ANGEL PART 1

694 83 37
                                    


Pemuda itu adalah disaster.


Kekacauan. Sumber masalah. Bencana. Dia adalah hal buruk yang harus dihindari. Seperti wabah penyakit, Seulgi tidak akan mau mendekatinya barang sesentipun.


Seulgi berpaling ketika matanya bertatapan dengan si pembuat onar itu. Membiarkan pemuda itu melewati bangkunya yang berada di deretan paling depan.


"Minggir!"


Sebuah seruan dengan suara derit kaki kursi beradu dengan lantai terdengar dari bagian belakang diikuti dengan suara sesuatu terjatuh. Atau seseorang. Seulgi tidak perlu menoleh ke belakang. Ia sudah tau apa yang terjadi.


Park jimin, si berandal sekolah, menindas siswa lainnya. Hal yang sudah sangat biasa di kelas Seulgi.


"Kenapa liat liat??"

"I...ini ... tempatku."

"Tidak lagi. Sekarang milikku. Pindah!"

"T-tapi ..."

"Kubilang pindah!"


Siswa itu akan pindah, tentu saja. Tidak ada yang cukup bodoh untuk melawan Jimin. Karena pemuda itu adalah sumber masalah. Tidak ada satu orang pun yang ingin dekat dekat masalah. Terutama Seulgi.

Siswa itu pindah ke bangku lain tepat disaat guru masuk ke dalam kelas.

"Selamat siang semuanya! Kita akan lanjutkan pelajaran minggu kemarin! Dan di akhir nanti, kalian akan diberi tugas yang akan dikerjakan secara berkelompok. Satu kelompok berisi tiga orang. Ketua kelas, bagi kelompoknya!"

"Baik, Ssaem!" Jawab Seulgi. Menarik lembar absen dan mulai memilih nama murid untuk dikelompokkan. Dan yang pertama, ia menulis namanya dan nama Jimin di sudut yang berbeda. Siapa juga yang ingin bersinggungan dengan si biang kerok itu. Fikirnya sambil tersenyum puas.



*



Dan dunia tidak berjalan seperti bagaimana kau inginkan.


"Nah, Banjang, aku akan pergi supaya lamunmu tidak terganggu."

*Banjang = ketua kelas

Seulgi tersentak. Ia mendongak dan menatap Jimin yang tersenyum meremehkan padanya. Pemuda itu bahkan member salut sebelum berbalik dan mulai melangkah pergi.

"Tunggu! Park Jimin! Tugasnya ..."

Jimin berbalik, "terserah kau, Banjang. Aku tidak akan mengganggu kreatifitasmu." Ucapnya kemudian kembali melangkah pergi. Meninggalkan Seulgi yang ternganga.



"Wah wah, untung aku tidak sekelompok dengannya."

Seulgi menoleh, mendapati teman sekelasnya yang lain, Do Kyungsoo, menatap punggung Jimin yang berjalan menjauh. Pemuda itu membawa ransel di sebelah bahunya. Ini memang sudah jam pulang sekolah.

Seulgi meninju pundak Kyungsoo dan pemuda itu meringis.

"YA!" Protes Kyungsoo.

"Gara gara kau!" Sembur Seulgi.

COOL HOT (BITTER)SWEET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang