Bunga Matahari di Tengah Padang

1.1K 145 36
                                    

request from wateralive , sorry it took me so long to finish this. semoga kamu suka dengan apa yang kutulis :)

happy reading all!

***

Tuan Haruto tak suka jika padang bunganya dimasuki orang lain. Hanya ada tiga orang yang diizinkan masuk kesana; tukang kebun, Tuan Haruto, dan aku.

Sewaktu pertama kali aku datang ke kediaman Tuan Haruto, fokus utamaku langsung terarah pada padang bunga matahari yang ada di halaman depan. Bunga-bunganya begitu mencolok, terang di tengah-tengah area berwarna hijau. Aku datang sekitar dua tahun yang lalu. Niatku awalnya untuk bekerja sebagai salah satu pekerja di kediaman ini, menjadi pelayan mungkin, aku tidak memikirkan detailnya. Pokoknya pekerjaan apapun akan kuterima selagi itu melayani Tuan Haruto. Dan ujungnya, aku dijadikan pelayan pribadi Tuan yang selalu di sisi Tuan. Kemanapun Tuan akan pergi, aku akan mengikutinya. Dimanapun, dan sampai kapanpun. Aku akan terus berada di sisi Tuan.

Tuan jarang keluar rumah. Dia sering menghabiskan waktunya duduk di ruang bersantai di lantai kedua, ruangan di sebelah perpustakaan pribadinya, duduk disana berjam-jam. Terkadang dia akan membaca buku, tapi seringkali dia hanya duduk dan diam di bangkunya sampai waktu makan tiba. Pada saat itu aku akan berdiri di sebelahnya, apapun yang dia inginkan, apapun yang dia perintahkan, akan kupenuhi semuanya. Kami biasanya berbicara saat itu.

Tapi sebenarnya Tuan adalah orang yang tidak berbicara banyak. Dia terbiasa diam, tapi sungguh dia adalah orang sangat hangat.

Wajahnya ketika tidak memasang ekspresi terlihat tajam, tapi ketika tersenyum rasanya seolah-olah matahari musim panas ada disana.

Ucapannya kadang-kadang suka membuat salah paham orang yang mendengarnya, tapi sebenarnya berniat baik.

Dia itu, orang paling baik yang pernah aku temui.

***

"Cepat, Jeongwoo."

Dari balik pintu, ada pria yang dipanggil sebagai Jeongwoo keluar dengan langkah tergesa-gesa. Jeongwoo agak bingung ketika telah berdiri di hadapan sang Tuan Tuannya justru mencermati dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Baru kemudian Tuannya berucap, "Ambilkan kotak hitam di atas meja di kamarku."

Lekas Jeongwoo ke kamar sang Tuan dan kembali lagi dengan sebuah barang yang diminta.

Kotak hitam itu ukurannya kecil, terpegang dengan pas di genggaman Haruto, Tuannya.

Dibuka sang Tuan kotak tersebut. Jeongwoo memperhatikannya dan langsung bertatapan dengan Tuannya. Tiga detik, tatapan itu bertahan. Haruto maju mendekat ke arah Jeongwoo, ketika jaraknya dekat, badannya mencondong sedikit ke depan, kedua tangan bergerak ke arah belakang Jeongwoo. Ketika dia tegak kembali, sebuah benda perak terpasang di leher Jeongwoo.

"Cocok denganmu." mudah sekali kalimatnya keluar sampai tak tau apa akibatnya pada jantung Jeongwoo yang mendadak bertalu kencang.

Tamu yang datang hari ini sudah pernah Jeongwoo lihat sebelumnya, ini kali ketiga. Dari kalangan bangsawan juga seperti Haruto.

Bagi Jeongwoo sendiri sang tamu ini punya kesan khas. Selain dari penampilannya yang nampak mewah air mukanya itu cukup mengintimidasi Jeongwoo. Hampir seperti Jeongwoo akan digigit sampai kehabisan darah oleh vampir tersebut一iya, tamu dan Haruto adalah vampir.

Vampir tua, menurut Jeongwoo.

Habisan walaupun wajah keduanya masih tampan rupawan tapi sesungguhnya usia mereka itu sudah ribuan tahun.

𝐀 𝐏𝐋𝐀𝐂𝐄 𝐘𝐎𝐔 𝐂𝐀𝐋𝐋𝐄𝐃 𝐇𝐎𝐌𝐄 ; 𝐇𝐀𝐉𝐄𝐎𝐍𝐆𝐖𝐎𝐎Where stories live. Discover now