#09 ; Budak yang Berteman dengan Iblis

2.5K 406 40
                                    

───────────────────
#09 ; Budak yang Berteman dengan Iblis, start.
───────────────────

Akuma Lilith, adalah sebuah panggilan yang diberikan untuk melambangkan rasa takut mereka.

Di sebuah kota kecil di kawasan Natlan, seorang pria keluar dari rumahnya sambil menenteng sebuah garpu taman. Ia dengan wajah marah bersorak kepada orang-orang yang ikut berkumpul di sana, "Tangkap anak itu! Dia mencuri bahan pangan lagi dari gudangku!!"

Ia adalah tuan tanah dengan sifat buruk yang ditakuti oleh orang-orang. Ia tak senang bergaul atau bahkan sekedar bertemu dengan orang miskin di sekitar sana.

Malam itu ketika ia tengah memeriksa gudangnya, ia mendapati seorang anak kecil berlari dengan kedua tangan yang penuh dengan roti tawar.

Pria yang langsung tersulut emosi itu dengan segera meraih garpu taman dan melemparnya pada anak kecil yang berhasil berkelit. Hingga ketika berada di perkarangan rumahnya, ia berteriak sambil memukuli sebuah besi kecil yang biasa dipakai sebagai sinyal untuk mengumpulkan orang-orang.

"Dasar budak kurang ajar!"

Anak kecil yang tersudut, meringkuk sambil melindungi kepalanya yang dipukuli. Dalam hatinya, bocah kecil itu bertanya pada sang dewa.

Kenapa kau tidak membantuku? Apa aku dihukum karena mencuri makanan untuk memperpanjang hidupku?

Kulitnya yang pucat kini berwarnakan merah. Anak laki-laki itu kemudian meraba lehernya, dalam batinnya ia memohon-mohon pada keberadaan dewa yang dimaksud.

Tak sampai satu detik, anak laki-laki itu terbelalak lebar melihat semua orang yang memukulinya telah kehilangan kepala dengan percikan listrik saling bersahutan dari leher mereka.

"Kamu..."

Untuk pertama kalinya, anak laki-laki itu berhadapan dengan sosok yang dianggapnya sebagai dewa. Gadis berkulit putih dengan rambut ungu panjang yang ditiup angin, tangannya menggenggam sebuah pedang bersinar yang dialiri petir.

"Lain kali, bunuh mereka dengan tanganmu sendiri," ujarnya datar seraya menyimpan pedang berkilau itu ke sebuah tempat di udara, apakah itu dimensinya sendiri? Siapa orang yang menolongnya ini? Kenapa ia begitu mengagumkan dalam sekali lihat?

Terserahlah, anak itu tidak peduli siapa orang yang menolongnya. Yang jelas, ia sudah memutuskan bahwa orang tersebut adalah sosok dewa.

Satu-satunya orang yang mau menolongnya.

Setelah kejadian itu, sang anak laki-laki mulai berani melawan ketika ia dipukuli. Semakin ia mencuri, semakin banyak orang yang kesal padanya dan berencana untuk memukulinya beramai-ramai.

Apa sih yang bisa dilakukan anak kecil kelaparan?

Ia menutup kedua matanya, menolak untuk melihat sisa nyawanya yang akan menghilang sebentar lagi. Andaikan ia sekuat sang dewa, andaikan ia memiliki kekuatan, ia ingin... hidup untuk dewanya.

Detik-detik ini, anak laki-laki itu telah memilih jalan kehidupannya.

Saat orang di depannya akan mengayunkan sebuah tongkat kayu, es merambat di bawah kakinya. Ia terkejut dan menggeram lambat, melirik pada anak laki-laki yang kini menegadahkan kepala kepadanya.

Manik merah menatap tajam, dan bibir kecil itu bergerak tanpa suara yang jelas, "Matilah."

Tanah bergetar bersamaan dengan es yang muncul keluar. Ujung tajam bergerak kepada mereka yang berusaha lari, semua suara keputusasaan terdengar indah oleh dirinya yang sekarat, lalu beberapa saat kemudian senyuman puas pun terukir.

Lightning's Glow || Genshin Impact ft.Reader ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang