27. The Critical Elite

574 105 13
                                    

Hutan Highwood kacau balau. Namun perang yang terjadi berjalan lancar tanpa kendala. Tiga ribu pasukan manusia dari Lighttable, Gloom kalangan bawah, dan hewan vertebrata bersatu menyerang penduduk setempat. Penggunaan Artificial Intelligence dan Temporary Cloning Method dipadukan dalam perang gila yang melibatkan para pecinta alam.

Silver membangun sebuah tenda sederhana dari ranting dan dedaunan sebagai tempat persembunyian di perang musim dingin yang ekstrem. Di dalam tenda, Silver sibuk mengendalikan sebuah konsol game, sambil memantau AI-nya yang berkecimpung di medan perang. Matanya menatap intens pada layar, namun ia lebih fokus mengobrol dengan seseorang melalui panggilan.

"Suara apa itu!" seru Silver.

Pemuda dalam panggilan terdengar panik dan ketakutan. "Kupikir aku harus memberitahumu soal itu sebelum mereka membunuhku!"

"Apa yang kau bicarakan Kayel! Apa yang terjadi! Apa kau dalam bahaya?"

"Mereka mengejarku! Mereka akan membunuhku!"

Sementara itu, smart device milik Silver yang masih terhubung dalam panggilan terus diserbu oleh pesan spam dari seorang teman–Lucecria—yang mengamuk karena chat-nya tak kunjung dibalas.

Lu : "Silver!"

Lu : "Silver!"

Lu : "Silver! Aku sudah berhasil menyelundup ke gudang senjata negara. Jika memungkinkan, kau bisa tanyakan pada rekanmu, senjata apa saja yang dibutuhkan. Akan kucuri dan kukirim ke arena."

Lu : "Silver! Cepat balas pesanku! Aku tahu kau sedang online!"

Silver adalah tipe orang yang selalu memberi kesan buruk di dunia maya, jadi tidak perlu diherankan lagi jika semua pesan yang dikirim oleh Lu diabaikan, justru dibalas oleh satu pertanyaan yang menyimpang dari topik.

Silver : "Apa kau tahu tempat aman untuk bersembunyi?"

Lu : "Kau seperti bajingan, sumpah."

***

Tuan Arthur mengatakan bahwa Pulau Bermuda adalah medan perang yang aman digunakan untuk persembunyian, karena katanya pemerintah Gloom tidak mengirim pasukan militer ke sana. Namun tetap saja, disana kacau.

Pulau Bermuda, seperti yang semua orang ketahui—merupakan wilayah dimana para kalangan elit dunia tinggal. Wilayah ini cenderung sepi dan tertutup karena sebagian besar penduduknya bersifat individualis. Dalam pemberitahuan pemerintah terkait waspada perang, Pulau Bermuda dituntut untuk bersiap akan serangan dari klan Netbeans.

Dalam melakukan penyerangannya untuk memorakporandakan Pulau Bermuda, klan Netbeans bergerak tanpa pemimpin. Klan Netbeans—memang penuh dengan orang-orang metropolis yang suka keonaran dan kebebasan. Tanpa seorang pemimpin pun, klan ini mampu bergerak secara mandiri.

Namun karena sudah terbiasa dengan kehidupan kota yang memanjakan, perang yang terjadi di area ini bersifat non-fisik. Perlawanan yang dilakukan lebih mengacu pada penyerangan fasilitas masyarakat, seperti menyabotase media elektronik hingga merusak tatanan jalan. Hal ini cukup sebanding dengan kemampuan para penghuni Pulau Bermuda yang tak pernah mengenal perang fisik.

Walaupun begitu, tetap saja—perang fisik akan selalu dijumpai di setiap tempat, di pinggir jalan. Perang pun didominasi oleh para golongan orang yang bersifat spontan dan menyukai kerusuhan.

Di tengah-tengah kota yang kacau, seorang lelaki dan gadis muda berlari di bawah flyover sambil bergandengan tangan. Anak lelaki yang lebih tua memimpin di depan dengan gerakan yang tampak kencar. Sorot matanya penuh rasa waspada karena terus mendengar kerusuhan–kombinasi dari suara pukulan, ledakan, dan dentuman dari atas, di jalan layang.

EVERARD MISSIONWo Geschichten leben. Entdecke jetzt