🐳AiVi-12🐳

3.8K 629 39
                                    

Mau up kaya semalam? Vote dan komen jangan lupa. Vote dan komen kalau mau cerita ini dilanjut.

Zivia-Aino

Zivia sangat bahagia melihat sosok manis itu akhirnya bangun, sedang duduk bersandar di kasur dengan mata yang sudah berair.

Melihat kedatangan Zivia, Agam, pria 25 tahun itu kembali menangis dan merentangkan tangannya.

"Zivia..hiks..Agam kangen Ziviaaaa..huhuuu..." tangisnya pecah.

Zivia langsung berjalan cepat kearah kasur dan memeluk Agam tak terlalu erat, dia tak mau membuat tubuh Agam sakit.

Dengan manja, Agam menelusupkan wajahnya diceruk leher Zivia dan menangis disana, dia merindukan Zivia.

Setiap hari Agam mendengar Zivia berbicara padanya, berada disebelahnya dan selalu menemaninya.

"Kangen..hiks.."

"Ivi juga kangen Agam.."

Agam menyamankan dirinya dibahu Zivia, menikmati hembusan napas dan elusan lembut dipunggungnya, Zivia mengecup pipi Agam pelan.

"Dokter udah kesini tadi?" tanya Zivia seraya melepaskan pelukannya, menyeka lembut air mata dipipi tirus Agam.

Agam mengangguk "Kata Dokter, kaki aku belum bisa dipakai dulu..soalnya masih harus dilatih lagi..dan jantung aku juga bekerja dengan baik, semua aman kok."

"Mommy sama Daddy udah kemari tadi kan?"

"Om sama Tante udah kesini tadi, tapi kan yang aku tunggu itu kamu Ivi.."

"Iya maaf yaaa, Ivi sibuk kerja sayang."

"Hum, sama Agam aja ya, kerjanya nanti."

Zivia mengangguk, mengelus rambut Agam yang lebat dan hitam legam.

Zivia mengabaikan getaran diponsel yang ada disaku celana, dia tau itu siapa, pasti Aino meneleponnya lagi.

Tapi sudahlah, saat ini Zivia akan fokus pada Agam dulu, Aino kan masih dalam hukuman.

"Aku bersihin badan kamu ya, biar aku ambil kain basah."

Agam menggeleng tanda menolak, dia maunya mandi, bukan di lap-lap aja.

"Mau mandi beneran, gak mau dilap, pasti daki Agam udah banyak." rengutnya lucu.

Gemas, Zivia mengelus pipi Agam dan mencubitnya pelan "Nanti aku tanya sama Dokter ya, boleh gak kamu mandi."

Agam mengangguk, dia teringat sesuatu "Kamu gak pacaran kan selama aku tidur?"

"Enggak kok."

"Tapi kamu pasti ciuman sama cowok lain?"

Zivia mengelus tengkuknya pelan, lalu tertawa pelan. "Tuhhkan! Ih Zivia kok gitu sih!" rengek Agam kesal.

"Hehehe.."

"Kok Hehehe!"

"Maaf, ceritanya panjang. Nanti aku cerita sama kamu yaaa, jangan marah dulu ah, sayangnya aku ini gemes kalau marah."

"Apaan sih.."

Zivia gemas, dia memeluk Agam dan mencium pipinya berulang kali, lalu mengelus rambutnya.

"Kamu tetap yang utama Agam, tenang aja."

Rengutan Agam berikan, dia menyentuh pipi Zivia lalu menatapnya dalam "Kamu milik aku Ivi, ingat itu." bisiknya lembut.

Zivia mengulas senyum manis lalu mengangguk "Iya Agam, aku ingat."

Agam mengangguk puas, dia mengelus rambut Zivia lalu mencium dahinya lembut.

"Aku sayang kamu." ujarnya penuh kasih pada Zivia.

"Aku juga sayang kamu Agam~"

Ya, semua sulit untuk dijelaskan.

.....

Zivia
Datang ke Apartemen aku sekarang, bisa?

Senyum Aino mengembang sempurna, dia membalas pesan itu dan segera bersiap, akhirnya setelah berhari-hari dicuekin, Aino bisa bertemu dengan Zivia lagi.

Tanpa menunggu lama, Aino keluar dari kamarnya, ini sudah jam 8 malam dan Apartemen Zivia gak terlalu jauh dari sini.

"Mau kemana?" Aino menoleh ke sumber suara, ternyata sang Papi.

"Mau ke tempat Zivia."

"Oh, hati-hati ya."

"Iya Papi."

Aino salim dulu pada Papi lalu turun ke lantai 1, dia gak sabar pengen ketemu sama Zivia.

Merindukan Zivia adalah kegiatan yang akhir-akhir ini selalu Aino lakukan.

Entahlah, sepi dan rundung selalu membuatnya bingung, ternyata gak ada nya Zivia membuat Aino linglung.

Dia benar-benar butuh Zivia dan akan menerima apapun yang wanita itu perbuat.

Perjalanan tak sampai 1 jam, Aino sampai di apartemen Zivia dan berjalan menuju lift, kamar Zivia ada di lantai 6.

Tadi Aino mampir buat beli makanan, untuk mereka nanti makan bersama.

Aino cuma pakai piyama hitam yang dilapis sama kardigan coklat.

Sesampainya di lantai 6, Aino segera berjalan cepat ke kamar Zivia, dia sudah tau kok Passwordnya apa, gak sia-sia dia mengingatnya.

Setelah menekan password, Aino masuk dan disuguhkan pemandangan apart yang rapi.

Zivia ada disana, lagi nyiapin makan malam.

"Ziv! Aku merindukanmuuuu~"

Aino melepas sendalnya lalu berlari kearah Zivia, memeluk punggung sempit wanita itu dan mendusel dilehernya.

"Kangennn~"

Zivia terkekeh pelan, dia berbalik dan membalas pelukan Aino.

"Kamu gak mau jauh-jauh dari aku kan?" tanya Zivia lembut seraya mengelus pipi Aino.

Aino mengangguk riang, dia gak mau jauh dari Zivia setelah apa yang terjadi.

Zivia menyeringai tipis, dia mencium bibir Aino dan merangkul pinggangnya erat.

"Uhm.." Aino memejamkan matanya, menikmati ciuman yang dia rindukan ini.

Mulai saat ini, Aino tak akan bisa lepas darinya.

Dari apartemen ini, tidak sebelum keadaan membaik diluar sana.

🐳Bersambung🐳

Trapped by Obsessed Girl [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora