(65) Di dalam selimut

40.6K 4.9K 1.7K
                                    

Apa kabar?

Kangen SamHin?

Komen setiap paragraf yaa. BOLEH BANGET, TERLOPE YANG KOMEN SETIAP PARAGRAF.

Target kali ini 5K vote dan 7K komentar ya, insyaAllah bisa!

⚠️P E R H A T I A N⚠️

Bagi yang belum vote part sebelumnya, dimohon untuk vote dulu ya!

Terima kasih.

Selamat membaca!

🌊🌊🌊
---SamHin

Kastara berbincang pada dua orang di tepi pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kastara berbincang pada dua orang di tepi pantai. Pria itu mengucapkan beberapa kalimat yang entahlah apa maksudnya.

"Apa yang harus saya lakukan sekarang?"

"Kami."

"Yeah ... Maksud nya kami." Ralat nya. Kastara tersenyum miring. Pria itu mengambil napas dalam-dalam kemudian menggelengkan kepalanya.

Artinya pria itu sudah tidak membutuhkan bantuan lagi. Saat nya pergi ke beberapa wanita yang tidak terlalu jauh dari sini.

"Tuan mau ke mana sekarang?"

"Tante Ana."

🌊🌊🌊

Hala mendudukan bokong di kursi kebesaran nya. Gadis itu berada di luar ruang kerja Hindia karena memang disitulah tempat sekretaris.

Pikiran nya kemana-mana.

Semalam, Hala ingin membeli sesuatu dan dia malah melihat Eliot tengah dibopong oleh seorang wanita.

Bahkan Eliot mencium beberapa kali wanita yang tengah merangkulnya.

"Dia cuma mabuk ... cuma ... mabuk." Hala berusaha mengusir Eliot dari pikirannya.

"Dia .... mab ... mab ... buk ... hiks ... tetap aja." Ujar nya seraya menarik napas dengan kedua mata dipejamkan.

Hala menenangkan dirinya. Ia tidak ingin membawa masalah pribadinya ke kantor. Biarlah itu semua terjadi. Rasa ini akan segera memudar jika waktu terus berputar. Semoga saja.

Hati nya terasa di remas. Dadanya benar-benar sesak.

"Pagi, Hala!" bariton seorang pria terdengar di hadapan Hala.

Pria yang selalu membuat jantung Hala berdentam-dentam.

Pria yang sudah membuat Hala jatuh sejatuh-jatuhnya ke dalam kobaran api cinta yang mematikan.

Pria itu  datang dengan senyuman manis dan sekantong makanan di tangan kanan nya.

Hala tidak ingin bertemu dengan pria ini. Namun pria ini malah tiba-tiba muncul tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Samudra Hindia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang