22: EYMe

547 78 2
                                    

"Maaf membuatmu menunggu," kata Asahi memecah keheningan. Kini mereka berdua –Asahi dan Jaehyuk- sedang berada dalam kereta kuda, perjalanan kembali ke Ameji.

Pagi setelah Asahi mendapatkan ingatannya kembali, Jaehyuk kembali ke rumah Paman Yoo untuk mengutusnya pergi ke Ameji, melaporkan apa yang telah terjadi dan bahwa dalam waktu dekat mereka akan pulang. Rencana awal adalah mereka berdua akan kembali ke Ameji dengan berkuda namun agaknya tidak disetujui Raja Haruto jika kereta kuda berlambang Ameji yang datang dua hari kemudian dianggap sebagai tanda.

"Jangan katakan apapun jika kau hanya akan menyalahkan dirimu sendiri," kata Jaehyuk, menatap kedalam mata Asahi sementara yang ditatap segera meletakkan tangannya pada wajah Jaehyuk di pangkuannya. Jaehyuk mengarahkan tangan Asahi agar membelai rambutnya.

"Kau tahu kereta bukanlah tempat paling nyaman untuk tidur. Kau bisa saja sakit kepala nanti," kata Asahi mengalihkan permbicaraan.

"Kau tahu pangkuanmu adalah bantal ternyaman yang pernah ada. Aku selalu tidur dengan baik jika seperti ini," timpal Jaehyuk.

"Kau tahu aku tidak akan mungkin bisa tidur di pangkuanku sendiri," balas Asahi.

"You and your smart mouth. Let me kiss you," kata Jaehyuk mulai bangkit dari posisi berbaringnya. Namun sebelum mendapatkan apa yang menjadi sasarannya, Asahi kembali menutupi wajah Jaehyuk menggunakan tangannya.

"Jangan macam-macam. Bersabarlah hingga aku berjalan menghampirimu di altar," kata Asahi.

Jaehyuk cemberut namun tetap kembali ke posisinya semula. "Padahal baru kemarin aku menciummu di danau," katanya.

"Karena ada nyawa yang dipertaruhkan."

"Tidakkah kau tahu sekarang ini nyawaku dalam bahaya? Kau harus menciumku untuk memastikan aku akan hidup cukup lama untuk menanamkan benihku disini," kata Jaehyuk mengelus perut Asahi.

"Oh, shush, diamlah," kata Asahi, kali ini menutupi mukanya sendiri yang bisa dipastikan bersemu sewarna apel.

_._._

Ketika kereta kuda yang membawa mereka masuk melewati gerbang utama Ameji, Asahi tidak bisa lagi menahan senyumnya. Meski hanya pergi selama beberapa minggu, tak dapat dipungkiri dia sangat merindukan tempat kelahirannya ini, terlebih dia merasa menyesal karena sempat melupakannya.

"Aku masih heran kenapa tiba-tiba aku bisa berada di Terr. Dan kenapa aku bisa kehilangan ingatanku," tanya Asahi pada dirinya sendiri namun masih bisa didengar oleh Jaehyuk. Kebetulan Jaehyuk tidak memberitahu apa yang diketahuinya dari bibi Yoo. Jaehyuk berasumsi, dan dia yakin asumsinya begitu dekat dengan kebenaran, bahwa Asahi mengenal setidaknya satu dari kelima saudaranya. Jadi saudaranya itu adalah orang yang berhak untuk memberi tahu asahi segala kebenarannya.

.

"Jongu!!"

Asahi memekik begitu turun dari kereta dan tatapannya menemukan sang ratu Ameji, Jeongwoo. Yang dipanggil lalu merentangkan kedua tangannya menyambut tubuh Asahi yang ditubrukkan dengannya.

"Aku senang kau kembali," kata Jeongwoo.

Asahi mengeratkan pelukannya. "Kau berhutang penjelasan padaku," bisiknya sebal. Sementara Jeongwoo hanya tertawa mendengarnya.

"Hei," kata Haruto mendekati dua omega yang sedang berpelukan itu, "Adikmu disini kakakku sayang. Seharusnya kau memelukku dulu."

"Ladies first. Lagipula siapa yang lebih pantas didahulukan selain first lady of Ameji?" kata Asahi membuat Haruto mendengus. Meski begitu dia lalu beralih memeluk kakaknya itu.

Eternity: You and Me (Jaesahi)Where stories live. Discover now