h;

18 4 2
                                    

Kemudian, bergulirnya kanvas penuh warna dengan yang baru, bergulir pula keduanya kembali tercebur dalam afeksi kecil yang intensitasnya mulai merambah.

"Hyunjin Andreas kok kenal sama lo si Ji? Kalian kenal dimana? Kapan ketemunya? Lo kan orang nolep, kok bisa Andreas sampe tau nama lo?!"

Somi, teman super cerewet yang meneriaki nama Hyunjin ketika mereka bertemu tak usai bertanya, karena Yeji sibuk mencatat materi perkuliahan tanpa menggubrisnya barang sedikit.

"Ish brisik tau Som! Gue lagi fokus, nanti dulu tanyanya, kalo gue udah mood jawab."

Berakhir satu buku catatan mengenai kepalanya, Somi sang pelaku berujung kesal karena jawabannya yang tak mengenakan sama sekali.

Karena sesungguhnya ketika mereka kembali dipertemukan, semesta sudah berubah, dia tahu itu, dan semesta mereka mungkin sudah berbeda.

Yeji benci mengetahuinya, Yeji benci mengakui, kalau sesungguhnya dia ingin mereka menetap di satu waktu ketika semuanya sesederhana kekehan lembut keduanya yang mengalun karena melihat serial komedi kesukaan ditengah cuaca terik.

Atau sesederhana raut khawatirnya ketika ia tak kunjung menjawab telepon dari pemuda itu karena daya ponsel yang habis, padahal dia sudah sampai rumah dengan selamat.

Atau sesederhana perasaan hangat mereka yang timbul hanya dengan tatapan lembut.

Atau mungkin, kini dunia mereka tak sesederhana itu.











Andreas, semua orang hanya mengenalnya dengan nama itu, sementara Hyunjin hanya nama yang keluar dari segelintir orang, dia tak mengijinkan sembarang orang memanggilnya dengan nama itu.

Karena sudah terbiasa mendengar nama itu keluar dari orang dekatnya saja juga salah satu kiatnya meninggalkan masa lalu, dimana nama itu agung disandarkan dengan prestasi kompetisi dance yang membawanya pada puncak kejayaan.

Dan rahasia kecil lain, karena nama panggilan Hyunjin saja yang membuatnya merasa dekat dengan sosok menawan Yeji pada saat ambruknya dunia indah itu.

Hampir dua tahun, dan keajaiban menunjukan eksistensinya.

Dia kembali, menemukan takdir semesta yang sudah ditetapkan untuknya.

"Jaket." Tersentak, gadis itu sungguhan kaget mendapatinya duduk anteng, mengulurkan jaket jeans.

"Hyunjin?"

Gulir netranya masih sama, penuh perhitungan dan kehati-hatian.

"Gerimis Ji. Pake jaket gue dulu, nanti kalo udah redaan, kita makan, ada tempat makan murah enak deket kampus."

Onggok kain itu masih dipandangi. Gadis yang ditemuinya ini berbeda, mereka bertumbuh di waktu yang sama tetapi tempat berbeda, banyaknya sudut pandang telah mengubah mereka pada cara pandang masing-masing tentang dunia.

"Kenapa?" Kali ini masih hening, sejujurnya Hyunjin rindu, hanya saja dia tak ingin melewati batas dengan memeluk Yeji dengan perasaan impulsif padahal keduanya baru saja bertemu setelah sekian lama.

"Apa kabar Hyun? Long time no see."

Perkataan tadi mampu membungkam mulutnya, menceritakan dunia Yeji yang berbeda putarannya.













Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sincerity ; hjyjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang