79• Deep Talk.

5.2K 507 128
                                    

Vote dulu ya, baru baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote dulu ya, baru baca.
Makasiih💙

Sorot tak bersahabat itu terus tertuju pada refleksi diri dalam cermin rias. Grace keraskan rahangnya setelah membaca pesan Ardaf beberapa waktu lalu. Pria itu mengancam, jika ia berani menyebarluaskan video dalam rekaman cctv maka bukan hanya karirnya yang hancur. Bahkan jeruji besi yang dingin tak akan segan diberikan.

Grace tak pernah mendapati kebencian Ardaf sebesar itu. Ia merasa marah dan dendam dengan keadaan saat ini. Rencana menggoda Chivar pun tak berjalan mulus karena pria bodoh yang sedang patah hati itu, selalu mengabaikan pesan dan keberadaannya.

"Sorry! Gue udah puas jajalin perempuan. Sekarang gue nggak minat, sekali pun kondisi gue lagi hancur gara-gara perempuan."

Kalimat Chivar seminggu lalu kembali berputar diingatan. Grace tak menyangka jika dirinya akan ditolak begitu saja, bahkan setelah terang-terangan ia menawarkan diri membantu Chivar melupakan Webhi. Sial sekali, pria yang saat itu ia temui di bar memilih pergi tanpa basa basi.

"Udah selesai, Grace." Seorang wanita yang baru saja menata rambut model cantik itu, berseru santai. Ia rapikan spray rambut yang tadi digunakan sebelum mengernyit mendengar ucapan Grace.

"Aku mau di curly," kata Grace tanpa beban.

"Nggak bisa. 15 menit lagi pemotretannya mulai, Grace. Kalau Dori lihat aku masih pegang-pegang rambut kamu, dia bakal marah. Lagi pula sesi pertama memang kayak gini style rambutnya," jawab penata rambut tersebut.

"Aku bilang, aku mau di curly!" bentak Grace yang refleks berdiri sebelum menatap nyalang wanita yang terkejut karena teriakannya. "Kamu nggak denger?! Tadi Dori minta kamu buat curly rambut aku!"

Ness yang kebetulan baru masuk ke dalam ruang make up, terkejut melihat Grace meradang dengan tatapan tajam pada seorang hair stylist. Ia gegas menghampiri Grace dan meraih tangan wanita itu agar duduk tenang. Namun, Grace yang beberapa hari ini begitu keras kepala, tak mau menurut dengan perintah halusnya.

"Dori tadi udah kasih tahu aku. Pemotretan sesi pertama rambut kamu cuma di style biasa. Nanti--" Wanita yang bekerja sebagai penata rambut sekaligus MUA itu, berhenti memberi penjelasan saat tangan Grace mendarat keras di pipinya. "Kamu--"

"Grace!" Ness tarik tangan model cantik itu. Namun, Grace malah makin tak terkendali dengan emosinya sendiri.

Wanita cantik itu malah menjerit, menarik rambutnya sendiri sebelum menyingkirkan peralatan di depan meja rias dengan tangis tak tertahankan. Emosi Grace meledak dan kali ini di tempat umum yang memiliki risiko besar bagi karirnya.

"Grace, berhenti!" Ness dekap wanita yang makin menjadi-jadi dalam tangis histeris. "Stop, Grace!"

"Aku benci, Ness! Aku benci semuanya!"

Seatap (tak) Sehati  ✔️Where stories live. Discover now