🥰Dua Puluh Dua

80 16 9
                                    

Faqih namanya. Bayi mungil itu lahir dengan membawa kebahagiaan luar biasa di Daarul Mujtahidin. Dari sekian nama yang dipersiapkan, Faqih adalah nama yang akhirnya menjadi pilihan. Faqih memiliki arti cerdas. Bukan hanya sekadar cerdas, tapi juga mampu memahami. Tak sekadar memahami, pun mengamalkan dan menyebarkan. Ya, seperti cita-cita sang ibunda. 

Ajeng mengutarakan harapannya tentang sang buah hati kepada Ali beberapa hari usai acara tujuh bulanan. Berharap, Faqih tumbuh menjadi putra yang sholih, berilmu, dan tentunya meneruskan estafet perjuangan kakeknya. Katanya lagi, lantunan ayat-ayat suci oleh para hafidz dan hafidzah telah berhasil memantik asa terpendam dalam hati perempuan yang sempat merasa sangat hina itu. 

Bukan hanya Bapak dan Ibu Faqih yang berbahagia, Abah juga salah satu yang paling senang dengan kelahiran darah daging putra keduanya itu. Lelaki paruh baya itu sampai meneteskan air mata haru, ketika cucu mungilnya berada di buaian. Salah satu keajaiban dari beberapa keajaiban lain yang hadir sejak kelahiran Faqih.

Keajaiban berikutnya adalah Ummi yang seolah-olah mulai berusaha membuka hati dan mencoba menerima kenyataan. Sikap ketusnya, perlahan memudar. Meskipun, hingga dua bulan kelahiran sang cucu, Ummi masih sesekali menghindar untuk menatap menantu perempuan keduanya. Tapi, raut wajahnya tak pernah bisa berbohong bahwa dia telah jatuh hati kepada bayi mungil tampan itu.

Faqih telah mengambil hati banyak orang. Tapi … sepertinya hanya Kak Ammar dan Mbuk Zainab yang seolah sulit untuk terpikat pesona bayi mungil itu. Putra sulung Abah dan istrinya itu hanya hadir sekali untuk melihat keponakan baru mereka. Yaitu, ketika Faqih lahir di Puskesmas. Dan … hanya menggendong sekali pada acara aqiqah bulan lalu. Sedangkan Mbuk Zainab, tak pernah sama sekali menggendong keponakan mungilnya. Dia tak pernah menjenguk lagi usai hari itu. Bahkan, hadiah kelahiran dari keduanya hanya dititipkan melalui kebulen yang membantu di rumah mereka.

Ali mengayun-ayun bayi dua bulan itu di buaian. Meski Ajeng kerap kali mengomel dan melarang melakukannya, tapi lelaki yang baru saja menjadi seorang bapak itu tetap tak mampu menahan diri untuk melakukannya. Wajah elok dengan kulit cerah yang menawan, berpadu dengan aroma bayi yang sangat nyaman, seketika membuat Ali  bergerak-gerak seirama ayunan sembari melantunkan selawat. Semua itu seolah keniscayaan ketika Faqih sudah berada di buaian. 

Sembari mengayun-ayun sang buah hati, Ali sesekali mengajak bayi mungil itu berbicara, sekadar mengajari kata Bapak, Ibu, atau menyebut nama Allah. Tapi, tentu saja, semua usahanya itu tak menimbulkan hasil apa-apa sampai saat ini. Faqih hanya sedikit merespon dengan tersenyum dan binaran mata cerah. Atau yang membuat Ali sangat girang adalah ketika Faqih merespon dengan suara-suara gumaman tak jelas yang hanya terdengar seperti penyebutan A panjang berulang kali.

Suara langkah kaki dari arah pintu dapur, membuat Ali menghentikan ayunan dan sontak memutar tubuh. Ajeng berjalan perlahan ke arahnya, lantas menghentikan langkah di depan pintu kamar depan. Dengan kimono mandi dan handuk di kepala serupa turban, dia tampak sangat segar.

"Aku ganti baju dulu, ya, Mas?" Ajeng mengangkat alis dan berisyarat ke kamar depan. 

Meskipun kini dia tidur di kamar belakang bersama Faqih, baju dan berbagai perlengkapan lain, masih berada di kamar depan.

Sebuah anggukan dari Ali untuk menjawab kalimat ibu muda itu. "Iya. Selesaikan semua. Faqih nggak rewel, kok." Dia kembali mengayun-ayun sang buah hati.

Melihat sang suami mengayun-ayun putranya, seketika Ajeng menyalangkan mata. "Mas, udah aku bilang, kan? Jangan diayun-ayun terus. Nanti jadi kebiasaan." Ajeng mendekat pada Ali sembari mengernyit. Suaranya naik beberapa oktaf secara otomatis.

"Oh, maaf, maaf. Aku nggak bisa menahan diri untuk tak melakukannya." Menyeringai, Ali ingin mengaburkan rasa bersalah dalam hatinya. Bayi mungil ini terlampau menggemaskan. 

(Terbit) Sekuntum Hati dari NgaraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang