(52) SEMUA TERENCANA

2.8K 129 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen guyss....

Follow juga akun author yaa...

Happy reading... 


~#~


"Kakak Ipar, tenang ya. Khaleev hanya kalut karena ditinggal oleh Oma" Seth berusaha menenangkan Ryn yang sesenggukan dalam pelukannya.

Ternyata tadi Ryn berlari menuju taman rumah sakit. Dirinya sempat bingung mencari wanita itu. Untung saja maniknya menangkap siluet punggang sang Kakak Ipar saat melewati taman. 

Ryn melepaskan pelukan mereka. "Sakit Seth, sakit" Jari telunjuknya diarahkan pada dada. Suaranya terdengar tercekat. Seth mengehela nafas dan mengangguk. "Perkataan Khaleev tadi begitu menusuk. Apa dia lupa kalau aku lebih dulu ditinggalkan dengan orang tersayang setelah semua keluargaku pergi. Apa dia lupa Seth?!" Imbuhnya menggebu.

Seth kembali mengehela nafas. Ingatannya kembali pada kematian Vion beberapa waktu lalu. Sepertinya tadi Khaleev melupakan hal itu. Wajar kalau Ryn merasa sakit hati. Seth ikut merasakan apa yang dirasakan wanita didepannya.

"Kakak Ipar yang sabar ya. Kita coba ngertiin Khaleev dulu. Engga baik dihari kepergian Oma ini harus ada hal seperti ini" Ryn diam. Fikirannya menyetujui apa yang dikatakan Seth. Kepalanya perlahan mengangguk dan Seth tersenyum. "Yaudah. Sekarang aku mau urus pemakaman dan yang lainnya dulu. Sekarang Kakak Ipar balik ya temani Khaleev" Ryn mengangguk lagi.

Seth bangkit membawa ikut serta Ryn. Dua manusia itu melangkah beriringan kembali menuju ruang operasi. Ryn berusaha menegarkan hatinya kembali dihari berduka ini.

"Anggap saja yang tadi tidak ada, okey" Pesan Seth saat mereka tiba didepan pintu ruang operasi. Khaleev masih terlihat dari sana memeluk erat Velera dengan sesenggukan. Para perawat dan Dokter hanya melihat dari sekitar.

"Aku masuk dulu ya" Kata Ryn diangguki oleh Seth. Ryn berlalu, Seth pun ikut berlalu. Seth sibuk dengan ponsel untuk menyiapi keperluan yang ada. Sedangkan Ryn melangkah mendekati Khaleev berada.

Ryn dengan ragu mengelus punggung Khaleev yang tengah membungkuk menangis dibahu sang Oma yang sudah tak bernyawa.

Perlahan laki-laki itu menegakkan tubuhnya saat merasakan usapan begitu lembut dipunggungnya. Wajahnya sudah sembab.


Grep


Ryn sempat limblung saat Khaleev langsung menerjangnya dengan pelukan begitu erat. Lelaki itu menunpukan segala tangisnya dibahu Ryn. Ryn mengusap punggung Khaleev saat merasakan bahunya basah.

"Ssttt.. Tenang ya, Oma udah bahagia disana" Pelukan itu terasa semakin erat hingga membuat Ryn sedikit sulit bernafas.

"Ini tidak adil Ryn" Ryn memejamkan matanya saat mendengar suara Khaleev begitu pilu. Derai air matanya semakin tumpah. 

"Ssstttt... Oma engga suka liat kamu begini" Berusaha sekuat tenaga mencari cara agar Khaleev kembali kokoh walau itu sulit. Kemarin saja saat ditinggal Vion, dirinya sendiri sempat larut hingga berhari-hari.

Khaleev  melepaskan pelukannya. "Oma suka pun dia sudah tidak bisa selalu ada didekat aku Ryn" Ryn menghela nafas. Khaleev si keras kepala.

Tangan Ryn terangkat untuk mengusap pelipis sang suami. "Kamu ingat engga, dulu waktu Vion ninggalin aku?" Khaleev diam. "Kamu itu selalu ada buat nguatin aku. Masa sekarang kamu yang harus begini" Khaleev memejamkan matanya menikmati usapan Ryn. "Oma engga suka kamu begini. Oma, walaupun udah engga bisa disisi kamu dengan nyata. Tapi dia masih ada disisi kamu tanpa kita lihat" Tuturnya lembut

Anagata (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang