6.

1K 116 12
                                    

Saat matahari pagi menyapa, sinarnya memasuki celah-celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya.

Olivia Jensen. Gadis itu masih tertidur pulas bahkan suara jam alarm pun tidak membuat dirinya terbangun. Sampai ketika pintu kamar terbuka dan masuk seorang pria paruh baya ke dalam kamar Olivia.

"Astaga. Sayang hey bangun. Kamu harus sekolah oliv."

"Aku ngantuk ayah." Sahutnya dengan nada serak dan mata terpejam.

"Ini udah jam tujuh, kamu mau terlambat masuk sekolah hem? Katanya kamu ada ulangan fisika hari ini?."

Sontak hal itu spontan membuat mata olivia terbuka lebar lalu buru-buru bangun dengan posisi duduk menatap sang ayah.

"Aku lupa. Astaga, bagaimana ini? Aish, ini semua gara-gara mereka yang menggangguku semalaman, aku jadi gak bisa tidur ayah." Ucap Olivia mengerucutkan bibirnya.

Ayah pun tersenyum manis sambil mengelus rambut putrinya itu.

"Wajar sayang, mereka mengganggu kamu karena mereka tau, hanya kamu yang bisa melihat dan berkomunikasi sama mereka. Ayah tau kamu terbebani sama ini semua, maafkan ayah ya oliv."

"Ayah ngomong apa si. Ini udah takdir aku bukan kesalahan ayah, jangan minta maaf ya oliv mohon."

"Baiklah. Tapi apa kamu sudah menerima takdir kamu menjadi anak indigo?."

"Sudah kok ayah, aku sudah terbiasa dengan kehadiran mereka. Ya. Walaupun sebagian dari hantu-hantu itu muncul dengan wajah menyeramkan, tapi gak apa-apa, aku sudah terbiasa dengan hal itu."

"Syukurlah kalo gitu, ya sudah kamu mandi sana terus rapih-rapih berangkat sekolah, ayah akan siapkan sarapan untuk kamu."

"Ayah tidak berangkat kerja?."

"Berangkat siang nanti, sudah sana mandi, ayah tunggu di meja makan ya."

"Oke ayah."

Ayah Olivia pun beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar kamar Oliv. Gadis itupun mulai bangun dari duduknya merapihkan kasur miliknya kemudian pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Hanya memerlukan waktu 10 menit untuk Olivia selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya. Ketika ia sedang berdiri di depan cermin memoleskan make up natural ke wajahnya. Bola mata Olivia perlahan menatap ke arah kiri lewat cermin dimana dibelakang Olivia terdapat sosok wanita berdiri melayang dimana kulitnya pucat, kaki dan tangan yang di penuhi darah, rambut yang menutupi seluruh wajahnya.

"Siapa kamu?." Tanya Olivia kepada sosok wanita di belakangnya.

Sosok wanita itu perlahan mendongakkan kepalanya patah-patah sampai ketika kepalanya miring ke kanan seperti tidak ada tulang, bola matanya hilang, bawah matanya hitam dan mengeluarkan darah.

"Apa kamu sudah merasa takut padaku Oliv?." Mendengar suara itu Olivia memutar bola matanya malas. Ya. Dia tau siapa arwah di belakangnya itu.

"Berhentilah bermain-main denganku Cassandra. Itu tidak lucu!." Ketus Olivia datar.

"Ck. Padahal aku sudah berubah wujud menjadi menyeramkan, tapi kamu sama sekali tidak takut." Ucap Cassandra yang kembali ke bentuknya semula.

"Sayangnya aku tidak takut." Ucap Olivia santai.

"Iyah Iyah. Kali ini aku akui kamu memang berani, tapi ngomong-ngomong apa kalo arwah lain muncul kamu gak kaget?." Tanya Cassandra.

"Kaget si pasti ada, tapi mau bagaimana lagi, aku harus terbiasa soal mereka." Ucap Olivia.

Love : Bad Boy || Yoshi [✓]Where stories live. Discover now