eps. 16 : berantem

2.7K 469 30
                                    

millie menyelesaikan part time nya, perempuan itu berjalan keluar cafe dengan tangan yang mengeratkan hoodie orange pastelnya.

"sejak kapan lo kerja?" suara itu muncul, membuat millie menghentikan langkahnya.

millie menoleh dan mendapati jayden disana dengan posisi tangan yang dilipat dibawah dada.

"nggak, aku ga kerja, tadi abis ngerjain tugas terus ga sadar sampe cafe nya mau tutup" balas millie.

jayden perlahan mendekati millie dan menghimpit tubuh perempuan itu ke tembok jalan.

"siapa yang ngajarin lo buat bohong?" tanya jayden.

"tinggal terima transfer dari gua apa susahnya sih?" ujar jayden lagi.

"aku gamau terus-terusan ngerepotin kamu jay- aku juga sadar diri" balas millie.

"kenapa lo jadi ga nurut kaya gini? gara-gara siapa? jevan?" tanya jayden.

"lo udah kasih apa aja ke dia? keliatannya dia cinta mati banget sama lo"

kedua mata millie berkaca-kaca, tangan mungilnya juga mengepal kuat dan kemudian,

plak!

tamparan keras itu mendarat di pipi mulus jayden.

"kamu udah kurang ajar sama aku" ucap perempuan itu sambil menahan air matanya agar tidak tumpah.

"semua biaya yang kamu keluarin dulu buat aku bakal aku ganti sedikit-sedikit, gausah khawatir" kata millie sebelum akhirnya pergi meninggalkan jayden.

mereka berdua udah ga cocok lagi.

-

"ayo lah temenin gua, ya?" bujuk mikasa.

"males, aku mau dikelas aja" balas millie sambil mencari posisi duduk yang enak buat tiduran.

"es krim stroberi deh" ujar mikasa.

"aku cuman seharga es krim stroberi?" tanya millie.

"es krim stroberi sama spaghetti carbonara ibu kantin, gimana?" ucap mikasa seraya menaikkan satu alisnya.

millie langsung terbangun dari posisi nya. "oke deal"

mikasa menarik tangan millie berjalan menuju lapangan basket. iya, obrolan tadi itu tentang mikasa yang minta ditemenin nonton basket.

sekarang millie menyesal. belum ada sepuluh menit sejak kesepakatan nya dengan mikasa. bagaimana tidak? sinar matahari siang ini sangat terik, ditambah harus duduk di tribun, millie ga bisa ngebayangin.

"aku ke kelas aja ya, lupain es krim stroberi sama spaghetti carbonara nya" ucap millie sambil membalikkan badannya.

"li jangan gitu dongggg, temenin gua bentar aja, ya?" rengek mikasa pake ekspresi yang minta dikasianin.

berhubung millie orangnya ga tegaan, yaudah deh diturutin.

millie memandang heran mikasa yang sejak tadi tidak berhenti teriak-teriak memberikan semangat, maklum cowoknya abas. satu hal yang terlintas di pikiran millie, sebenernya mikasa punya berapa pita suara sih sampe teriakannya ga habis gitu?

terik matahari itu mengarah ke millie membuat perempuan itu terganggu dan berusaha menutupi nya dengan novel yang dia bawa. huft, bener-bener deh perjuangan nemenin mikasa ga main-main.

ga lama, tiba-tiba aja seseorang menutupi terik matahari itu dengan sebuah sweater. dia jevan.

"panas ya?" ujar jevan.

"eh kamu ga perlu nutupin aku gini, tangan kamu nanti yang kepanasan" sahut millie sambil menurunkan tangan jevan yang menggenggam sweater.

jevan tersenyum lalu duduk tepat di samping millie. "lu selalu berhasil bikin gua makin sayang" gumam lelaki itu.

pretty catحيث تعيش القصص. اكتشف الآن