19: EYMe

291 73 1
                                    

"Bagaimana pencarian kalian?" tanya Yoshi saat Jeongwoo dan Yedam kembali beberapa jam kemudian.

"Kami tidak menemukan apapun," lapor Yedam lalu merebahkan diri di tempat tidur kosong di sisi lain kamar.

"Tidak ada yang tahu apapun tentang sang puteri, bahkan para tetua. Mereka menganggap raja dan ratu mereka tidak memiliki pewaris," kata Jeongwoo sambil melepas jubahnya lalu duduk di samping Mashiho yang masih tidur.

"Kami menemukannya. Pangeran Jinju itu," kata Yoshi, seketika membuat Jeongwoo dan Yedam memberikan perhatian mereka sepenuhnya pada si pengendali pikiran.

"Bagaimana bisa?" tanya Yedam.

"Sederhana saja. Baju pelayan yang kami 'pinjam' rupanya adalah seragam untuk Friz, pelayan khusus Pangeran. Kami berdua diberi tugas untuk membawakan hidangan untuknya. Pangeran itu tinggal di menara utara yang dijaga sangat ketat. Dari pengamatanku, pelayan dan penjaga disana tidak tahu nama sang Pangeran. Mereka hanya menyebutnya 'Pangeran'. Namun ketika aku mengantarkan hidangannya, sang puteri sedang bersama seseorang. Orang itu memanggilnya 'Suk'."

"Jika kau sampai sedekat itu untuk mencuri dengar, apakah kau bisa mendeteksi kekuatannya?" tanya Jeongwoo penuh harap.

Yoshi tersenyum cerah. "Ya. Dia adalah Danny."

"Apakah kau bicara padanya?" tanya Yedam.

"Tidak," jawab sebuah suara serak. Yoshi, Yedam, dan Jeongwoo menoleh kearah Mashiho yang mengusap matanya, efek baru bangun. "Para kepala pelayan itu memperbudak kami berdua."

"Kami melakukan beberapa pekerjaan tambahan dalam penyamaran kami," Yoshi menjelaskan ketika dua pasang mata menatapnya bingung.

"Kapan sebaiknya kita menemuinya?" tanya Yedam.

"Mungkin besok? Aku ingin cepat-cepat kembali ke Ameji," kata Jeongwoo.

"Sebelum itu kita harus mendapatkan seragam Friz untuk kalian berdua. Karena sepertinya hanya pelayan dan penjaga khusus yang boleh mendekati menara utara," kata Yoshi.

.

Keesokan harinya Yoshi dan Mashiho membawa kedua saudara mereka ke istana Jinju setelah sebelumnya mendapatkan dua seragam Friz lain dari asrama pelayan. Keempat titisan Dewa ini baru akan berjalan ke menara utara ketika sebuah suara menghentikan mereka.

"Friz!" panggil orang itu. Yoshi dan Mashiho yang mengenalinya sebagai madam Jang segera menundukkan kepala sekilas sebagai sapaan, Jeongwoo dan Yedam mengikuti. "Dua diantara kalian pergi ke dapur untuk mengambil hidangan yang telah dipersiapkan, dua yang lain siapkan air hangat dan baju ganti untuk tamu Pangeran," titahnya lalu pergi.

"Apa-apaan orang itu?" kata Yedam ketika tumit madam Jang menghilang di belokan.

"Sudahlah. Diam saja dan ikutilah," kata Yoshi. "Mashiho dan Yedam bisa ke dapur untuk mengambil hidangan. Aku dan Jeongwoo akan melakukan sisanya," imbuhnya membagi tugas lalu menarik tangan Yedam pergi ke menara utara.

"Ayo," ajak Mashiho.

"Apa orang itu tadi yang membuatmu merengek semalam?" tanya Yedam, mengikuti Mashiho ke dapur.

"Pertama aku tidak merengek," jawab Mashiho menatap tajam kearah Yedam, "kedua, ya, dia adalah orang yang kemarin tidak membiarkan kami bernapas dengan tenang."

"Bersabarlah. Jika ini berhasil kita tidak perlu lagi menyamar seperti ini."

"Harus berhasil karena jika tidak aku akan meruntuhkan kastil ini dan membawa Danny pergi."

"Aku tidak akan terkejut jika kau benar-benar melakukannya," komentar Yedam malas.

"Kau meremehkanku?"

Eternity: You and Me (Jaesahi)Where stories live. Discover now