Epilog

102K 9.7K 477
                                    

1 Tahun kemudian...

"Pesawat jam berapa?" tanya Moran pada Altheya.

Altheya melirik jamnya. "Jam 3 sore."

Moran mengangguk. "Hari ini adalah pertemuan terakhir kita?"

Altheya mengangguk. "Maaf tidak bisa bersama kamu."

Moran tertawa kecil. "Tidak apa-apa, cerita kita sudah berakhir di kehidupan pertama."

Altheya mengangguk setuju. "Kamu masih sama Atika?"

"Iya." Moran tidak bisa meninggalkan Atika. "Jika aku pergi dia akan melukai orang lain." Seperti Altheya dulu.

"Oke."

"Kamu bagaimana? Tidak menyesal memilih Helios?"

Altheya tertawa geli, dia menggelengkan kepalanya. "Tidak pernah menyesal."

Helios menepati janji-janjinya.

Ia menuruti perkataan Altheya.

Melindungi Altheya dari Delta.

Menjaga Altheya agar selalu tetep bahagia dan bahkan menerima Altheya setelah ia menceritakan bahwa dirinya sebenarnya bukan Altheya.

Helios tulus menyukai Altheya.

"Tidak apa-apa jika jiwanya berbeda, kita bisa mengukir ingatan dan kisah yang baru."

Sejak saat itu Altheya langsung jatuh cinta pada Helios.

Dia adalah laki-laki yang cocok bersanding dengannya.

Altheya adalah gadis yang egois.

Dia ingin seseorang yang menjadi miliknya hanya melihat dan menganggap dirinya segalanya.

"Ayo pergi." Helios datang dengan senyuman khasnya.

Hari ini ia akan mengikuti laki-laki itu untuk tinggal di Singapura dan kuliah disana, Altheya dan Helios sekarang tidak bisa terpisahkan.

"Aku pergi yah." Altheya bangkit, ia menatap Moran. "Semoga kamu bahagia."

Moran mengangguk. "Kamu juga." Dia menatap Helios. "Tolong jaga dia."

"Jelas lah," celetuk Helios.

Altheya memeluk lengan Helios dan berjalan bersamanya, mereka akan pergi untuk memasuki pesawat mereka.

"Selamat tinggal Moran!" Altheya melambaikan tangannya.

Moran membalasnya.

Kisah mereka sudah berakhir.

"Semoga dia bahagia bersama Atika." Altheya bergumam lirih.

"Atika gila."

"Sama kayak kamu." Helios ini benar-benar tidak sadar diri apa.

Helios tersenyum. "Kamu engga nyesal ikut aku kan?"

Altheya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah menyesal Helios dan terima kasih sudah hadir, menerima Lana apa adanya."

"Kamu mau dipanggil Lana atau Altheya?"

"Altheya aja."

"Kenapa engga Lana?"

Altheya menatap Helios dan tersenyum dengan lebar. "Kisah Lana sudah lama berakhir, sekarang ayo lanjutkan kisah Altheya."

Ayo kita buat lembaran baru.

***

Endingnya maksa amat.

Aku tahu.

Tapi ini lah yang terbaik.

Daripada abu-abu terus alurnya.

Aku kecewa sama diri aku dan cerita ini.

Maaf kalau ada typo.

Aku engga baca ulang.

Terima kasih.

Silahkan kritik aku sepuas kalian.

Silahkan aku akan membebaskan hal itu.

Ini salah aku karena tidak konsisten dengan alur cerita yang aku buat.

Maaf dan terima kasih.

Semoga kalian bisa menemukan kisah yang lebih baik dari kisah ini.

Maaf Altheya.

Aku tidak bisa membuat ending yang baik untuk kamu.

Edit : engga jadi aku hapus deh :v

Silahkan baca cerita ketiga aku

Crazy (The End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora