Tiga

99 10 0
                                    

•••

Jam tepat menunjukkan pukul 12, namun melodi masih asik duduk di sebuah bangku di balkon kamarnya dengan mata yang terbuka seolah enggan untuk terpejam. Entah apa yang difikirkan di dalam otak kecilnya itu.

30 menit berlalu dengan heningnya suasana dan hanya ada suara jangkrik yang saling saut-menyaut. Melodi merasa sedikit lapar dan ingin memakan sesuatu yang bisa mengganjal mulutnya. Melodi berjalan keluar kamar untuk menuju dapur. Barangkali ada yang bisa ia jadikan cemilan, pikirnya.

Sesampainya di dapur, Melodi menegak segelas air putih untuk melepaskan dahaganya. Setelah itu ia berjalan ke arah kulkas,

"Wih ada banyak cemilan," ucap Melodi setelah melihat satu plastik penuh snack yang belum di tata di dalam kulkas. Lantas ia mengambil plastik tersebut untuk mengambil beberapa snack.

"Kamu ngapain Melodi!" Ucap sang Mamah secara tiba-tiba yang sukses membuat Melodi kaget bukan main.

"Astagah mah. Melodi kaget."

"Kamu ngapain malem-malem di depan kulkas?"

"Ini mah Melodi lagi nyari cemilan, tiba-tiba perut melodi demo,"

"Ada-ada aja kamu kak. Yaudah itu di kulkas ada sisa pisang, kamu makan aja,"

"Ini di plastik banyak—"

"Itu yang di plastik jangan di makan kak. Tadi sore sengaja mama beli buat di bawa adikmu besok pagi. Dia ada acara kunjungan ke Kebun Raya Bogor,"

"Yah, terus punya Melodi yang mana mah?"

"Kamu mamah ga beliin, kamu kan ga mau kemana-mana."

"Melodi ambil ciki satu deh, yang ini ya mah. Yang kecil aja,"

"Gak-gak! Itu buat Miya, melodi. Kamu makan pisang aja itu. Kamu tuh ya kak, ngerepotin aja,"

"Udah itu di taruh lagi. Jangan ada yang kamu ambil. Kamu kalo laper, itu makan pisang aja. Mamah ke kamar ya, jangan di ambil itu punya adikmu,"

"Iya-iya mah."

Melodi lantas kembali mengembalikan plastik berisi makanan tersebut ke dalam kulkas. Melodi membuang nafas kasar, lantas berjalan kembali menuju ke kamarnya. Dia tidak jadi mengambil snack atau pisang. Melodi kembali duduk sambil menatap langit malam.

"Ko disininya Melodi nyut-nyutan lagi ya,"ucap Melodi lirih sambil memegang dadanya.

•••

"Makanannya udah dek?"

"Itu baju yang udah mamah siapin di atas kasur jangan lupa dimasukkin ke dalam tas,"

"Mah?"

"Awas jangan sampe lecek bajunya,"

"Jangan lupa sarapan. Itu udah mamah buatin nasi goreng udang pesenan kamu,"

"Mah?"

"Snack nya jangan lupa dibawa dek,"

"Mah?"

"Aduh apa sih kak? Daritadi mah-mah aja. Kamu ga liat mamah lagi ngapain!"

"Maaf mah,"

"Mah, melodi sarapan apa? Melodi kan alergi udang mah."

"Aduh mamah lupa kak, itu kamu makan roti aja ya. Masih ada sisa selai cokelat kok. Mamah tadi buru-buru nyiapin buat adikmu, jadi ga sempet masak yang lain,"

MELODI Sang Anak PertamaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant