d;

20 6 0
                                    

Pintu masih terbuka lebar, keduanya saling bersitatap kala sebuah gulungan perban menggelinding keluar.

"Lo luka apa?" Yang menjatuhkan perban tak lagi peduli, segera mendekat, memutar-mutar sosok yang baru membuka pintu, mencari luka terbuka yang mungkin dimilikinya.

"Ji, santai, gue gak papa, temen gue yang luka, gue kesini cuma mau minta plester luka."

Bahu Yeji disentak menghentikan gerakan grasa-grusu yang gadis itu lakukan, bersambut hela nafas lega yang bersangkutan.

"Tapi...lo gak papa kan Hyun?"

Dia diam, melunturkan senyum seketika wajah khawatir Yeji tersirat amat kentara.

"Sesuai arahan dokter, gue main volinya cuma sebentar dan gak beratin kekuatan kaki gue kok."

Seakan ada beban berat yang ia pikul telah terangkat, gadis itu meluweskan ekspresinya yang tadinya pasi.

Berganti dengan senyum lega yang terlihat indah dipandang.

"Perlu pelukan penenang?" Dia tersenyum.

Big hug.

Mereka terlarut dalam pelukan yang nyaman.

Dan karenanya Yeji tahu, semesta memang menciptakan mereka untuk saling menemui, hingga segala sesuatu sampai saat ini begitu pas dalam dosis-dosis kecil yang mereka bagi.











Bersambung...

sincerity ; hjyjWhere stories live. Discover now