14. Iblis

66 13 3
                                    

Happy Reading....

Pagi ini pasangan muda itu tengah melakukan sarapan untuk pertama kalinya selama menikah, sarapan mereka tidak mewah hanya selembar roti tawar yang sudah diolesi slai coklat dan segelas susu setengah hangat.

Tidak ada pembicaraan dimeja makan, kedua pasutri itu makan dengan khidmat, jangan lupakan tatapan Reksa tetap dingin bak es batu.

Reksa mengelap bibirnya dengan menggunakan tisu, begitu juga dengan Tari.

Setelah selesai sarapan, Tidak lupa Tari membersihkan meja makan, dan membawa piring kotor ke dapur.

Tari berjalan keruang tengah, dimana sudah ada Reksa duduk dengan angkuh.

"Lo bisa bawa motor?" Tanya Reksa datar menatap tari.

"Bisa" jawab Tari singkat, Tari, ia gadis yang serba bisa, karena dia dibesarkan oleh dua lelaki yang mengajarkan dia menjadi gadis yang mandiri dan tidak pernah menyusakan orang lain, dikarenakan Lian yang sibuk dengan kerja dan Riza sibuk dengan kuliahnya, Tari gadis yang bisa melakukan apa saja, dari bela diri, bawa mobil, bawa motor hingga pekerjaan rumah tangga.

"Bagus kalau gitu, hari ini lo bawa motor, gue bawa mobil, soalnya gue mau sekolah jemput Nadira" ucap Reksa santai tanpa memikirkan perasaan Tari yang sesak.

Tari terdiam membeku ditempatnya, bisa-bisanya dia bicara ingin menjemput perempuan lain, sedangkan dirinya? Harus berangkat sendiri, ya sudahlah, jika Tari membantah yang ada bukannya menyelesaikan masalah malah nambah masalah.

"Dan ingat hati-hati bawa motor gue, soalnya itu motor kesayangan gue" pesan Reksa ketus.

Tari hanya mengangguk, dia berjalan kekamar, dia mengganti roknya dengan celana jeans, tidak mungkin 'kan dia membawa motor denga rok pendek, 'kan ngak lucu.

Tari melajukan motor sport milik Reksa, dia membawa motor dengan kecepatan sedang, dia cukup menikmati perjalanan menggunakan motor.

Kini motor itu memasuki gerbang SMU Dirlangga, sudah terlihat Reksa dan Nadira and the geng di sana, Tari dengan berdengus kesal, dia memparkirkan motor itu di tempat biasa Reksa parkir.

Tari membuka helm full facenya, keempat teman Reksa dibuat kagum dengan aura kecantikan Tari, Reksa seketika terdiam di samping Nadira, tidak bisa dielakan bahwa Tari memang lebih cantik dibandingkan Nadira.

"Berdemage banget anying" teriak Gilang heboh tanpa berkedip melihat Tari.

"Pagi cantik" sapa Iqbal mengedipkan sebelah matanya.

"Istri orang babi" ucap Gino mengusap wajah Gilang yang dari menatap Tari tanpa berkedip.

"Tangan lo bau comberan bangsat" balas Gilang berdegus kesal.

Tari sama sekali tidak menghiraukan perdebatan ketiga teman Reksa, manik mata Tari menatap manik mata Reksa, mereka berdua saling pandang.

'Aku harap, suatu hari nanti, kamu bisa terima aku sebagai istri kamu kak' batin Tari menatap Reksa dengan penuh perasaan.

Nadira kini menatapnya dengan sinis, bahkan penuh kekesalan.

"Gue pengen lo besok sekolah jemput gue pake mobil ya beb" ucap Nadira pada Reksa yang mengantarnya pulang., sedangkan Pria itu hanya mengangguk.

'Sial, niat gue 'kan biar nih orang naik ojol, malah gagal'

Tari turun dari motor, sebelum dia benar pergi, dia menatap Reksa sekilas.

"Gue duluan kak" ucap Tari pada keempat sahabat Reksa, keempat teman Reksa hanya mengangguk kecuali Gilang dia melambaikan tagannya kearah Tari.

'Seadainya lo bukan penuh Raksa, mungkin lo udah gue jadikan ratu Tar, tapi sayang, hati lo sama hati lo jauh berbeda' batin Reksa menatap punggung Tari nanar.

MATAHARI SENJAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant