Bismillah...
Happy Reading
.
.
.Lima hari berlalu, kini kondisi Ameena sudah mulai membaik. Bahkan ia sudah dibolehkan pulang. Namun ia bersikeras untuk tidak pulang ke rumah. Alasannya sudah pasti ingin menemani Ayah nya.
"Asalamualaikum Ayah," ucap Ameena ketika berada di ambang pintu ruang ICU.
Terlihat lelaki paruh baya masih terbaring lemas. Kondisinya tidak ada perkembangan. Kedua kelopak matanya masih enggan terbuka.
"Ayah, Ameena datang. Hari ini Ayah akan dijaga Ameena. Bunda masih ada urusan sebentar, Abang masih ngajar. Jadi kita bisa quality time hari ini," Ameena berbicara seperti akan ada jawaban dari Ayah nya itu.
"Ayah, Ayah gak mau bangun apa? Sudah lima hari Ayah gak bangun-bangun. Ayah gak kasian ke Ameena? Ameena rindu makan bareng Ayah, jalan-jalan bareng Ayah, ke kebun teh bareng Ayah. Ameena rindu kebiasaan kita berdua." Ameena mengelus tangan Ayah nya itu dengan sesekali mencium nya.
"Ohya, Ameena bawa kabar gembira buat Ayah. Ameena diterima loh di Universitas Islam yang Ameena mau. Alhamdulillah berkat do'a Ayah dan Bunda Ameena bisa lolos seleksi. Ameena yakin Ayah pasti senang dan bangga kepada Ameena. Ameena mau nanti pertama kali Ameena masuk kuliah dianter Ayah ya. Biar kita bisa masuk bareng ke kampus Ameena."
Ameena terus mengajak Ayah nya berbicara, meskipun ia tau tak akan ada jawaban dari Ayah nya itu. Tapi entah mengapa iya yakin kalau Ayah nya mendengar apa yang ia ucap.
10 menit berlalu, Ameena yang tengah asyik memandang wajah ayahnya dan menggenggam tangan Ayah nya merasa ada yang bergerak. Ameena langsung melihat tangan Ayah nya, dan benar saja pergerakan itu dari jari jemari Ayah nya. Sontak hal itu membuat Ameena terkejut dan air matanya lolos seketika.
"Ayah!" Ia melihat mata Ayah nya mulai membuka. Hal itu membuat Ameena cepat berlari keluar dan segera memanggil dokter.
"Dokter!"
"Dokter!"
"Dokter!"
Seketika muncul Dokter Alex yang berjalan cepat ke arah Ameena.
"Dokter, Ayah Ameena sudah sadar." Dokter Alex langsung masuk dan segera memeriksa Ayah Ameena.
"Ayah, Ayah ini Ameena Ayah. Alhamdulillah yaaa Allah," ucap Ameena yang tengah berada di samping Ayah nya itu.
"Ameena..." panggilan itu yang selalu dinantikan Ameena kini terdengar kembali.
"Iya Ayah, ini Ameena."
"Dokter, gimana kondisi Ayah?"
"Alhamdulillah Ayah mu sudah sadar kembali. Biarkan kesadarannya pulih secara perlahan." Ameena mengangguk paham.
"Bapak, apakah kepala bapak masih terasa sakit?" tanya Dokter Alex yang di angguki oleh Ayah Ameena.
"Baiklah, Bapak istrahat dulu! Jangan terlalu memikirkan apa-apa. Nanti saya akan kesini lagi untuk membawa beberapa obat."
"Saya permisi dulu," pamit Dokter Alex.
"Terimakasih dokter."
"Ayah, Ameena telfon Bunda dulu ya!" Ameena mengambil handphone di tas nya dan mulai menelfon Bunda nya.
"Halo Assalamu'alaikum Bunda."
"Waalaikumsalam sayang. Ada apa sayang?" ucap Bunda di sebrang sana.
"Bunda, Ayah sudah sadar. Bunda cepat ke rumah sakit ya!"
"Alhamdulillah yaaa Allah. Bunda akan segera ke sana sayang." Nampak dari suara Bunda Ameena yang begitu bahagia mendapat kabar ini.
"Baik bunda. Hati-hati ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA AMEENA
RomanceMungkin cerita kehidupan setiap orang itu berbeda. Mempunyai alur cerita dan sudut pandang berbeda. "Aku siap menikah!" Bukan tentang siapa jodoh mu Kerena Allah tau yang terbaik untuk mu Yang tepat akan datang diwaktu yang tepat. ~CintaAmeena♡ b...