SECOND CHOICE

594 57 44
                                    



Salju turun. Butirannya bagai kapas yang berterbangan. Tangan Seulgi menempel di kaca, seolah menyentuh massa ringan itu. Bibirnya mengulas senyum. Membayangkan ia merentangkan tangan lebar lebar untuk menyambut butiran salju yang turun. 

Tapi tentu saja tidak. Ia berada di dalam ruangan sekarang. Terasa hangat meski diluar suhunya pasti di bawah nol derajat. Suara musik yang ringan memenuhi udara. Jazz. Seulgi suka musik jazz.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Seulgi menatap ke luar jendela. Pada bangunan indah yang menusuk langit. Namsan tower. Jauh sekali jika dilihat dari tempatnya sekarang. Keindahan menara itu seolah menantangnya untuk mendekat. Tapi tidak. Tidak ada waktu untuk itu. Jadi Seulgi harus puas menatap Namsan Tower dari kejauhan. Itulah kenapa dia memilih restoran ini. Untungnya, lelaki itu setuju.

Seorang pemuda berambut pirang memainkan saxophone di atas panggung. Can't Help Falling in Love. Seulgi memejamkan mata. Menikmati lantunan nada itu. Ini lagu yang bagus. Sungguh cocok untuk kencan pertama di malam hari dengan menatap Namsan Tower yang megah dari balik jendela.


'Wise men say, only fools rush in
But i can't help falling in love with you.'


"Lagu favoritku."


Seulgi membuka mata dan menoleh, mendapati seseorang yang mungkin ditunggunya muncul. Seseorang itu lelaki. Tampan, kalau boleh Seulgi tambahkan.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
COOL HOT (BITTER)SWEET LOVEWhere stories live. Discover now