23 |Olahraga

256 36 2
                                    


.

.

Bel kedua berbunyi tanda pergantian jam pelajaran. Kebetulan jam ke-2 ini adalah mata pelajaran olahraga dan murid kelas kami pun langsung menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian olahraga. Aku dan Haechan mampir sebentar ke loker karena baju olahraga Haechan ada di sana. Lalu kami berdua pun menyusul teman-teman lain ke ruang ganti.

Langkahku terhenti ketika sampai di ambang pintu. Merasa aneh karena tingkahku, Haechan berbalik ke belakang guna melihatku.

"Kenapa berdiam diri di sana?" tanyanya heran. Aku masih belum bergerak dari tempat hingga Haechan akan meraih tanganku namun cepat-cepat kusembunyikan. Aku menunjuk-nunjuk ke dalam ruangan dengan wajah yang hampir seluruhnya memerah.

Bagaimana tidak! Di dalam sana anak laki-laki semuanya bertelanjang dada. Aku sungguh tidak sanggup untuk memasuki ruangan itu.

"Aku ganti baju ke toilet saja ya Chan. Kau nanti duluan saja ke lapangan."

Tanpa menunggu persetujuan dari beruang itu, aku cepat-cepat berlari menuju toilet terdekat dari ruang ganti. Waktu kami untuk berganti baju tidaklah lama.

Sempat bimbang saat sudah tiba di toilet ingin masuk ke toilet pria atau wanita, aku memastikan keadaan sekitar yang lumayan sepi, tanpa berpikir panjang lagi aku segera memasuki toilet wanita. Dan untungnya disana tidak ada siapa-siapa, jadi aku leluasa untuk berganti pakaian.




***




Aku menyusuri lorong sekolah dengan tergesa. Tempat yang aku tuju adalah lapangan basket yang pernah aku dan Haechan bersihkan saat kena hukuman beberapa minggu lalu.

Saat sudah tiba disana, lapangan sudah dipenuhi oleh murid kelasku dan juga dua kelas 11 lainnya.

Ya. Jika mata pelajaran olahraga disini memang digabung dari keseluruhan kelas 11, kelas 10 dan 12 juga begitu. Selain karena memudahkan guru olahraganya mengajar dan menghemat waktu, toh materi pelajarannya pun cuma diulang-ulang saja. Paling ada beberapa materi selingan yang disisipkan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Aku mencari-cari keberadaan Haechan di sekitaran lapangan, namun keberadaannya masih belum ku temukan. Aku menepi sebentar karena guru olahraganya masih belum datang.

Dapat aku lihat anak-anak perempuan sedang bergerombol di satu titik yaitu di sisi lapangan sebelah kanan tempat kursi panjang yang biasa digunakan pemain basket beristirahat.

Aku penasaran kenapa mereka histeris dan meneriaki seseorang di tengah lapangan yang sedang bermain basket.

"Oh pantas."

Disana aku melihat Jeno sedang mendribble bola basket bersama teman-temannya dan memasukkan bola oranye itu ke keranjang. Penampilan wakil ketua OSIS itu sungguh membuat siswi-siswi disana kesurupan massal.

Belum pemanasan poni pria itu sudah basah dengan keringat, ditambah lengan bajunya yang memang pendek ia gulung sampai memperlihatkan otot bisepnya yang mengkilap karena keringat.

Aku juga wajar terpesona dengan ketampanan Jeno. Ingin bergabung ke dalam gerombolan para siswi itu dan berfangirling bersama, namun aku sadar diri. Jadilah aku hanya memandang dari kejauhan sambil duduk di tribun.

Ditengah asyik menonton, bahuku tiba-tiba ada yang menepuk. Aku menolehkan kepalaku.

"Loh Haechan? Dari mana saja kamu?"

Ya, yang menepuk pundakku adalah Haechan. Anak itu ikut mendudukkan dirinya di sebelahku.

"Dari toilet sebentar, tatanan rambutku rusak gara-gara ganti baju tadi."

Terjebak dalam Tubuh Huang Renjun ft. NCT DREAM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang