•14

535 60 16
                                    




"Bagaimana, sudah ketemu siapa orangnya?" June menghela nafas kasar karena tidak mendapat jawaban seperti yang dia harapkan

"Baiklah, tapi ingat waktu yang diberikan istri ku, satu minggu. lewat dari itu aku tidak akan membantu karena kuasa sepenuhnya ada pada istri ku, kalian mengerti?" June mematikan sambungan telepon lalu kembali ke kamar rawat Leo

Dan mendapati istrinya yang tertidur sambil menggenggam tangan Leo, diusapnya kepala Rose dengan lembut lalu mengecupnya "Sayang, pindah ke sofa nanti leher kamu sakit"

"Oh June, jam berapa sekarang?"

"Sepuluh malam, sekarang pindah ke sofa nanti leher kamu sakit"

"Kamu tidak tidur?"

"Masih banyak yang harus aku kerjakan, kamu tidur duluan"

"Kalau sudah selesai langsung tidur, jangan terlalu sering begadang tidak baik, omong omong dimana Jeongwoo, dia belum kembali?"

"Jeongwoo ada di rumah Yedam, menginap katanya" Rose menganggukkan kepala

Dalam hatinya June merasa bersalah karena membohongi Rose, sebenarnya dia tidak tau dimana keberadaan Jeongwoo, teman teman anaknya sudah dia hubungi semua tapi Jeongwoo tidak ada bersama mereka

"Selamat malam sayang.."

"Hm, selamat malam.."

Di lain tempat.

Jeongwoo duduk sendirian ditepi sungai melemparkan batu batu kecil sesekali menghembuskan nafas kasar, angin malam yang menusuk sampai tulang cukup membuatnya risih tapi tetap tak membuatnya beranjak melainkan terus menetap

Karena kalau kembali sama saja membuat keributan dan Jeongwoo sedang malas untuk ribut, kepalanya terlalu sakit kalau dipaksa memikirkan banyak hal, ponselnya terus berdering menandakan ada yang menelpon atau berbunyi pertanda masuk tapi tak satu pun dia lihat, masa bodo itu penting atau tidak karena Jeongwoo tidak ingin diganggu oleh siapapun sekarang

"Maaf, aku tidak bisa.." Gadis itu menahan tangan Jaehyuk yang hendak pergi

"apa yang kau lakukan ini bisa membuat orang lain salah paham"

"Jaehyuk, tolong.."

"Tidak ada pengulangan, sekali aku bilang tidak artinya tidak, jangan terus memaksa, kau tidak berhak untuk mengetahui lebih jauh tentangnya"

"Kenapa, aku kekasihnya. aku.."

"ada yang lebih berhak dari pada kamu, minggir."

"Kau menyukainya, kan?"

"Tidak ada urusannya dengan mu"

"Kau pasti sakit hati saat melihat mereka bersama, aku benar?"

"Han Jian."

"ayolah Yoon Jaehyuk, jujur saja tidak perlu ditutupi seperti itu"

"Kalau pun iya, tidak ada urusannya dengan mu, minggir"

"Bantu aku atau aku akan memberitahukan ini pada Jeongwoo"

Jaehyuk mendengus kesal "Silahkan saja, aku tidak takut"

"Yoon Jaehyuk!" teriak Jian

Jaehyuk terus melangkah tanpa memperdulikan Gadis tidak waras dibelakang sana yang terus berteriak, mimpi apa dia semalam sampai bertemu dengannya

"Sayang, kamu kenapa disini?" ucap seorang lelaki menghampiri Jian

"Jehan, tidak apa apa. aku hanya berjalan jalan saja tadi tapi malah sampai kesini, oh ya, mana makanan yang kau beli?"

"aku letakan dibangku taman"

"Kenapa kau letakin disana, kalau diambil orang bagaimana?"

"Kau lebih penting dari pada makanan, makanan bisa dibeli lagi tapi kalau kau yang hilang aku yang mati nanti, bisa digantung aku karena tidak menjaga anaknya dengan baik"

Jian tersenyum tipis "Jangan berkata manis seperti itu, kau tidak cocok sama sekali"

Jehan menganggukkan kepala "Tidak cocok tapi pipi mu merah"

"Hentikan, ayo kembali ke tempat kita semula, nanti makanannya hilang diambil orang" Jehan menahan pinggang Jian yang hendak pergi

"Jehan, kau jangan aneh aneh. disini banyak orang"

"Memangnya aku peduli"

Cup.

"Jehan."

"Pipi mu yang merah jadi makan cantik, aku serius dan aku suka"

"Hentikan atau aku pulang"

"Baiklah, ayo kita kembali ke tempat kita tuan Putri" Jian menerima uluran tangan Jehan dengan senang hati lalu keduanya pergi dari sana

Tapi Jian tidak sadar kalau semua yang mereka lakukan dilihat oleh Jaehyuk, benar. Jaehyuk belum benar benar pergi dari sana, awalnya ingin tapi mendengar suara laki laki memanggil nama Jian, membuat rasa ingin tahunya jadi tinggi

"Tidak sia sia aku berdiam diri disini, Jian, kamu tidak akan bisa berbuat apa apa mulai sekarang" ujar Jaehyuk sambil tersenyum miring lalu jarinya menekan tombol stop pada layar ponselnya karena sudah selesai merekam

Sedetik kemudian, raut wajah senang Jaehyuk berganti dengan wajah tanpa ekspresi, saat melihat pesan yang di kirimkan oleh salah satu temannya tentang Leo



Ye__dm

leo masuk rumah sakit, ada yang membuatnya hampir mati diruangan tidak terpakai dibelakang sekolah, Ibunya Jeongwoo marah besar dan mengancam akan menuntut sekolah kalau pelakunya belum ditemukan


Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang