99% Tulisan Ini Tentang Kita

12. Luka Kian Menganga

Tuan, pernahkah kamu terbangun dari mimpi burukmu kemudian mencari aku? Pernahkah kamu terbangun dari mimpi indahmu kemudian mengingat kita? Aku pernah.

Di malam yang sangat gelap, ketika aku tak sanggup bernafas dengan baik, keika aku tak sanggup menatap langit – langit, ketika aku hanya bisa menggenggam jemariku sendiri, aku masih sanggup mengingatmu.

Pernahkah kamu merasa seperti itu?

Hari demi hari, perdebatan kecil menjadi perdebatan besar. "Kamu berubah!"

Mungkin benar kata orang, ketika kita menghakimi seseorang telah berubah, yang sebenarnya terjadi adalah ekspektasimu yang terlalu tinggi. Dan yang terjadi justru meminta, memaksa, menyuruh, mengekang, hanya untuk memenuhi egomu.

Ingatlah, kapan terakhir kali kita saling berpeluk erat seakan semua akan berakhir? Yang ku ingat, pelukan kita tak lagi erat seperti sebelumnya.

Ingatlah, kapan terakhir kali saling mengutarakan apa yang kita pikirkan? Kapan terakhir kita saling mengisi? Setiap pertanyaan yang keluar dari mulutku, selalu membuatmu tak karuan. Kamu hanya ingin lepas bukan? Dan aku masih saja tak izinkan. Lantas, apakah aku harus mengiyakan saat semua ingatan tentang pengkhianatan muncul perlahan? Lantas apa yang membuatku mampu pahami omong kosong tentang kepercayaan?

Jika kamu memintaku percaya, aku masih tak bisa penuhi itu. Sudah seribu kali aku mencoba percaya, namun apa yang kudapat selanjutnya? Masih adakah alasan yang membuatku mempercayaimu? Kamu masih ingin bermain – main dengan hati. Sedang aku, sudah menjadikanmu satu – satunya.

Aku tak mengerti kenapa kamu masih saja tak tahu batas. Kontak fisik tak membuatmu menyingkir, justru kamu membiarkan mereka melakukan kontak fisik denganmu. Tersenyum diantara video – video itu.

Dimana kamu yang dulu selalu memikirkan perasaanku?

Cobalah mengerti, semoga tak pernah ada sesal dalam hidupmu. Setiap langkah yang kamu lalui, aku harap kamu tak menangisi, jika suatu saat aku tak lagi ada disisimu.