♡ ˎˊ˗ [ bonus chapter ] : final

2.4K 311 14
                                    

millie terbangun dari tidurnya, jam menunjukkan pukul tiga pagi.

"jay" millie menggoyangkan pelan tubuh jayden agar lelaki itu terbangun.

jayden membuka matanya perlahan. "kenapa hm?" tanya nya dengan suara berat khas bangun tidur.

"aku mau indomie soto" jawab millie.

"em indomie? aku bikinin sebentar" ucap jayden sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

"mau indomie di warpat puncak" balas millie.

"hah? ini jam tiga pagi sayang" sambung jayden. "ke warpat puncaknya pas weekend aja ya"

"gamau, mau nya sekarang, mau makan indomie di warpat puncak" balas millie.

-

beneran di turutin. butuh waktu dua jam perjalanan buat sampe puncak.

millie terlihat memejamkan matanya, menikmati udara puncak di pagi hari, atmosfer nya beda banget kalo disini.

"kamu ga kedinginan? mau tambah pake jaket aku?" tanya jayden khawatir.

"engga jay, hoodie aku udah cukup" jawab millie, dia ngerasa gemes sama jayden yang perhatian.

"mas mbak, ini pesanannya" bude menaruh dua mangkuk mie soto di atas meja.

"terimakasih bude" ucap millie yang dibalas senyum ramah.

millie langsung melahap mie soto itu, atmosfer sejuk dan mie hangat adalah perpaduan yang sangat cocok.

"indomienya lebih enak disini?" tanya jayden.

millie mengangguk dengan kedua pipi yang menggembung dipenuhi mie, ngebuat jayden yang ngeliat itu gemas dan mengusap pelan puncak kepala sang istri.

-

"ini dokumen tambahan yang bapak minta-" seira-asisten jayden, yang membuka pintu ruangan atasannya itu dikagetkan dengan kondisi kantung mata jayden yang menghitam.

"pak kantung mata bapak" ucap seira sambil menyerahkan dokumen yang dia bawa.

"istri saya minta ke puncak jam tiga tadi" jelas jayden.

seira mengangguk-anggukkan kepalanya. "ah, kalo begitu saya permisi pak"

-

jayden berlari keluar kantor di tengah jam kerjanya setelah mendengar kabar dari sang bunda kalau millie masuk rumah sakit.

kedua kakinya berlari menyusuri lorong rumah sakit, dia berhenti ketika mendapati sang bunda.

"bun, millie kenapa?" tanya jayden dengan nafas terengah-engah.

"dia tadi mual parah banget, terus badannya tiba-tiba lemes hampir mau pingsan" jelas bunda.

seorang dokter keluar setelah selesai memeriksa millie. "dengan wali ibu millie?"

"saya dok" balas jayden.

"mari ke ruangan saya pak" ucap dokter.

jayden menduduki kursi yang langsung berhadapan dengan sang dokter.

"kabar baiknya ibu millie telah mengandung, usia kandungannya sudah berumur delapan minggu" ujar dokter.

mulut jayden dibuat menganga mendengarnya.

"kabar buruknya janin ibu millie lemah, perlu pengawasan lebih ekstra untuk kasus ini"

-

pretty catWhere stories live. Discover now