LOVE, UNCONDITIONALLY - (2) STAY

827 106 177
                                    



Jimin tersenyum senang ketika ayah dan ibunya tertawa dengan cerita yang ia sampaikan tentang kejadian lucu yang dialaminya di Amerika. Ia menoleh pada kakaknya dan mendapati Namjoon juga tersenyum padanya, membuat perasaannya membuncah bahagia.


Berada di tengah tengah keluarga begini memang yang terbaik. Jika ada Kang Seulgi, maka semuanya akan sempurna.


Ibu mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Jimin, "Eomma senang kau sudah berada di dekat Eomma lagi. Apa rencanamu?"

Jimin mengelus punggung tangan ibunya, "entahlah." Jawabnya, menoleh pada Namjoon, "aku belum memutuskan apa apa."

"Bagaimana kalau kita liburan?" Tanya ibu bersemangat, matanya berbinar menatap Namjoon, "ambil cuti, Namjoon-aah! Renovasi Villa di Gapyeong itu sudah selesai! Ayo kita kesana!"

Namjoon meringis, menatap ibunya penuh sayang, "banyak pekerjaan, Eomma. Tidak bisa ditinggal. Pergi dengan Jimin saja ya?"

"Lagipula memangnya putra putra kita masih senang diajak berlibur orang tua?" Komentar ayah, "mereka pasti lebih memilih berlibur dengan gadis gadis dibanding dengan kita."

Jimin dan Namjoon tertawa sementara ibu merengut.

"Tanya Jimin dulu." Ucap ayah lagi, santai, "siapa tau dia ingin melakukan hal lain."

"Aku ingin bergabung di perusahaan." Sahut Jimin mantap.

Ayah mengangkat alis, "secepat itu? Tidak ingin main main dulu?"

Jimin menghela nafas dramatis, "inilah kenapa mereka mengataiku anak manja yang terlahir dengan sendok perak." Ucapnya dongkol, "kalian yang memfasilitasiku begitu!"

Ganti Namjoon yang mengangkat alis, gestur yang ia warisi dari ayah dengan persis karena kebiasaan, "kami punya uang untuk memfasilitasimu, kenapa pula tidak digunakan?"

"My baby!" Seru ibu bangga, menatap Namjoon berbinar binar, lalu ganti menatap Jimin, "siapa yang bilang begitu?? Bilang pada Eomma!"

Jimin terkekeh geli. Membayangkan Seulgi akan mengkeret di depan ibunya. Dan ia akan bingung memutuskan membela yang mana. Dua cinta di dalam hidupnya.

"Kau ingin bekerja? Serius?" Tanya Namjoon, memutus lamunannya.

Jimin mengangguk, "ada posisi yang bisa kutempati?"

"Hmm, akan kupikirkan sesuatu untukmu." Jawab Namjoon.

"Jangan beri posisi yang terlalu tinggi, tapi juga jangan yang terlalu rendah, Namjoon-aah." Sahut ayah.

"Uri Namjoon pasti tahu yang terbaik untuk Jimin." Tambah ibu.

"Manajer riset dan pengembangan." Cetus Namjoon, "bagaimana? Sanggup?"

Jimin mengangguk, "akan kucoba."

"Beri orang untuk membantunya, Namjoon-aah." Ucap ayah lagi.

"Bagaimana kalau Kang Bisseo? Dia cakap sekali." Sahut ibu.

"Dia sekertaris Hyung." Sanggah Jimin.

"Aku tidak apa apa. Seulgi bisa pindah untuk bekerja denganmu jika kau mau."

Jimin menoleh pada Namjoon dengan cepat.

"Seulgi orang yang tepat. Dia akan bisa membantu Jimin." Tambah Namjoon lagi.

"Hyung." Ucap Jimin lambat lambat, "Kang Seulgi sekertarismu. Kau sungguh tidak keberatan? Jika Seulgi Noona bekerja bersamaku?"

"Tidak. Tentu saja tidak." Namjoon tersenyum, "itu bukan masalah besar."

COOL HOT (BITTER)SWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang