•16

551 56 4
                                    





"Selamat malam.."

"Selamat malam, aku pasti akan rindu sama wajah cantik ini"

"Berhenti Jehan, cepat pergi atau kau akan ketinggalan pesawat"

"Lebih baik tertinggal pesawat dari pada meninggalkan mu"

"Jehan.."

"Baiklah, baiklah, kesayangan ku. aku pergi dulu yah, sayang sekali cuma satu hari padahal aku masih ingin bersama dengan mu, tapi aku akan berusaha menyeselesaikan pendidikan ku lebih cepat agar kembali ke sini"

"Semangat, aku mencintai mu"

Cup.

"Kalau bukan karena pesawat, habis kau Jian, ya sudah. aku pergi dulu, sampai jumpa"

Jian melambaikan tangan pada mobil Jehan yang kian menjauh meninggalkan Rumahnya, setelahnya dia masuk ke dalam, ada Ayah dan Ibunya yang sedang menonton televisi

"Oh, Ayah dan Ibu belum tidur, tidak seperti biasanya"

"Kami sengaja menunggu kamu pulang, bagaimana kencan bersama Jehan?" mendengar itu raut wajah Jian seketika berubah, padahal sudah terpikir olehnya akan menghubungi Jeongwoo setelah ini tapi orang tuanya malah membahas soal Jehan yang tidak pernah dia inginkan

"Ayah, Ibu, aku lelah mau istirahat. selamat malam" baru Jian hendak melangkah Ayahnya kembali berucap

"Tinggalkan Jeongwoo, Jehan adalah orang yang tepat untuk mu"

"Tidak biasa, aku mencintai Jeongwoo, Ayah tidak mengerti.."

"Kamu yang tidak mengerti, Perusahaan kita dan keluarga Jeongwoo adalah saingan, apa kata orang anak ku bersama dengan anak saingan bisnisnya sendiri"

"Ayah lebih peduli pada orang lain dari pada anak Ayah sendiri"

"Ayah lebih peduli pada bisnis Ayah."

"Ayah."

"Ayah tidak menerima bantahan Jian, lagi pula Jeongwoo sudah menjadi milik orang lain, kamu ingin membuat nama keluarga kita jelek dengan menjadi selingkuhannya begitu?"

"aku yang lebih dulu bersama Jeongwoo dan apa maksudnya milik orang lain?"

"Kamu tidak tau, Jeongwoo itu sudah dinikahkan dengan Gadis lain, jadi posisi kamu disini sebagai selingkuhannya, kamu mengerti maksud Ayah?"

"Jangan bercanda, tidak mungkin, aku tidak percaya, Ayah pasti bohong"

"Terserah kamu percaya atau tidak, Jian. yang bersama sejak awal akan kalah dengan pilihan orang tua, jangan rendahkan diri kamu untuk laki laki seperti Jeongwoo, menikahlah dengan Jehan setelah lulus SMA dan tinggal diamerika, hidup mu akan lebih terjamin jika bersamanya"

"Tapi Jeongwoo lebih kaya dari Jehan"

"Tapi Jehan pilihan Ayah, lagi pula dia laki laki yang baik, kau sudah membuktikannya sendiri kan"

"Tapi dia dan Jeongwoo berbeda Ayah, tolong jangan paksa aku"

"Jehan lebih dari pada Jeongwoo"

"Jeongwoo dan aku saling mencintai, aku tidak peduli dia sudah menikah sekalipun, aku tidak suka dengan Jehan, aku bersama dengannya karena Ayah, sampai kapan pun aku tidak bisa menerima Jehan"

"Baik, kalau memang itu mau kamu tapi bawa Jeongwoo bertemu dengan Ayah dan minta dia menikahi mu"

"apa Ayah sudah gila?!"

"Kamu ingin bersama Jeongwoo ikuti perkataan Ayah" Jian menghentakan kakinya kesal lalu pergi ke kamarnya

***

Jaehyuk tidak beranjak dari tempatnya sedari tadi dan masih setia duduk disamping Leo, tangannya terus menggenggam tangan Leo dengan harapan Gadis itu cepat sadar

Jaehyuk hampir menutup mata karena rasa kantuk yang luar biasa tapi dia urungkan saat merasakan jari jemari Leo bergerak, langsung saja Jaehyuk menekan tombol disamping tempat tidurnya, tak lama setelahnya Dokter bersama suster datang, June dan Rose tidak ada karena pergi kantin Rumah sakit jadi Jaehyuk yang bertanggung jawab

"Bagaimana keadaannya Dokter?"

"Keadaan pasien sudah lebih baik dan sebentar lagi akan sadar, maaf sebelumnya kalau boleh tau dimana Tuan dan Nyonya Park"

"Mereka pergi ke kantin membeli makanan, mungkin akan kembali sebentar lagi"

"Kalau mereka sudah kembali katakan pada Tuan June untuk datang ke ruangan saya, kalau begitu saya permisi, kalau ada apa apa silahkan tekan tombolnya"

"Baik Dokter, terima kasih.."

Setelah kepergian Dokter dan suster, Jaehyuk kembali mendudukkan diri disamping leo, perlahan lahan mata itu terbuka, Jaehyuk tersenyum tipis

"Leo.."

Mendengar namanya dipanggil membuat Leo menolehkan kepala pelan menatap Jaehyuk

"J-Jaehyuk,,haus.."

"Oh, sebentar.."

"Dimana Ayah dan Ibu?"

"Mereka pergi ke kantin, sebentar lagi akan kembali, apa ada yang sakit?"

"Tidak, kau sejak kapan ada disini?"

"Belum lama"

"Dimana Jeongwoo?"

"apa dia begitu penting sampai harus kau tanyakan?"

"Bukan begitu, aku cuma.."

"Di pulang ke rumah membersihkan diri jadi tidak perlu khawatir tentangnya, dia itu bukan anak kecil"

"Kenapa kamu terlihat marah, ada apa dengan wajah mu,.kenapa bisa terluka seperti itu" Jaehyuk merasa senang ketika Leo menghawatirkannya

"Bukan apa apa"

"Sudah diobati?"

"Sudah, jangan khawatir"

"Jaehyuk.."

"iya, kenapa,,ada yang kau butuhkan?"

"Tidak, aku cuma mau bertanya"

"Soal apa, tanyakan saja"

"Saat kamu mengantarkan aku ke rumah Jeongwoo, apa alasan kamu mencium aku malam itu?"






Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang