08. Milik Daddy

17.9K 1.8K 55
                                    

Seorang gadis menggenggam erat ponsel di tangannya. Ia baru saja menonton sebuah video terakhir sang Papa. Di video tersebut, Eldar meminta sepenuh hati pada putrinya untuk menerima pernikahan itu. Pernikahan yang sama sekali tak pernah terpikir oleh Eleana. Gadis yang masih ingin menikmati masa mudanya.

"Ele," panggil seseorang membuat Eleana menoleh. Gadis itu langsung menghapus jejak air matanya dan mengulum senyum. Seolah menunjukkan, bahwa dirinya baik-baik saja. "Maaf, gue baru bisa ke sini."

Ethnio merentangkan kedua tangannya. Mereka berpelukan membuat tangis Eleana kembali pecah. Hati Ethnio terasa teriris melihat sisi lemah dari gadisnya.

"Gue yakin, lo orang yang kuat. Om Eldar pasti sedih liat putri kesayangannya nangis terus kek gini," tutur Ethnio berusaha membujuk.

Eleana menggeleng pelan. Ia menyudahi pelukan dan menunjukkan video tersebut padanya. Ia merasa bersalah melihat raut kekecewaan di wajah Ethnio. Tetapi, dirinya tidak ingin memberi harapan palsu. Mungkin, mereka memang tidak ditakdirkan untuk bersama.

"Lusa gue nikah sama duda itu, Io. Gue terpaksa nerima pernikahan ini," ucapnya melirih.

Rasanya, hati Ethnio hancur berkeping-keping. Tetapi, ia tetap berusaha tersenyum. Ia harus terlihat kuat agar bisa menguatkan gadis yang selama bertahun-tahun bertahta di hatinya.

"Lo mampu ngejalanin itu semua, Le." Kedua tangannya menggenggam erat tangan Eleana. Ia tak bisa lagi memperjuangkan cinta sepihaknya, karena semesta tak merestui mereka untuk bersama. "Nanti gue bakal dateng."

"Janji?" Ethnio mengangguk mantap. Ia segera memalingkan wajah dan diam-diam menyeka sudut matanya yang berair.

Kemunculan seseorang membuat mereka menjauh. Tatapan penuh selidik dilayangkan kepada sepasang sahabat yang tertangkap basah tengah berduaan, di mana sang gadis akan menjadi istri pria lain. Elina, wanita itu menarik pergelangan tangan adiknya dan membawanya pergi meninggalkan Ethnio yang tersenyum masam.

"Kalo bukan karena wasiat Om Eldar, gue nggak akan biarin Ele nikah sama si duda." Ethnio memandang punggung kakak-beradik itu. Setelah mereka hilang dari pandangan, ia menyusul dan berpamitan pulang.

Eleana melepas paksa cekalan tangan kakak perempuannya. Ia melangkah mundur, mencoba menciptakan jarak pada wanita yang tampak tersulut emosi. Wajahnya tampak merah padam dan Eleana tak mengetahui penyebab amarahnya.

"Lo itu mau nikah! Harusnya jaga jarak sama lawan jenis, bukan malah berduaan!" amuknya membuat Eleana mengerutkan kening bingung.

Sejenak berpikir, akhirnya ia menemukan jawaban dari kemarahannya. "Nio sahabat gue. Kalo pun duda itu tau gue lagi berduaan dan mikir yang nggak-nggak, bagus dong! Terus abis itu, pernikahan ini gagal. Dan gue nggak jadi nikah sama tuh duda!"

"Gimana kalo lo aja yang gantiin gue?" tawar Eleana menyeringai. "Gue bakal dengan senang hati urus surat perceraian lo sama suami lo, dan gue juga bakal bantu negosiasi sama Erland. Secara lo 'kan udah punya anak, lo pasti tau cara ngurusin anak. Nggak kayak gue yang masih perawan!"

Tangan Elina terangkat ke udara. Eleana memejamkan mata, menunggu tamparan keras mendarat di pipinya. Tetapi, itu tak kunjung terjadi. Tepat saat dirinya membuka mata, ia dikejutkan oleh Ethnio yang memegang tangan kakaknya.

"Lo punya suami yang bisa lindungi lo dari siapa pun yang berniat jahat sama lo, dan Eleana punya gue! Jangan sekali-kali, lo nyakitin sahabat gue!" pekik Ethnio menghempaskan tangannya. Ia menatap tajam kepergian wanita yang sering mencari masalah dengan gadisnya.

***

Seorang gadis menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini, pernikahannya akan dilangsungkan. Eleana, gadis itu tersenyum tipis. Menahan rasa sesak di dada dan desakan air mata. Ia harap, Erland mampu memberinya kebahagiaan. Hanya pria itu harapan satu-satunya, setelah kepergian sumber kebahagiaannya yaitu sang Papa. Eleana sudah tidak lagi menyesal dengan pernikahan ini. Ia pikir, Tuhan memang menakdirkannya untuk menjadi ibu sambung untuk kelima anak tersebut. Mengingat, mereka yang sangat mendambakan kasih sayang seorang ibu.

Mendadak Jadi Mommy 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang