Akhir yang tak terduga

799 39 9
                                    

Hallo Readers ini adalah chapter terakhir dari cerita Crazy Duda.

Maaf banget jika selama kalian baca cerita ini masih banyak kata-kata Typo.

Jangan lupa vote sama komen.

Happy reading!

Kaki jenjang Gisha berlari tergesa-gesa dilorong rumah sakit, dirinya bahkan tidak peduli dengan tatapan orang-orang dan pasien lain yang memandangnya aneh karena masih menggunakan gaun pengantin. Yang terpenting sekarang baginya adalah memastikan keadaan Sehan.

Gisha harap luka Sehan hanya goresan kecil, saat Gisha sudah menemui Sehan, Gisha harap laki-laki itu akan menyambutnya dengan tawa jail, karena berhasil membuat dia cemas dengan penampilan yang urakan. Gisha harap ini hanya prank yang sengaja Sehan lakukan.

Namu sepertinya harapan itu tidak sesuai, nyatanya saat dia sudah di depan ruang ICU yang ia lihat bukan tawa jahil, melainkan sekumpulan orang-orang yang menangis tersendu.

Izul, yang menangis bersandar di dinding rumah sakit, Yudha yang memeluk, menenangkan Nengsih, dan tarakhir seorang bocah lima tahun dengan baju pasien warna biru menangis sesenggukan kearahnya.

"Mamih Gisha, Papihya El,"bocah itu berlari menangis memeluk Gisha erat, tubuhnya juga ikut bergetar.

Gisha kalut, perasannya sekarang menjadi sangat cemas. Sehan baik-baik sajakan?

"El kok kamu nangis, jangan nangis dong kan nanti kamu mau liat acara nikahnya Mamih sama Papih, kalo nangis nanti jadi jelek, ini juga baju jasnya mana kok diganti."Gisha berjongkok menyamakan tingginya dengan sang calon anak, mengusap surai rambut El, bisa dia lihat luka yang ditutup perban dileher El, bocah itu pasti ikut terluka saat kecelakaan.

Elvan bocah itu menggeleng ribut."Mamih Papih Udah pergi dia gak akan  nikahin Mamih."

Gerakan tangan Gisha yang akan mengelus kembali rambut El terhenti."Maksudnya?"

"Gisha ikhlaskan Sehan dia Pergi."Bukan jawaban yang Gisha dapatkan melainkan sebuah pelukan hangat dari wanita yang akan menjadi calon ibu mertuanya. Pelukan yang diiringi isak tangis.

"Maafkan Sehan Gisha, maafkan anak Mamski yang tidak bisa menepati janjinya untuk menikahi kamu."

"Mamski jangan bercanda seperti ini sama Gisha, ini gak lucu."

Gisha melepas paksa pelukan Nengsih dan El, perempuan itu kembali berlari, kali ini dia memasuki ruangan ICU. Yang dia lihat saat pertama kali masuk adalah seorang perawat yang baru saja menutup sesuatu dengan kain putih.

Tangannya dengan gugup membuka kain itu, semoga saja pemikiran buruknya kali ini salah.

Tubuh Gisha benar-benar dibawa mati rasa. Jantungnya terasa berhenti berdetak detik ini juga, di depannya tubuh Alsehan Wijaya, calon suaminya terbujur kaku penuh darah, pakaian laki-laki itu bahkan masih menggunakan pakaian pengantin yang senada dengan gaun miliknya.

"Aaaarrrrghhh!"Gisha meraung histeris.

"S-Sehan stop jangan bercanda ayo bangun!"Gisha memeluk erat tubuh Sehan, bahkan beberapa kali dia mencoba merasakan detak jantungnya namun nihil, bahkan badan Sehan pun terasa dingin.

"Sehan ini gak lucu!"

"Sehan bangun ayo katanya mau nikah, aku udah dandan yang cantik buat kamu."

"Sehan bangun, aku mau nikah sama kamu, jangan bobo kaya gini aku gak suka Mas duda sayang ayo bangun,"Gisha terus meracau, menguncang pelan tubuh Sehan berharap laki-laki itu bangun.

Usaha Gisha sia-sia Sehan tetap tidak membuka mata sedikitpun.

"Mbak Gisha ikhlaskan bang Sehan kasihan jangan tahan dia dengan cara kaya gini."ucap Izul yang ntah sejak kapan sudah berdiri di belakang tubuh Gisha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Duda(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang