part 13

265 20 7
                                    


"Kamu tidak akan mampu menyenangkan semua orang, jadi cukup bagimu hanya memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia."

***

Hari ini cuacanya tidak cerah seperti biasa, awan hitam menyapa menutup sinar matahari pagi, hembusan angin begitu menyejukkan, menandakan hujan akan segera datang menyapa bumi Allah.

Terlihat seorang gadis tengah duduk di sebuah kursi kelas, dengan kedua tangan menopang dagu.

"Wiiih ada pelakor tuh." ujar salah satu mahasiswi yang baru memasuki kelas bernama Elin.

"Ah elah, pelakor nya sok suci." ujar salah satunya bernama Eva.

Ayara yang tidak mengerti yang mereka bicarakan, memilih untuk diam saja sambil memainkan ponselnya, membalas pesan dari zayyan.

Tidak lama kemudian, Siska memasuki kelas dengan wajah yang Ayara tidak mengerti, apa yang terjadi dengan temannya itu.

"Siska." panggil Ayara namun tidak di gubris sang empu.

Siska yang semulanya duduk bersebelahan dengan Ayara kini pindah duduk di kursi paling depan berdekatan dengan Naila dan juga Manda, membuat Ayara mengerutkan keningnya bingung.

Ayara yang tidak mengerti maksud dari Siska, memutuskan untuk menanyakan kepada orangnya langsung.

"Siska kok kamu duduk disini?" tanya Ayara bingung.

"Mau dia duduk dimana, itu bukan urusan Lo!!" jawab Naila yang duduk bersebelahan dengan Siska dengan nada yang sangat ketus.

"Aku gak bicara sama kamu, aku bicara sama Siska."

"Siska kamu kenapa?" tanya Ayara, tapi tetap saja tidak di gubris oleh gadis itu.

"Siska, kok kamu diam aja? Aku ada salah?"

"Sis-"

Braakk!!

"Bisa diam gak!!? gue pusing denger Lo ngoceh trus dari tadi!!" bentak Siska membuat Ayara menciut tidak berani.

"Lo gak usah sok baik sama gue!! Dan mulai detik ini gue bukan teman Lo!! Catat itu!!" ujar Siska dengan menekankan setiap kata.

"Tapi kenapa? Aku salah apa?" tanya Ayara.

"Lo nanya!!?? Lo itu jalang, dan gue gak sudi temanan sama jalang kayak lo!!" ujar Siska dengan menunjuk wajah Ayara menggunakan jari telunjuknya.

Mata gadis itu memanas, baru kali ini dia mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Siska dan dilontarkan kepadanya.

"Cantik sih, tapi jalang. Sasimo!!"

"Aaa sasimo?? Apa tuuu??"

"Sana sini mau, hahaha."

Suara gelak tawa menggelegar diruangan itu. Ayara yang tidak tahan, memilih untuk keluar dari sana, mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya yang sangat tidak baik-baik saja saat ini.

"Ara tunggu!!" panggil seseorang mengehentikan langkah Ayara.

Gadis itu tidak menoleh sedikitpun, ia tau siapa orang yang memanggilnya, dengan cepat ia menghapus air mata yang terus keluar dari sudut matanya.

"Kenapa nangis hmm?" tanya zayyan yang kini sudah berada didepan Ayara.

Ayara hanya menggeleng kecil sebagai jawaban dan tidak berkata sedikit pun.

"Ayok kesana." ujar zayyan dan menarik tangan istrinya itu untuk pergi ke tempat yang sepi, agar tidak dilihat oleh mahasiswa2 yang berlalu lalang.

"Kenapa? Jawab jujur!?" tegas zayyan.

"Aku gak tau kenapa Siska marah sama aku, sampai lontarin kata-kata kasar, hiks.. hiks.. pak ustadz kira-kira aku ada salah apa ya, hiks.." ucap gadis itu terdengar sangat pilu.

"Udah di tanya?"

"Udah, tapi dia bilang, hiks.. gak mau hiks.. lagi temanan sama aku hiks..,, pak ustadz hiks.. emang aku salah apa hiks..."

Zayyan merengkuh tubuh istrinya, membiarkan gadis itu menangis disana.

"Kamu tidak akan mampu menyenangkan semua orang, jadi cukup bagimu hanya memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia."

"Kebaikan yang sebesar dan sebanyak apapun itu, akan luntur dengan secuil kesalahan yang kita lakukan. Padahal di dunia ini tidak ada yang sempurna, manusia itu tempatnya salah dan dosa, tapi itulah manusia, kebanyakan hanya melihat orang dari sisi buruknya dan membuang sisi baiknya."

"Laa tahzan innallaha ma'ana, jangan bersedih Sesungguhnya Allah bersama kita. Laa yukallifullahu nafsan Illa wus'ah, Allah tidak membebani seorang hamba melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

Kata-kata itu sangat menenangkan hati Ayara, sungguh dia beruntung memiliki suami seperti zayyan, selalu ada saat dia membutuhkan ketenangan.

Dia sangat malu sekarang, dulu laki-laki yang sangat dia benci karena perjodohan antara orang tua mereka, laki-laki yang selalu dia kasari tapi laki-laki itu tidak pernah membalas kasar kepadanya, dan sekarang dia merasa sangat beruntung, bahagia mendapatkan laki-laki seperti zayyan, yang selalu mengerti keadaannya.

Bahkan jika Ayara ditanya siapa laki-laki yang terbaik dalam hidupnya, tentu saja dia akan menjawab zayyan setelah ayahnya.

Sudah tidak ada suara isak tangis gadis itu, zayyan melepaskan rengkuhannya dari Ayara, menangkup pipi gadis itu dan menghapus sisa air mata yang ada disana.

"Jangan nangis lagi, saya tidak suka kamu menangis, kecuali menangis karena bahagia. Jangan membuat saya merasa tidak becus jadi suami, pokoknya istri kecilnya si pak ustadz ini gak boleh nangis lagi oke." ucap zayyan dengan mencubit gemas pipi chubby milik istrinya itu.

"Iya, tapi pipi aku sakit ni dicubit sama pak ustadz." ujar Ayara dengan mencabikkan bibirnya.

"Mana yang sakit?" tanya zayyan.

"Nih." Ayara menunjuk pipinya yang sebelah kanan, daaaan..

Cup!

Ayara membulatkan matanya, karena first kiss yang diberikan zayyan kepadanya.

Zayyan terkekeh geli melihat ekspresi Ayara dengan mulut terbuka, serta tangan yang memegang pipi yang di cium zayyan tadi.

"Kenapa? Mau lagi?" tanya zayyan dengan menaik turunkan alisnya.

"Pak ustadz iiihh.. nakal." Ayara mengerucutkan bibirnya.

"Mau lagi? yang sebelah kiri belum tu, kasihan." kata zayyan membuat Ayara menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Pak ustadz jangan macam-macam!! nanti aku laporin ke ayah, baru tau rasa!!"

"Ayah pasti bakal dukung saya."

"Iiihh PD banget."

"Iya lah.. saya kan menantu kesayangannya."

"Tu kan PD nya nambah."

"Hehe.. sekarang balik ke kelas, kayaknya udah mau hujan nih." titah zayyan karena melihat hari yang sudah semakin gelap karena mendung.

"Siap ustadz nya Ara." sahut Ayara dengan gaya hormat.

***

Assalamu'alaikum..

Jangan lupa spam next!!

Semoga kalian suka

Sekian, terimakasih.

Ustadz nya Ara Where stories live. Discover now