f;

16 4 1
                                    

Pintu masih terbuka setengah, atensi jatuh penuh pada pelaku yang membukanya, wajah rupawan yang terpampang membuat seluruh atensi berpusat.

"Loh Hyunjin? Kamu kenapa masuk sini?"

Karena sesungguhnya ini bukan tempatnya seharusnya, dan dengan senyum kecil yang terasa getir dia berkata dengan lembut.

"Saya boleh liat anggota eskul dance latian kan? Saya udah lama gak liat orang dance."

Hening.

Mungkin beberapa tidak tahu, tapi untuk sebagian orang perkataan tadi menyapu bersih memori mereka pada masa kejayaan sang pemuda.

Sang pelatih hanya bisa tersenyum lalu mengangguk. "Boleh, kamu mau bantuin benerin gerakan mereka juga boleh kok."

Ia terkekeh, yang lain menatap takjub, nyatanya masa lalu sudah dirangkulnya, berjalan seiring waktu, Hyunjin berdamai dengan segalanya.

"Siap." Berakhir wajahnya menoleh pada sosok lain dalam ruangan itu yang menatapnya dalam.

Melontar kalimat tanpa suara yang tentu mampu dicerna dengan baik bagi gadis manis di ujung ruangan.

'Semangat latian!'











"Hyun."

Hanya dengungan, wajahnya tertutup tas, mereka memutuskan berlindung dibawah pohon rindang, sementara pemuda itu sibuk tertidur dengan tas sebagai penutup wajahnya.

"Lo gak mau pulang?"

Akhirnya dia terbangun, menatap lekat wajah Yeji yang khawatir, itu terjadi semenjak kedatangan Hyunjin ke tempat latihan eskul dance sore ini.

"Belum, gue lagi kangen sama suasana disini."

Yeji diam, tak tahu juga sejak kapan keduanya terlibat ikatan tak bernama ini.

Tapi yang ia tahu Hyunjin adalah safe zonenya pun sebaliknya.

"Uhm..."

"Gue lanjut di seni rupa, kalo gak, ambil fotografi Ji."

Manik mereka saling bertukar pandang. "Gak disini."

Tertelan, rasa penasaran menamparnya. Hyunjin memiliki rasa rindu yang besar maka dari itu dirinya menampakan diri di sekitar tempat pembawa kenangan masa kejayaannya pada dance dulu.

"See...you?"

Yeji tersentak karena ucapannya. Seakan perpisahan memang akan menerpa kemudian, bahkan kini Hyunjin hanya diam, menatap lekat sepatunya, sebelum dengan menggebu-gebu berdiri, menariknya mendekat dan memeluknya erat.

"Its a bless to have you all this time Ji. See you soon."

Dan nyatanya, air mata itu tak diiringi suara, hanya sesak di dada yang gambarkan rasa kehilangan yang besar. Hyunjin dan dunia kecil mereka, kini hanya akan menjadi cerita indah belaka.

Lambaian dan senyuman Hyunjin sore itu menutup kisah mereka, yang tak pernah berawal maupun berakhir, menggantung di udara tanpa kejelasan.










Bersambung...

sincerity ; hjyjWhere stories live. Discover now