Calon Mertua

635 51 4
                                    

Sejak kemarin Sehan tidak pulang ke Mansion menunggu Izul yang belum bangun. Pagi ini Gisha dan El juga sudah datang ke rumah sakit membawakan Sehan makanan.

Emosi Sehan sekarang sudah kembali stabil. Dirinya tidak bisa marah terlalu lama pada babu tersayangnya lagipula itu bukan kesalahan Gisha, jika dipikir Gisha bertengkar dengan Kania juga karena memperebutkan dirinya bukan. Itu berarti Gisha juga sudah jatuh hati pada sosok duda ganteng Alsehan Wijaya.

Ini harus segera diumumkan ke media. Sepulang dari rumah sakit Sehan akan membuat baliho yang besar di depan mall serta sepanjang jalan. Semua orang harus tau berita heboh ini.

Lagi pula buat apa punya uang banyak jika bukan buat pamer.

"Gisha maaf kemarin aku sempat berbicara sedikit kasar sama kamu."

"Iya gak papa kok wajar kamu pasti lagi panik,  aku juga salah harusnya aku gak berantem di pinggir kolam."

"Aku emang gak salah milih calon istri, kamu pengertian banget."

Sehan mendusel dileher Gisha, memeluk erat gadis itu lupa jika masih ada sosok El yang duduk di sofa rumah sakit, bingung dengan apa yang dilakukan papihnya.

Tapi dari apa yang El lihat mamih Gishanya itu tampak tersenyum senang, dia jadi berpikir akan melakukan hal itu juga pada Aya, ah dia juga pernah melihat film seseorang yang saling menyedot bibir di laptop papihnya yang waktu itu tak sengaja ditinggalkan dalam keadaan menyala di kamar, El akan mempraktekkan itu nantinya dengan Aya pasti anak perempuan itu akan senang dan memujinya.

Izul sebenarnya dia sudah membuka mata sejak lima menit lalu, tapi melihat adegan romantis didepan matanya membuat matanya panas jika terbuka. Dua orang duda dan babu itu memang tidak tahu tempat.

"Gisha kamu tambah cantik, kamu juga harum banget."

"Duda Sehan lepas, malu ih ini di rumah sakit kalo Izul tiba-tiba bangun liat kita begini gimana?"

"Gue udah liat kali."

"Biarkan siapa tau jadi obat suplemen supaya bangun langsung seger liat keromantisan kita."

"Duda sialan."Batin Izul mendengar semua yang diucapkan Sehan.

Brak!

Pintu ruang inap VIP itu dibuka secara kasar, bahkan sebelah engselnya sudah hampir lepas, pelakunya adalah seorang wanita paruh baya dengan pakaian hijau neon silau menyala, jangan lupakan make up yang cukup tebal dengan lipstik merah.

"Anak durhaka! Bangun gak usah pura-pura momski tau kamu sudah sadar!"

Yap wanita umur 50 tahun itu adalah orang tua Sehan. Dibelakangnya seorang pria paruh baya berdiri gagah dengan jas hitam yang melekat.

Izul berdecak kecewa momskinya memang tidak pernah bisa ditipu. Ia membuka matanya dengan malas.

"Aku siapa? Aku dimana? Kalian siapa? Sepertinya aku lupa ingatan,"ucapnya.

"Kamu nanyea?"

"Kamu bertanyea-tanyea?"suara dari video yang tengah El putar menggema  ruang rawat.

Ibu Sehan itu mendelik malas melihat kelakuan sang anak yang hobi berdrama."syukur deh kalo lupa ingatan berarti gue lebih mudah nyoret you dari kartu keluarga biar sekalian gak perlu bagi harta warisan."

Izul melotot syok mendengar ucapan sang mamski, mana mau dia kehilangan harta warisan yang bahkan bisa menyaingi harta raja arab, bisa gagal cita-citanya jadi pengangguran kaya raya.

"Mamski kok gitu sih! Kamu tega sama akuh!"

"Kamu siapa yah gue gak kenal!"

"Paspki liat tuh istri lo!"suara teriakan Izul merengek mengadu pada sang ayah yang nampak tenang ikut nimbrung bersama El di sofa menonton video Dilan Cepmek.

Crazy Duda(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang