ANGGOTA BARU

351 28 2
                                    

Terlihat kapal angkasa melaju cepat menuju tempat tujuan.

Di dalamnya terdapat seorang gadis bersurai ungu tengah mengendarai kapal angkasa tersebut. Sebut saja namanya Fanny.

Di belakangnya terdapat dua orang berbeda jenis kelamin tengah menonton sebuah video di sebuah tablet yang di pegang oleh si laki-laki. Mereka adalah Tasya dan Drio, couple yang hanya berstatus teman tapi demen.

"Hari ini aku mau masakin makanan favorit anak dari cucunya mertua kakek buyut ku."

"Dia suka banget masakan ini."

"Pertama-tama kita masukan beras ke dalam panci menggunakan corong merah. Ingat yang ada gambar banteng nya."

"Oo gitu, biar apa tu?" Tasya manggut-manggut mengerti resep tersebut.

"Karena kurang besar kita langsung tuang aja berasnya ke dalam panci."

"Kalau gitu ga usah pake corong segala! Ribet bener lu!" kesal Drio, ia heran kenapa mbak crush nya sering nonton ni video padahal isinya cuman bisa bikin darah tinggi.

"Sambil menunggu nasinya matang, kita membuat tahu goreng dengan mencetaknya dengan cetakan banteng merah."

"Ok, harus beli cetakan banteng merah." Tasya mencatat apa yang ia lihat di buku resep kecil nya.

"Setelah di cetak, tumbuk tahu yang telah di cetak di baskom. Agar tahu menjadi lembut."

"Kalo gitu ga usah di cetak!" Teriak Drio yang terlampau emosi sampai jungkir balik.

Tasya menatap Drio galak, "Drio! Gue lagi nyatet resep Lo jangan ganggu deh! Dari tadi protes mulu, pergi sana!" kesal Tasya mengusir Drio.

Drio menatap Tasya aneh, "Syaa, ni resep membagongkan! Masa udah di cetak di tumbuk, sia-sia dong! Ini lagi, masak nasi bukannya pake air malah pake es batu. Alesannya air habis, kalo gitu ga usah bikin es batu!"

"Syutt!" Tasya meletakkan jari telunjuknya di bibir Drio, "Saya sedang fokus." Lalu melanjutkan menonton video tersebut setelah menjauhkan jari telunjuknya dari bibir Drio.

Wajah Drio memerah, 'saya tidack mimpi kan? tidack kan? fiks harus booking penghulu.'

Drio menggeleng-gelengkan kepalanya, dan beranjak menuju tempat kemudi Tepatnya di samping Fanny.

"Fanny." panggil Drio.

"Diputusin pacarmu~ ditinggalin pacarmu~ jangan curhat dengan ku~ no komen akuhh~"

"NO KOMEN ITU SIH DERITA LO!!" Tiba-tiba Fanny berdiri sambil teriak-teriak.

"MASA BODO GA MAU TAU!! NO KOMEN!"

"WOY! PECAH GENDANG TELINGA AKU!!"

Fanny menoleh ke arah Drio sambil melepas airponds nya.

'Ternyata pake airponds to, mangkanya ga jawab.' batin Drio berwajah datar.

"Naon?" tanya Fanny memasang watados, wajah tanpa dosa.

"Kapan sampe? Lama bat dah." keluh Drio.

"Bentar lagi sampe, sabar. Orang sabar mantunya mas Bram." Balas Fanny sembari kembali duduk di kursi kemudi.

"Ogah, mending jadi mantunya pak Doni."

"Bapaknya Tasya dong."

"Iye."

"Ciaahh, kacian prenjon."

"Bacot. Dari pada lu, sampe sekarang ga pernah demen apa cowo. Gue curiga lo sukanya cewe."

• F A N G  T W I N S • | SLOW UPDATE |Where stories live. Discover now