap Hali yang mencoba untuk tetap tegar.

"Pasien Thorn. . ."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

". . . Dokter pasti bercanda kan. . .?" Tanya elemental bersamaan.

"Maaf. . . Tapi saya tak pernah bercanda saat bekerja" Balas Dokter

"Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak. . . Tidak mungkin. . . Aku tak percaya. . . DOKTER PASTI BERBOHONG KAN!?" Teriak Solar frustasi.

"M-maaf. . . Tapi hasil pemeriksaan mengatakan bahwa pasien Thorn mengalami penyakit ******* . . . Permanen. . . " Jujur Dokter.

". . . I-ini pasti hanya prank kan kak? Bilang kalau ini prank. . . Hiks" Tanya Solar sambil memegang erat lengan kakaknya itu(Gempa).

". . . Ini sudah takdir Tuhan Solar, kita tak dapat mengubahnya. . ." Jawab Gempa sambil menundukkan kepalanya. "Dokter bisa pergi sekarang. . ." Suruh Gempa ke Dokter yang dari tadi berdiri sambil menatap elemental sedih.

"B-baik, saya permisi terlebih dahulu, masih ada pasien lain yang harus saya urus, kamar pasien Thorn ada di ruang *** dilantai 4" Ucap Gempa lalu meninggalkan para elemental.

"T-tidak. . . Tidak. . . Kumohon, bangunkan aku dari mimpi buruk ini. . . Hiks. . . Hiks" Ujar Solar sambil sesegukan dan terduduk di lantai rumah sakit yang dingin.

"Shh. . . Kita harus tetap kuat ok? Biar pun Thorn mengalami penyakit ******* yang. . . P-permanen. . . Kita harus tetap kuat untuk memulai ini kembali dari awal, ok?" Saran Taufan yang tak tega melihat adiknya yang dekat dengan Thorn depresi.

"Hiks. . . A-aku tak tau. . . Hiks kak. . ." Jawab Solar.

". . . Bagaimana kalau kita pergi melihat Thorn?" Tanya Taufan kepada seluruh adik dan kakaknya.

"Hmm" Ucap semuanya lesu, mereka berjalan ke kamar pasien milik Thorn yang berada di lantai 4, sambil berjalan, mereka semua menundukkan kepala mereka, mereka hanyut dengan pikiran mereka tersendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Hayoloh penasaran gak? :v penyakit apa yang diderita oleh Thorn? Kalian akan tau di next update UvU
Ceritanya makin gak jelas sumpah ಥ‿ಥ

Vote dan komen cerita ini napa(T^T)

Sekian dari saya U^U

1006 kata cuy (。•́︿•̀。)

Who's he. . .?[Complete]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz