51.

753 84 3
                                    

Suasana tegang terjadi di dalam kamar kakek, pria setengah baya itu duduk bersila sambil meletakkan tangannya di kedua paha, mata yang terpejam dengan pakaian serba hitam, lampu kamar yang mati dan hanya ada beberapa lilin yang menyala.

Suara demi suara bisikan terdengar sangat menyeramkan, aura itu sangat terasa, lilin-lilin bergerak seperti tertiup angin, bibir kakek terus membaca mantra pemanggil arwah, sampai ketika sebuah angin kencang berhembus dalam lima detik membuat tirai-tirai jendela bergerak.

Blushh!!

Merasakan kehadiran seseorang, mata itupun terbuka dan melihat dua sosok arwah wanita dengan pakaian kusam penuh darah, kulit pucat dan wajah yang menyeramkan.

"Rasa bersalah kalian akan terbayar lunas, waktu kalian hanya malam ini dan besok, pergilah dan tuntaskan semuanya."

Tidak lama kemudian dua arwah itu menghilang begitu saja berbarengan dengan lilin-lilin yang padam. Kakek yang memasang wajah datarnya itu menoleh ke arah nakas samping kasur ia mengambil sebuah gelang silver yang sudah diberikan kekuatan.

"Oliv harus melindunginya."

~~~~~~~~''''~~~~~~~~~

Di kelas 12 IPA 1. Guru fisika sedang mengajar di kelas mereka. Sejam berlalu semuanya begitu diam memperhatikan guru wanita dengan bibir merah itu sedang menulis soal di papan tulis.

"Oke. Ada yang mau maju?."

Hening. Tidak ada siapapun yang berani mengangkat tangan sebagai jawaban, jaehyuk, mashiho dan Asahi yang terbilang murid pintar saja enggan untuk mengangkat tangan mereka.

"Tidak ada yang mau maju? Serius?."

Semua murid saling melirik satu sama lain lalu sebagian dari mereka menggelengkan kepalanya. Bu hana tentu menatap malas ke arah murid-muridnya sampai ketika tatapannya beralih kepada yoshi yang sedang asik tertawa kecil sendirian.

"Yoshinori."

Junghwan yang menyadari bahwa panggilan Bu Hana tidak di saut oleh yoshi pun, menyenggol lengan yoshi.

Yang diganggu hanya berdecak sebal tanpa menoleh.

"Ish. Apa si, jangan ganggu deh."

"Yos. Itu Bu Hana manggil Lo."

"Berisik!."

"Yoshinori Samuel argantara! Bagus banget ya kamu, di jam pelajaran saya malahan asik main ponsel!!."

Semua murid kompak menutup telinga mereka, karena bagaimanapun suara oktaf Bu hana sangat menggelegar yang bisa saja merusak gendang telinga mereka. Yoshi yang kaget pun langsung mematikan ponselnya dan menaruhnya di saku celananya.

"Ke-kenapa Bu?."

"Pakai nanya lagi kenapa, maju ke depan kerjakan soal di papan tulis, sekarang."

"Kok saya? Kan yang lain bisa."

"Saya kan nyuruhnya kamu, kenapa kamu malahan protes. Sudah cepat maju kerjakan sekarang!."

Mau tidak mau yoshi beranjak berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke depan kelas memegang spidol di tangan.

"Menurut Lo, dia bisa gak ngerjainnya?."

"Ck. Udah pasti gak bisa lah, nilainya aja gak pernah tuh dapat bagus."

Mendengar pembicaraan dua murid pria itu membuat teman-teman yoshi menoleh dengan tatapan datar, begitupun yoshi Yang diam-diam mengepalkan tangannya.

"Yoshi! Kalo Lo gak bisa ngerjain, mending nyerah aja, kami tau kok otak Lo itu gak bisa nampung pelajaran."

Love : Bad Boy || Yoshi [✓]Where stories live. Discover now